
Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Baru Lahir Sering Cegukan
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda Sp.A
Cegukan pada bayi baru lahir adalah hal yang umum terjadi dan sering membuat orang tua baru khawatir. Suara "hik" yang mungil ini mungkin terdengar lucu, tapi tetap memunculkan pertanyaan: apakah ini berbahaya?
Sebenarnya, cegukan pada bayi merupakan bagian dari proses tumbuh kembang yang normal dan biasanya tidak berbahaya, AyBun. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh penyebab dan cara mengatasi bayi baru lahir sering cegukan, serta kapan saatnya menghubungi dokter.
Penyebab Cegukan pada Bayi Baru Lahir
Cegukan pada bayi terjadi karena kontraksi tiba-tiba otot diafragma yang menyebabkan pita suara tertutup dengan cepat, menghasilkan suara "hik". Berikut beberapa penyebab umum:
- Refleks Normal: Cegukan merupakan refleks alami yang mendukung perkembangan pernapasan bayi.
- Proses Menyusui: Menyusu terlalu cepat, menelan udara, atau posisi menyusu yang kurang tepat bisa memicu cegukan.
- Perubahan Suhu: Memberikan makanan atau susu dengan suhu berbeda secara bergantian bisa merangsang cegukan.
- Refluks (GERD): Dalam kasus tertentu, cegukan disebabkan oleh naiknya asam lambung ke esofagus. Ini biasanya ditandai dengan bayi tampak tidak nyaman atau menangis terus-menerus.
Cegukan juga bisa terjadi sejak dalam kandungan dan umum dialami bayi hingga usia 6 bulan.
Apakah Cegukan Menyakitkan dan Perlukah Dikhawatirkan?
Cegukan pada bayi tidak menyakitkan dan umumnya tidak mengganggu aktivitas seperti menyusu atau tidur. Meski terlihat tubuh bayi bergerak setiap kali cegukan, mereka biasanya tidak merasa terganggu.
Namun, cegukan bisa menjadi perhatian jika:
- Terjadi sangat lama (lebih dari 2–3 jam).
- Disertai perubahan warna kulit (menjadi kebiruan).
- Bayi tampak kesulitan bernapas atau menangis terus-menerus.
Cara Mengatasi dan Mencegah Cegukan pada Bayi
Cara Mengatasi:
- Sendawakan bayi secara rutin: Lakukan saat menyusu dan setelahnya agar udara keluar dari perut.
- Jaga posisi tegak setelah menyusu: Tahan bayi dalam posisi tegak selama 20–30 menit, bisa sambil digendong.
- Atur aliran susu botol: Gunakan dot dengan aliran yang sesuai usia untuk mengurangi udara masuk.
- Beri jeda saat menyusu: Jika menyusu terlalu cepat, beri jeda sebentar sebelum melanjutkan.
- Pastikan perelekatan (latch) menyusu benar: Periksa agar mulut bayi menempel penuh pada puting, bukan hanya ujungnya.
Cara Mencegah:
- Hindari overfeeding: Ketahui sinyal kenyang dan lapar si Kecil agar tidak overfeeding saat menyusuinya.
- Berikan saat bayi tenang: Menyusu saat bayi menangis bisa membuat ia menelan lebih banyak udara.
- Jangan langsung baringkan bayi: Setelah menyusu, tahan dalam posisi tegak dulu.
Hal yang Tidak Disarankan:
- Jangan mengagetkan bayi.
- Jangan menarik lidah bayi.
- Hindari menaruh kain basah di kepala atau menekan ubun-ubun bayi.
- Jangan memberikan air putih pada bayi di bawah 6 bulan tanpa anjuran dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan jika:
- Cegukan berlangsung lebih dari 2–3 jam tanpa henti.
- Bayi tampak kesakitan atau sulit bernapas.
- Muncul gejala lain seperti muntah berlebihan, menangis terus-menerus, atau kulit membiru.
Kesimpulan
Cegukan pada bayi baru lahir merupakan fenomena umum yang sering kali tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Dengan memahami penyebab dan langkah penanganannya, AyBun dapat merasa lebih tenang dan sigap dalam menghadapi situasi ini.
Tetaplah mengamati kondisi bayi, dan bila cegukan berlangsung lama atau disertai gejala mencurigakan, segera hubungi dokter. Cegukan mungkin terdengar lucu, tapi perhatian dan pengetahuan AyBun adalah kunci utama menjaga kenyamanan si kecil.

