3 kebiasaan bikin gigi anak tonggos

Video: Waspadai! 3 Kebiasaan yang Bisa Bikin Anak Tonggos & Sulit Mengunyah!

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh drg. Stella Lesmana, Sp.KGA

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. 

Namun, ada beberapa kebiasaan yang sering kali tidak kita sadari justru dapat mempengaruhi susunan gigi si Kecil dan menyebabkan masalah seperti gigi tonggos atau kesulitan mengunyah. 

Jika dibiarkan, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya hingga dewasa. Yuk, simak 3 kebiasaan yang harus diwaspadai!

1. Bernapas Lewat Mulut

Salah satu penyebab yang sering diabaikan adalah kebiasaan bernapas lewat mulut. Hal ini biasanya terjadi karena adanya gangguan pada saluran pernapasan seperti rinitis, sinusitis, atau peradangan.

Ketika si Kecil bernapas lewat mulut, lidahnya cenderung menempel di dasar mulut agar udara bisa masuk. Akibatnya, otot pipi mendorong rahang atas sebabkan rahang menjadi sempit dan berbentuk "V". 

Kondisi ini membuat ruang untuk gigi menjadi lebih sempit, menyebabkan gigi tumbuh tidak beraturan dan gigi depan terdorong ke depan, sehingga muncul kondisi yang disebut open bite (gigitan terbuka).

Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih panjang dan sempit, dan bibirnya sering kali kering serta pecah-pecah.

2. Menghisap Jari Jempol atau Empeng dalam Waktu Lama

Kebiasaan menghisap jari, jempol, atau empeng mungkin terlihat sepele, namun jika dilakukan terus-menerus hingga usia di atas 3 tahun, kebiasaan ini dapat menyebabkan berbagai masalah gigi. 

Gigi depan atas bisa terdorong maju, sedangkan gigi depan bawah akan mundur. Rahang atas juga menjadi sempit dan langit-langit mulut menjadi lebih dalam.

Tidak hanya itu, gigitan gigi depan anak bisa terbuka, dan gigi belakang bisa mengalami gigitan terbalik, yang tentu akan berdampak pada kemampuan mengunyah si Kecil.

3. Lidah Mendorong ke Depan (Tongue Thrusting)

Kebiasaan lain yang perlu diwaspadai adalah lidah yang sering mendorong ke depan saat menelan atau berbicara (tongue thrusting). 

Jika tidak segera ditangani, dorongan lidah yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan bicara dan gigitan gigi depan terbuka. 

Selain itu, gigi depan atas akan terdorong ke depan, membuat susunan gigi semakin tidak beraturan.

Baca juga: Cari Tahu Perbedaan Karies dan Noda Hitam Pada Gigi Anak

Dampak Jangka Panjang

Jika kebiasaan-kebiasaan ini dibiarkan, bukan hanya susunan gigi yang akan berantakan, tetapi juga risiko karies atau gigi berlubang akan meningkat. 

Hal ini disebabkan oleh plak yang lebih mudah terselip di sela-sela gigi yang tidak beraturan. Selain itu, kondisi ini juga dapat berdampak pada psikologis anak karena bisa menjadi bahan bully di kemudian hari.

Cara Mencegah

Sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan kebiasaan-kebiasaan si Kecil sejak dini.

Jika anak menunjukkan tanda-tanda bernapas lewat mulut, menghisap jari, atau dorongan lidah ke depan, segera konsultasikan dengan dokter gigi anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Semakin dini masalah ini ditangani, semakin baik hasilnya untuk kesehatan mulut dan gigi si Kecil.

Penutup

Semoga artikel ini bermanfaat, AyBun! Jangan ragu untuk memeriksakan si Kecil ke dokter gigi jika melihat tanda-tanda tersebut. 

Jangan lupa, AyBun juga bisa bertanya dengan dokter gigi anak lebih lanjut melalui fitur Tanya Ahli di Aplikasi Tentang Anak, namun harus diingat, dalam keadaan yang tidak darurat ya bun! 🦷

Sumber:

Referensi:

  • American Academy of Pediatric Dentistry. Management of the developing dentition and occlusion in pediatric dentistry. The Reference Manual of Pediatric Dentistry. Chicago, Ill.: American Academy of Pediatric Dentistry; 2023:466-83. 
  • Taner, T., Saglam-Aydinatay, B. (2023). Physiologic and Dentofacial Effects of Mouth Breathing Compared to Nasal Breathing. In: Celebi, Ö.Ö., Önerci, T.M. (eds) Nasal Physiology and Pathophysiology of Nasal Disorders. Springer, Cham. 
  • Dimberg L, Arnrup K, Bondemark L. The impact of malocclusion on the quality of life among children and adolescents: a systematic review of quantitative studies. Eur J Orthod. 2015 Jun;37(3):238-47. 
  • Zhou, C., Duan, P., He, H. et al. Expert consensus on pediatric orthodontic therapies of malocclusions in children. Int J Oral Sci 16, 32 (2024). 

Artikel Terkait

Lihat Semua