Mengenal Ciri Cacar Air pada Anak dan Cara Mengobatinya agar Tidak Berbekas
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, Sp.A
Cacar air atau chickenpox disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini sangat menular dan umumnya menjangkit anak-anak, namun orang dewasa juga bisa terinfeksi.
Tanda utama cacar air munculnya ruam kulit kemerahan yang sangat gatal dengan gelembung-gelembung.
Dalam beberapa hari, gelembung tersebut akan pecah dan mulai mengeluarkan cairan. Selanjutnya, cairan tersebut akan mengering dan membentuk kerak sebelum akhirnya sembuh.
Menurut data World Health Organization (WHO), sebelum vaksin varisela ditemukan, hampir semua orang akan mengalami cacar air, baik saat dewasa atau ketika masih anak-anak. Pemberian vaksin varisela di usia 12 bulan dan 14 bulan secara signifikan dapat menurunkan jumlah kasus penyakit ini.
Jika saat ini si Kecil terkena cacar air, jangan panik. Meski membuat anak rewel karena kulitnya gatal dan perih, penyakit ini tergolong tidak berbahaya.
Namun, jika penanganannya salah, cacar air bisa meninggalkan bekas yang sulit diobati.
Nah, artikel ini akan mengulas serba serbi cacar air dan sejumlah tips untuk mengatasi anak yang terkena cacar air.
Penyebab Cacar Air dan Penularannya
Anak-anak di bawah usia 2 tahun memiliki risiko tertinggi terkena cacar air. Faktanya, 90% dari semua kasus terjadi pada anak-anak kecil.
Namun, anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa juga bisa terinfeksi. Gejala cacar air pada anak-anak cenderung lebih ringan daripada pada orang dewasa.
Bagaimana Seseorang Bisa Tertular Cacar Air?
Cacar air bisa menular jika seseorang menyentuh ruam atau cairan dari gelembung seseorang yang terinfeksi virus ini.
Virus ini juga dapat menyebar melalui udara ketika seseorang dengan cacar air batuk atau bersin, dan orang lain menghirup droplet tersebut.
Saat terinfeksi cacar air, penderita akan menulari orang lain mulai dari 1 hingga 2 hari sebelum ruam muncul sampai semua gelembung mengering dan membentuk kerak.
Virus ini sangat menular, terutama pada minggu pertama setelah munculnya ruam. Orang yang belum pernah terinfeksi atau mendapatkan vaksin cacar air berisiko tertular jika mereka melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Virus ini juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi cairan cacar seperti mainan, pakaian, atau alat makan yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, AyBun perlu menjaga kebersihan dan mengisolasi si Kecil untuk mencegah penyebaran virus cacar air pada anggota keluarga yang lain.
Masa Inkubasi Cacar Air
Rata-rata, gejala cacar air akan muncul dalam waktu 10 hingga 21 hari setelah si Kecil terpapar virus.
Ciri-ciri Cacar Air
Anak yang terkena cacar air biasanya mengalami demam, sakit kepala, dan kelelahan. Beberapa hari setelah gejala awal, akan muncul ruam kemerahan kecil yang berubah menjadi gelembung berisi cairan pada kulit di wajah, dada, ataupun punggung. Pada kasus yang berat, ruam bisa menyebar ke sekujur tubuh, termasuk di dalam mulut dan area kelamin.
Ruam ini biasanya sangat gatal dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, anak juga dapat mengalami gejala flu ringan seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit perut.
Cacar Air Tahap Awal
Beberapa gejala yang sering muncul beberapa hari sebelum ruam adalah:
- Nyeri tubuh: Rasa nyeri di seluruh badan.
- Demam: Suhu tubuh yang meningkat.
- Kelelahan: Merasa sangat lelah dan kurang bertenaga.
- Kehilangan nafsu makan: Sulit untuk merasa lapar.
- Sakit kepala: Nyeri di bagian kepala.
Fase Cacar Air
Tahapan-tahapan dari fase cacar air terdiri dari:
Fase Pertama
AyBun akan melihat benjolan ruam kemerahan, atau bahkan hadir dengan warna yang sama dengan kulit. Dokter menyebutnya "papula."
Dalam fase ini, bisa muncul hingga 250 hingga 500 papula di seluruh tubuh. Benjolan baru akan terus muncul selama beberapa hari.
Fase Kedua
Benjolan ini kemudian akan berubah menjadi gelembung kecil berisi cairan yang disebut "vesikel." Vesikel ini bertahan sekitar satu hari sebelum pecah dan mulai mengeluarkan cairan.
Fase Ketiga
Luka terbuka ini akhirnya akan mengering dan berubah menjadi keropeng. Saat proses penyembuhan berlangsung, benjolan baru masih bisa muncul.
Si Kecil mungkin akan memiliki benjolan, gelembung, dan keropeng secara bersamaan. Virus ini bisa menyebar kepada orang lain hingga semua benjolan mengering dan mengeropeng.
Berapa Lama Cacar Air Bertahan?
Gejala cacar air biasanya berlangsung sekitar 4 hingga 7 hari. Dengan perawatan yang baik, anak akan cepat pulih!
Baca juga: Pahami Cara Keramas Anak Rambut Keriting dengan Anak Rambut Lurus yang Berbeda!
Cara Mengobati Cacar Air agar Tidak Berbekas
Pada anak yang sudah menerima vaksin varisela, maka gejala yang dialami saat terkena cacar air akan cenderung ringan. Namun, masalah yang kerap membuat orang tua cemas adalah bekas yang ditimbulkan oleh cacar air.
Nah, salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan cacar air berbekas adalah menggaruk kulit yang gatal hingga gelembung cacar air pecah. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat proses penyembuhan.
Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan ayah-bunda agar cacar air bisa mengering secara sempurna tanpa digaruk oleh tangan anak. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Mandikan dengan Campuran Oatmeal dan Baking Soda
Mandikan anak dengan air campuran oatmeal dan sedikit baking soda dapat membantu mengurangi rasa gatal pada kulit anak karena memiliki sifat anti-inflamasi sehingga dapat membantu meredakan peradangan. Berikut langkah-langkahnya:
- Siapkan oatmeal dan blender hingga halus. Pastikan teksturnya lembut dan tidak menggumpal.
- Tambahkan sedikit baking soda ke dalam oatmeal yang sudah dihaluskan. Baking soda membantu meredakan rasa gatal.
- Rebus air hingga hangat (tidak terlalu panas).
- Masukkan campuran oatmeal dan baking soda ke dalam air hangat. Aduk hingga tercampur merata.
- Biarkan anak berendam dalam air campuran tersebut selama sekitar 10-15 menit. Pastikan anak merasa nyaman selama berendam.
- Setelah berendam, angkat anak dan keringkan kulitnya dengan handuk lembut. Hindari menggosok kulit agar tidak memperparah iritasi.
- Mandikan anak dengan campuran ini dua kali sehari atau lebih, tergantung pada kebutuhan dan tingkat rasa gatal pada kulitnya.
Untuk AyBun yang ingin cara praktis, bisa membeli sampo atau sabun yang mengandung bahan colloidal oatmeal. Sabun dan shampo yang mengandung colloidal oatmeal dapat memberikan manfaat serupa tanpa harus repot membuat campuran sendiri.
2. Berikan Pakaian yang Longgar dan Berbahan Lembut
Pakaian yang ketat dapat memperparah gatal dan menyebabkan kulit terluka. Oleh karenanya, pilih pakaian yang longgar dan lembut agar tidak menggesek kulit dan membuat gelembung cacar air pecah.
3. Gunakan Lotion Anti-Gatal
Ada beberapa lotion atau krim yang dapat membantu meredakan gatal karena cacar air.
Beberapa pilihan lotion yang dapat digunakan yakni lotion calamine sebagai salah satu lotion yang paling umum digunakan untuk meredakan gatal karena cacar air.
Lotion ini mengandung zat yang dapat memberikan efek pendingin pada kulit dan membantu mengurangi gatal dan peradangan.
Namun, sebelum menggunakan lotion atau salep apa pun, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dan mengikuti instruksi dokter.
Beberapa produk mungkin tidak cocok untuk anak-anak. Jika kondisi kulit anak terlihat memburuk atau timbul gejala yang tidak diinginkan, segera konsultasikan pada dokter.
4. Menjaga Suhu Tubuh Tetap Sejuk
Panas dan keringat dapat membuat rasa gatal semakin parah. Gunakan kain lap yang dingin dan lembap pada area yang sangat gatal untuk menenangkan kulit.
5. Tetap Terhidrasi
Minumlah cukup cairan agar tubuh dapat mengeluarkan virus lebih cepat dan mencegah dehidrasi.
Pencegahan Cacar Air
Vaksin varisela adalah salah satu metode yang paling efektif. Dengan memberikan vaksin ini, anak yang telah kontak dengan penderita bisa terhindar dari sakit atau, jika sakit, gejalanya biasanya ringan.
Menurut studi Cochrane, dari 110 anak sehat yang terpapar cacar air, hanya 23% anak yang divaksin dalam 5 hari setelah terpapar akan mengalami sakit, dan gejalanya pun ringan. Sedangkan, 78% anak yang tidak divaksin akan mengalami sakit.
Lenting berisi cairan adalah ciri khas cacar air, biasanya muncul di batang tubuh, perut, dan punggung sebelum menyebar ke wajah.
Meskipun ada kemungkinan anak yang divaksin tetap tertular, gejala yang muncul biasanya lebih ringan, tanpa demam atau hanya demam ringan dengan sedikit lesi.
Jadi, vaksinasi varisela adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan si Kecil.
Penutup
Penting bagi AyBun untuk memastikan si Kecil mendapatkan vaksinasi varisela yang tepat pada usia 12 bulan dan 14 bulan.
Vaksinasi ini tidak hanya melindungi anak dari cacar air yang menular, tetapi juga mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat infeksi.
Dengan memastikan si Kecil mendapatkan vaksin yang diperlukan, AyBun dapat memberikan perlindungan optimal bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Jangan ragu untuk mengecek fitur vaksin di aplikasi Tentang Anak untuk informasi lebih lanjut dan jadwal vaksinasi yang tepat. Lindungi buah hati dari penyakit menular dan pastikan masa depan mereka lebih sehat!
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Sumber Foto: WebMD
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/chickenpox-scars
- https://www.webmd.com/children/what-is-chickenpox
- https://www.aad.org/public/everyday-care/itchy-skin/rash/chicken-pox
- https://www.healthline.com/health/oatmeal-bath-for-chickenpox
- Macartney K, Heywood A, McIntyre P. Vaccines for post-exposure prophylaxis against varicella (chickenpox) in children and adults. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Jun 23;2014(6):CD001833. doi: 10.1002/14651858.CD001833.pub3. PMID: 24954057; PMCID: PMC7061782.
Artikel Terkait
Lihat SemuaGejala, Penyebab dan Cara Mengobati Tipes pada Anak
Masalah KesehatanTak Perlu Cemas, Intip Cara Atasi Batuk Pilek pada Bayi dan Anak
Masalah KesehatanCara Menangani Campak pada Bayi
Masalah KesehatanApakah Speech Delay Bisa Sembuh Sendiri?
Masalah KesehatanHidung Bayi Tersumbat? Ini Cara Mengatasinya agar Si Kecil Kembali Ceria
Masalah Kesehatan- Lihat Semua