Ketahui Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi (Alat KB) dan Efek Sampingnya
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Dinda Derda, Sp.OG
Memilih alat kontrasepsi (KB) adalah keputusan penting yang mempengaruhi perencanaan keluarga.
Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan efek samping yang berbeda, sehingga penting bagi AyBun untuk mengetahui jenis-jenisnya sebelum membuat keputusan.
Berikut beberapa jenis alat KB beserta efek samping yang mungkin timbul.
1. Pil KB
Pil KB umumnya terdiri dari 21–28 butir dan penggunaannya harus berkelanjutan selama satu siklus. Pil ini harus dikonsumsi setiap hari pada waktu yang sama untuk menjaga efektivitasnya.
Cara kerja Pil KB yakni dengan menghambat terjadinya ovulasi dengan menghasilkan hormon. Tingkat efektivitas dari Pil KB cenderung tinggi dengan risiko kegagalan yang rendah dan membuat haid tetap lancar.
Ada dua jenis pil KB untuk mencegah kehamilan yang umum dipakai di Indonesia, yaitu:
Pil KB Hormon Tunggal
Tipe Pil KB hormon tunggal hanya mengandung progestin dan diminum sekali sehari. Hormon ini bekerja dengan mengentalkan lendir di leher rahim, sehingga menghalangi sperma untuk bertemu sel telur.
Progestin, yang merupakan bentuk sintetis dari progesteron, memicu perubahan pada rahim. Setelah AyBun mengonsumsinya darah haid bisa berhenti atau terjadi flek.
Jika konsumsi dihentikan kadar progestin dalam darah akan menurun, menyebabkan lapisan rahim luruh, yang menghasilkan pendarahan vagina (menstruasi).
Selain itu, progestin membantu hormon lain dalam menghentikan siklus menstruasi, serta mencegah sperma mencapai sel telur dan menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Beberapa efek samping dari Pil KB Hormon Tunggal yakni:
- Pendarahan atau muncul bercak flek
- Nyeri payudara
- Sakit kepala
- Mual
- Kembung
- Peningkatan tekanan darah.
Pil KB Hormon Kombinasi
Pil ini mengandung kombinasi antara estrogen dan progestin. Cara kerja gabungan kedua hormon tersebut adalah dengan mencegah ovulasi dan mengubah konsistensi lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga menyulitkan sperma untuk melewatinya.
Jenis pil KB hormon kombinasi juga berfungsi untuk mencegah implantasi dengan mengubah lapisan endometrium menjadi lebih tipis.
Penggunaannya dapat mengganggu pergerakan tuba falopi, sehingga tidak terjadi perubahan pada sel telur.
Sayangnya, pil kb hormon kombinasi tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu menyusui, memiliki tekanan darah tinggi, hingga memiliki riwayat kanker payudara.
Beberapa efek samping dari Pil KB Hormon Kombinasi yakni:
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Sakit kepala
- Nyeri payudara
- Mual
- Pusing
- Jerawat
- Kenaikan berat badan
2. KB Suntik
Metode KB suntik cocok untuk AyBun yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang tanpa harus ingat meminumnya setiap hari. Risiko kegagalan di bawah 1% menjadikan KB suntuk sebagai alat kontrasepsi yang praktis.
Terdapat 2 jenis suntik KB yakni KB Suntik 1 Bulan dan KB Suntik 3 Bulan:
KB Suntik 1 Bulan
KB suntik bulanan mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mencegah kehamilan dengan mengentalkan lendir di serviks dengan cara menghentikan ovulasi dan mengurangi ketebalan dinding rahim.
Salah satu keunggulan dari suntik kontrasepsi 1 bulan adalah risikonya yang lebih rendah terkait dengan perdarahan tidak teratur, sehingga siklus menstruasi penggunanya bisa tetap teratur.
Umumnya, setelah menghentikan penggunaan suntik ini, AyBun dapat kembali subur dalam waktu sekitar tiga bulan.
Namun, ada beberapa kelemahan dari suntik kontrasepsi bulanan, salah satunya adalah pengguna seringkali lupa untuk melakukan penyuntikan ulang.
Interval yang hanya sebulan membuat beberapa orang merasa malas untuk melakukannya. Selain itu, suntik kontrasepsi ini tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
KB Suntik 3 Bulan
KB suntik setiap 3 bulan mengandung hormon progestin saja. Fungsinya umumnya adalah untuk menekan ovulasi, sehingga ovarium tidak melepaskan sel telur, dan mengentalkan lendir serviks untuk menghalangi sperma agar tidak dapat mencapai sel telur.
Keunggulan suntik kontrasepsi 3 bulan antara lain aman bagi ibu menyusui, sangat efektif mencegah kehamilan hingga 99%, dan dapat mengurangi risiko kanker rahim serta kanker ovarium. Pengguna metode ini biasanya tidak mengalami menstruasi atau hanya mengalami flek-flek ringan.
Namun, salah satu kelemahan dari suntik kontrasepsi ini adalah waktu pemulihan kesuburan setelah menghentikan penggunaan bisa memakan waktu sekitar 1 tahun.
Beberapa efek samping KB suntik yakni:
- Perubahan siklus menstruasi (amenore atau menstruasi tidak teratur)
- Penurunan kepadatan tulang jika digunakan jangka panjang
- Keluarnya bercak darah
- Kenaikan berat badan
- Sakit kepala
Baca juga: Benarkah Pemakaian KB Suntik 1 Bulan Mempengaruhi Jumlah ASI?
3. IUD (Intrauterine Device) atau Spiral
IUD atau biasa dikenal dengan sebutan KB spiral adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis.
Terdapat dua jenis IUD: IUD tembaga yang tidak mengandung hormon, dan IUD hormonal yang melepaskan progestin.
Kelebihan dari IUD yakni dapat bertahan lama di dalam rahim. Namun efek samping yang ditimbulkan antara lain yakni:
- Kram atau nyeri perut setelah pemasangan
- Menstruasi lebih berat (untuk IUD tembaga)
- Risiko infeksi pada saat pemasangan
- Menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahim saat berhubungan intim
- Amenore (untuk IUD hormonal).
4. Implan KB
Implan adalah alat kecil berbentuk batang yang dipasang di bawah kulit lengan. Alat ini melepaskan hormon progestin secara perlahan dan dapat bertahan hingga 3-5 tahun.
Penggunaan KB implan dilakukan dengan memasukan alat ini ke bagian bawah kulit, biasanya di lengan bagian atas.
Terkenal memiliki efektifitas cukup tinggi hingga 100% dalam mencegah kehamilan. Implan KB memiliki efek samping antara lain:
- Menstruasi tidak teratur atau berhenti sama sekali
- Menimbulkan memar atau bengkak pada kulit saat baru dilakukan pemasangan implan
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati
- Jerawat
5. Kondom Pria
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling mudah digunakan dan tidak melibatkan hormon.
Kondom menjadi alat kontrasepsi yang banyak dipilih karena cara menggunakannya cukup praktis dan harganya yang terjangkau. Penggunaan kondom yang benar dapat mencegah kehamilan hingga 85%.
Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom juga berguna untuk menurunkan risiko penyebaran penyakit menular seksual.
Beberapa kekurangan dan efek samping dari penggunaan kondom yakni:
- Reaksi alergi terhadap bahan lateks (untuk sebagian orang)
- Potensi robek atau lepas saat penggunaan yang tidak tepat yang dapat meningkatkan risiko kehamilan.
6. Diafragma & Spermisida
Diafragma adalah alat berbentuk mangkuk yang ditempatkan di dalam vagina untuk menutupi leher rahim dan mencegah sperma masuk.
Diafragma umumnya digunakan bersamaan dengan spermisida. Spermisida sendiri ialah alat kontrasepsi berbentuk jeli, krim, atau busa yang mengandung bahan kimia untuk mematikan sperma.
Spermisida dimasukkan ke dalam vagina 30 menit sebelum berhubungan intim. Spermisida merupakan salah satu kontrasepsi dengan harga terjangkau dan mudah digunakan.
Keduanya hadir dengan harga yang cukup terjangkau, namun risiko kegagalannya cukup tinggi, karena tingkat efektifitasnya kurang dari 70%. Beberapa efek samping yang ditimbulkan yakni:
- Risiko iritasi pada organ intim atau alergi dari spermisida
- Infeksi saluran kemih jika tidak dipasang atau dilepas dengan benar.
7. Sterilisasi (Tubektomi/Vasektomi)
Metode permanen ini melibatkan prosedur bedah untuk memotong atau mengikat saluran telur (tubektomi) atau saluran sperma (vasektomi).
Sterilisasi menjadi pilihan bagi pasangan yang sudah tidak ingin memiliki anak.
Efek samping:
- Risiko komplikasi dari operasi (infeksi, pendarahan)
- Tidak dapat dipulihkan (permanen)
Kesimpulan
Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan risiko efek samping yang berbeda. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan AyBun.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Sumber Foto: Advantia Health
Referensi: