dampak penggunaan dot pada bayi

Risiko dan Dampak Penggunaan Dot Pada Bayi yang Perlu Diketahui

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ayudya Soemawinata, BMedSc (Hons), IBCLC

Penggunaan dot memang bisa menjadi solusi praktis saat AyBun tidak bisa menyusui secara langsung atau direct breastfeeding (DBF). 

Namun, sebelum menjadikan dot sebagai pilihan utama, penting untuk memahami risiko dan dampak yang bisa terjadi pada si Kecil.

Berikut ulasan lengkap yang perlu AyBun ketahui mengenai penggunaan dot pada bayi.

Risiko Penggunaan Dot Pada Bayi

Salah satu risiko utama dari penggunaan dot adalah bingung puting.

Bingung puting terjadi ketika bayi kesulitan beralih antara menyusu langsung dari payudara (DBF) dan menggunakan dot

Akibatnya, bayi bisa kesulitan melekat dengan baik di payudara dan bunda kesulitan memproduksi dan memompa ASI secara maksimal.

Selain itu, jika dot digunakan terlalu lama, terutama setelah bayi berusia lebih dari 18 bulan, beberapa risiko lain dapat muncul, seperti:

  1. Karies gigi: Menyusu dari dot, terutama saat tidur, meningkatkan risiko terbentuknya plak yang menyebabkan kerusakan gigi.
  2. Infeksi telinga: Posisi menyusu dengan dot yang tidak tepat dapat memicu masuknya cairan ke saluran telinga, meningkatkan risiko infeksi.
  3. Obesitas: Bayi yang terbiasa menyusu dari dot berisiko mengalami overfeeding, yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan berlebih.
  4. Gerakan tutup mulut (GTM): Terlalu lama menggunakan dot bisa membuat anak sulit menerima makanan padat saat waktunya MPASI.
  5. Perubahan struktur gigi: Penggunaan dot yang berlebihan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan struktur gigi bayi.

Kapan Harus Menghentikan Penggunaan Dot?

Para ahli merekomendasikan penggunaan dot mulai dihentikan secara bertahap sejak bayi berusia 6 bulan.

Paling lambat, AyBun disarankan untuk menghentikan penggunaan dot saat si Kecil berusia 12 hingga 18 bulan.

Namun, jika kondisi tertentu mengharuskan penggunaan dot, seperti adanya indikasi medis, pastikan AyBun memilih dot dengan bahan dan bentuk yang tepat serta menerapkan teknik pemberian yang benar.

Saat DBF tidak memungkinkan dilakukan, terdapat beberapa alternatif metode pemberian ASI pada anak, yaitu menggunakan:

    • Spuit
    • Pipet
    • Sendok/spoon feeder
    • Cup feeder
    • Gelas

Baca juga: Waspadai! 3 Kebiasaan yang Bisa Bikin Anak Tonggos & Sulit Mengunyah!

Tips Memilih Dot dan Bahan Botol yang Tepat

Jika AyBun perlu menggunakan dot, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dot dan botol yang aman untuk si Kecil:

tips memilih dot & bahan botol yang tepat

Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/

Teknik Pemberian Dot yang Benar

Gunakan paced bottle feeding agar laju alir susu dikontrol oleh bayi, seperti saat menyusu langsung dari payudara. Teknik ini bisa membantu mengurangi risiko overfeeding dan mendekati pengalaman menyusu alami.

teknik pemberian dot yang benar

Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/

Pilih Dot dengan Laju Alir Rendah

Pastikan dot yang digunakan memiliki laju alir rendah untuk menyerupai proses menyusu dari payudara. AyBun bisa memilih dot dengan ‘level’ yang sesuai usia bayi, seperti:

  • Level 0: Untuk bayi prematur
  • Level 1: Baru lahir (0-3 bulan)
  • Level 2: 3-6 bulan
  • Level 3: 6 bulan atau lebih
  • Level 4: 9 bulan atau lebih.

Namun, perhatikan sinyal dari bayi. Jika terlihat terlalu berusaha menyedot, laju alir mungkin terlalu lambat. Jika bayi tersedak atau muntah, laju alir terlalu cepat.

Bentuk Dot yang Direkomendasikan

Meskipun belum ada rekomendasi resmi dari lembaga seperti AAP, WHO, atau UNICEF mengenai bentuk dot terbaik, AyBun bisa mencari dot dengan ciri-ciri berikut:

bentuk dot yang direkomendasikan

Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/

Tujuannya adalah untuk meniru posisi mulut dan lidah bayi saat menyusu langsung dari payudara.

Namun, sering kali AyBun perlu mencoba beberapa tipe dot untuk menemukan yang paling cocok untuk si Kecil.

Kesimpulan

Penggunaan dot memang bisa membantu AyBun saat direct breastfeeding tidak memungkinkan, tetapi ada risiko yang perlu diwaspadai. 

Untuk mengurangi dampak negatifnya, pastikan memilih dot yang tepat, menerapkan teknik pemberian susu yang benar, dan tidak menggunakan dot terlalu lama. 

Jika memungkinkan, mulai hentikan penggunaan dot saat bayi memasuki usia 6 bulan. Dengan memahami risiko dan dampaknya, AyBun dapat mengambil keputusan terbaik untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil secara optimal!

Artikel Terkait

Lihat Semua