Rutin Makan Telur Sebabkan Bisulan, Mitos atau Fakta?
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Pricilia Gunawan, Sp.A
Beberapa orang di Indonesia masih kesulitan membedakan mitos dan fakta. Salah satu mitos yang beredar adalah bahwa makan telur dapat menyebabkan bisul.
Akibatnya, banyak yang menghindari telur, padahal telur sebenarnya adalah salah satu sumber protein hewani yang baik untuk membantu memenuhi kebutuhan protein tubuh.
Telur juga kaya akan vitamin A, vitamin D, asam folat, asam lemak omega-3, fosfor, selenium, dan banyak lagi.
Manfaat Konsumsi Telur
Tahukah AyBun, telur mengandung asam amino lengkap dan protein berkualitas tinggi?
Telur juga merupakan salah satu sumber protein dengan harga terjangkau. Konsumsi telur secara rutin terbukti:
- Menurunkan risiko stunting hingga 47%
- Meningkatkan panjang badan
- Meningkatkan perkembangan kognitif.
Mitos atau Fakta Konsumsi Telur Setiap Hari Bikin Bisulan?
Telur menyebabkan anak bisulan adalah mitos! Faktanya, telur tidak menyebabkan bisul.
Bisul atau furunkel adalah peradangan pada folikel rambut yang menimbulkan benjolan merah berisi nanah dan rasa nyeri.
Banyak yang menganggap kemunculan bisul disebabkan oleh konsumsi telur, namun informasi ini hanyalah mitos.
Telur boleh diberikan secara rutin ke anak selama AyBun memastikan telur sudah dimasak dengan suhu minimal 71°C hingga matang, tandanya bagian putih dan kuningnya mengeras.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa telur dapat menyebabkan bisul.
Penyebab Terjadinya Bisul
Penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.
Bakteri ini sering ditemukan di permukaan kulit dan lapisan dalam hidung tanpa menimbulkan masalah.
Namun, bakteri ini bisa menginfeksi tubuh melalui luka gores atau gigitan serangga pada kulit.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya bisul meliputi:
- Terpapar bahan kimia beracun yang mengiritasi kulit
- Kurangnya kebersihan diri atau lingkungan
- Kurangnya asupan nutrisi
- Kontak langsung dengan penderita bisul
- Luka terbuka yang mengalami infeksi
- Obesitas
- Diabetes
- Perawatan kemoterapi
- Masalah kulit seperti scabies atau eksim
- Sistem imun yang lemah atau gangguan autoimun
- Penggunaan pakaian ketat.
Risiko meningkat pada anak dengan riwayat luka, digigit serangga, eksim, diabetes, atau infeksi kulit!
Penanganan Awal Saat Anak Terkena Bisul
Jangan panik saat anak terkena bisul. Berikut 6 penanganan awal yang bisa AyBun lakukan saat muncul bisul di kulit anak:
- Mandikan anak dengan sabun antibakteri
- Sesudah mandi, tutup bisul dengan kasa yang menyerap (absorbent dressing), dan ganti setiap hari.
- Jangan memencet bisul hal tersebut dapat meningkatkan penyebaran infeksi
- Beri parasetamol atau ibuprofen sesuai instruksi jika nyeri
- Pastikan anak istirahat cukup
- Ajarkan anak rutin cuci tangan
Hati-hati dan segera konsultasikan ke dokter jika kondisi bisulan disertai dengan gejala:
- Tidak membaik dengan sendirinya dalam 5 hari
- Sangat nyeri dan membesar dengan cepat
- Demam > 37.5°C
- Nafsu makan menurun
- Bisul yang berulang.
Hubungan antara Alergi Telur dan Risiko Munculnya Bisul
Meskipun telur bukan penyebab utama bisul, beberapa individu dapat mengalami alergi telur, terutama anak-anak.
Alergi telur terjadi ketika sistem imun tubuh menganggap protein dalam telur sebagai zat berbahaya.
Hal ini menyebabkan pelepasan histamin yang memicu reaksi alergi seperti ruam merah atau gatal-gatal pada kulit.
Ketika reaksi alergi muncul, penderita mungkin akan menggaruk kulitnya.
Jika digaruk berlebihan, dapat menimbulkan luka pada kulit yang menjadi pintu masuk bagi bakteri dan memicu infeksi. Ini dapat meningkatkan risiko munculnya bisul pada kulit.
Penderita alergi telur juga dapat mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Meski jarang, reaksi alergi parah (anafilaksis) juga mungkin terjadi.
Baca selengkapnya: Telur Terbukti Cegah Stunting! Intip 4 Jenis Telur untuk MPASI beserta Kandungannya
Penutup
Kesimpulannya, mengonsumsi telur bukan penyebab munculnya bisul dan aman dikonsumsi oleh orang sehat atau mereka yang tidak memiliki riwayat alergi telur.
Namun, jika seseorang memiliki riwayat alergi telur, disarankan untuk membatasi konsumsi telur guna menghindari reaksi alergi.
Sumber Foto: www.pexels.com
SUmber Referensi:
- https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/abscess
- https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/infections/Pages/Boils-Abscess-and-Cellulitis
- https://www.uptodate.com/contents/suspected-staphylococcus-aureus-and-streptococcal-skin-and-soft-tissue-infections-in-children-greater-than28-days-evaluation-and-management
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/telur-mentah-atau-setengah-matang-bolehkah-diberikan-pada-bayi-anda
- Lutter, C. K., Iannotti, L. L., & Stewart, C. P. (2018). The potential of a simple egg to improve maternal and child nutrition. Maternal & child nutrition, 14 Suppl 3(Suppl 3), e12678. https://doi.org/10.1111/mcn.12678