Ciri DBD pada Anak: Demam Tinggi, Ruam hingga Mimisan
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Radhian Amandito, Sp.A
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit serius yang harus diwaspadai oleh ayah-bunda yang memiliki bayi atau anak-anak. Alasannya karena si kecil masuk dalam kelompok yang rentan terkena DBD.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, kasus dengue di Indonesia mencapai 131.265 kasus, dan sekitar 40% penderita adalah anak-anak usia 0-14 tahun. Di sisi lain, tingkat kematian anak akibat DBD juga sangat tinggi yakni mencapai 1.135 kasus dengan 73% terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Nah, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, ayah-bunda wajib mengetahui ciri-ciri DBD pada anak.
Tujuannya agar si kecil segera mendapatkan penanganan yang tepat ketika terkena DBD. Lantas, apa saja ciri-ciri DBD pada anak yang perlu diwaspadai dan bagaimana pertolongan pertamanya ketika si kecil terkena DBD? Baca artikel ini hingga tuntas untuk mendapatkan jawabannya.
7 Ciri-Ciri DBD pada Anak
Gejala DBD pada anak bisa berbeda-beda satu dan lainnya. Namun, terdapat sejumlah ciri yang khas yang sayangnya sering diabaikan oleh orang tua karena anak kecil dan bayi belum bisa mengkomunikasikan kondisi yang dialaminya. Berikut ini adalah sejumlah gejala tersebut:
1. Demam Tinggi
Anak yang menderita DBD biasanya akan mengalami Demam tinggi dan tiba-tiba dengan suhu mencapai 37,5 hingga 40 derajat Celsius. Demam ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Demam biasanya terjadi pada fase awal demam berdarah.
2. Nyeri di Belakang Mata
Nyeri di belakang mata merupakan salah satu gejala umum DBD. Gejala ini biasanya terjadi pada fase demam akut.
Nyeri biasanya terjadi di area sekitar mata dan dahi, dan dapat menjadi lebih parah saat anak menggerakan mata. Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3 hingga ke-5 dan bisa berlangsung selama beberapa hari.
3. Nyeri Sendi, Otot dan Tulang
Rasa nyeri pada sendi, otot, dan tulang merupakan gejala lain DBD. Nyeri ini bisa menjadi sangat parah dan membuat anak kesulitan untuk bergerak. Gejala ini biasanya muncul selama fase demam akut DBD, yang berlangsung selama 2-7 hari.
4. Sakit Kepala Parah
Sakit kepala yang menjadi gejala DBD biasanya sangat parah dan terlokalisasi di area belakang mata atau dahi. Si kecil akan mengalami sakit kepala berdenyut-denyut dan dapat membuatnya tidak nyaman bahkan saat beristirahat.
5. Munculnya Ruam Merah
Ruam pada kulit si kecil juga menjadi ciri khas DBD. Ruam muncul karena pendarahan kecil di bawah kulit, yang disebut sebagai petekie. Petekie terjadi karena kerusakan pada dinding pembuluh darah kecil dan pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang terjadi pada fase demam akut DBD.
Pada fase ini, jumlah trombosit dalam darah penderita DBD juga cenderung menurun, sehingga membuat penderita lebih rentan mengalami perdarahan.
Petekie yang muncul pada kulit biasanya berukuran kecil dan berbentuk bercak-bercak yang merah atau merah keunguan. Ruam pada DBD dapat muncul di seluruh tubuh, termasuk pada tangan, kaki, wajah, dan seluruh bagian tubuh.
6. Mimisan dan Gusi Berdarah
Pendarahan akibat demam akut juga bisa mengakibatkan mimisan pada anak dan keluarnya darah dari gusi si kecil.
7. Mual dan Muntah
Saat terkena DBD, si kecil juga akan mengalami mual dan muntah dalam frekuensi yang cukup sering (lebih dari 3 kali sehari). Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya peradangan pada selaput lendir lambung yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Selain itu, mual dan muntah juga dapat terjadi akibat gangguan fungsi hati pada penderita DBD.
Cara Menangani DBD pada Anak
Jika si kecil memiliki sekian ciri di atas, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Sebelum sampai ke dokter atau rumah sakit, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh orang tua:
- Memberikan cairan yang cukup karena penderita DBD rentan mengalami dehidrasi akibat muntah yang sering. Pastikan anak minum air putih yang cukup, dan memberikan cairan elektrolit seperti oralit, agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
- Memberikan obat penurun demam seperti paracetamol. Namun, hindari pemberian obat golongan NSAID seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Memberikan makanan yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran untuk menjaga kesehatan anak dan mempercepat pemulihan.
Selain itu, penting juga untuk menghindari nyamuk sebagai vektor virus dengue dengan cara memasang kelambu pada tempat tidur anak, menggunakan obat nyamuk, dan membersihkan lingkungan sekitar rumah dari tempat-tempat yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Nah, demikianlah sejumlah informasi penting mengenai demam berdarah pada anak yang perlu dikteahui oleh ayah-bunda. Semoga bermanfaat.
Foto: Freepik
Sumber:
Hermawanto, A. 2022. Mengenal Gejala DBD Pada Bayi. Jakarta. Yankes: Kementerien Kesehatan RI.
Rokom. 2023. Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini. Jakarta. Sehat Negeriku: Kementerian Kesehatan RI.