anemia-pada-anak

Tanda Anemia Defisiensi Besi (Kekurangan Zat Besi) Pada Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, Sp.A

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah kondisi kekurangan zat besi dalam tubuh. Di Indonesia, 40-50% anak mengalami anemia ini, terutama pada wanita hamil, balita, usia sekolah, dan pekerja berpenghasilan rendah.

Penyebab Kekurangan Zat Besi pada Anak

Beberapa penyebab dari kekurangan zat besi pada anak, antara lain ialah:

  1. Biasanya sering ditemukan pada bayi yang mengkonsumsi susu formula karena mengandung zat besi yang lebih sulit diserap, sedangkan ASI mengandung zat besi yang mudah diserap.
  2. Bayi  prematur yang memerlukan tambahan zat besi lebih awal, karena bayi aterm yang diberi ASI eksklusif hingga 6 bulan mendapatkan zat besi cukup
  3. Infeksi kuman yang mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga anak sering sakit bisa kekurangan zat besi
  4. Pendarahan pada saluran cerna yang menyebabkan kehilangan darah mengurangi cadangan zat besi
  5. Gangguan penyerapan makanan (malabsorbsi) di usus menghambat penyerapan zat besi
  6. Ibu hamil dengan status hematologik buruk mempengaruhi cadangan zat besi bayi.
  7. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan Bayi Kembar: Bayi dengan kondisi ini lebih berisiko kekurangan zat besi
  8. Infestasi Parasit: Parasit mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Beberapa gejala anemia defisiensi besi (ADB) yang sering ditemui pada anak, yakni:

  1. Wajah pucat terutama pucat pada bibir, gusi, tepi kelopak mata, atau kuku
  2. Mudah kelelahan dan energi rendah
  3. Sesak napas saat beraktivitas.
  4. Tangan dan kaki terasa dingin
  5. Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat
  6. Nafsu makan yang buruk
  7. Pernapasan cepat dan tidak teratur
  8. Masalah perilaku atau lebih mudah marah
  9. Infeksi yang sering terjadi
  10. Keinginan mengkonsumsi benda-benda yang tidak bernutrisi seperti es atau makanan yang mengandung banyak tepung.

Pencegahan Kekurangan Zat Besi

Beberapa pencegahan kekurangan zat besi yang bisa AyBun lakukan antara lain:

  1. Hindari konsumsi susu sapi berlebih karena dapat menghambat penyerapan zat besi
  2. Berikan makanan kaya zat besi, seperti daging, ikan, ayam, hati, dan makanan yang mengandung vitamin C membantu penyerapan zat besi.
  3. ASI Eksklusif: Berikan ASI eksklusif hingga 4-6 bulan untuk bayi aterm. Bayi prematur perlu suplemen zat besi mulai usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung zat besi pada usia 4-6 bulan.

Mendeteksi ADB pada Anak

Mendeteksi anemia defisiensi besi (ADB) pada anak penting untuk mencegah dampak negatif jangka panjang. 

Diagnosis dini melalui pemeriksaan laboratorium dapat membantu mendeteksi kekurangan zat besi sebelum menjadi serius. 

Berikut cara mengenali dan memastikan anak Anda mengalami ADB:

  1. Gejala Klinis: Anak terlihat iritabel, lesu, nafsu makan berkurang, cepat lelah, sulit konsentrasi, pusing, atau pica (mengunyah benda seperti tanah atau kertas)
  2. Pemeriksaan Laboratorium:
    • Stadium I: Deplesi cadangan besi (penurunan kadar feritin).
    • Stadium II: Defisiensi besi tanpa anemia (penurunan SI dan TIBC)
    • Stadium III: Anemia defisiensi besi (penurunan Hb, MCV, Ht).

Pemeriksaan laboratorium dianjurkan pada usia 1 tahun untuk bayi aterm, 6-9 bulan untuk bayi preterm, 2-3 tahun, 5 tahun, dan dewasa muda.

Pengobatan ADB

ADB dapat diobati dengan preparat besi seperti ferosulfat, ferofumarat, atau feroglukonat.

Pemberian preparat besi dilakukan di antara waktu makan dan dilanjutkan 2-3 bulan setelah kadar Hb normal. 

Penyerapan zat besi dapat ditingkatkan dengan vitamin C dan dihindari bersama zat yang menghambat seperti teh, susu, telur, fitat, dan fosfat.

Pencegahan dan pengobatan ADB sangat penting untuk memastikan anak tumbuh dengan sehat dan optimal.

Baca juga: Pahami Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) Pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Penutup

Memantau dan mengatasi anemia defisiensi besi (ADB) pada anak sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan mereka. 

Dengan memahami penyebab, gejala, dan langkah-langkah pencegahan serta pengobatan, Anda dapat membantu anak tumbuh dengan optimal. 

Jika Anda khawatir tentang gejala ADB atau membutuhkan panduan lebih lanjut, jangan ragu untuk menggunakan fitur "Tanya Ahli" di aplikasi Tentang Anak. 

Artikel Terkait

Lihat Semua