kapananakalamipubertas

Kapan Seharusnya Anak Alami Pubertas?

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Pubertas adalah fase transisi anak menuju ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik-biologis dan psikis. Umumnya terjadi lebih awal pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Lalu, perubahan fisik seperti apa yang normal pada masa pubertas?

Tahapan pubertas anak perempuan akan dimulai sejak usia 8 sampai 13 tahun dengan ditandai ciri berikut.

 4 Tanda Anak Perempuan Alami Pubertas

  1. Payudara mulai menonjol dan ada nyeri spontan saat tidak sengaja tersentuh
  2. Pertambahan tinggi badan secara pesat sekitar 9 cm/tahun
  3. Tumbuhnya rambut kemaluan
  4. Menstruasi

Sedangkan, tahapan pubertas anak laki-laki ditandai dimulai sejak usia 9 sampai 14 tahun dengan tanda di antaranya:

  1. Pertambahan volume testis mencapai 4 mL
  2. Tumbuhnya rambut kemaluan
  3. Pertambahan tinggi badan secara pesat sekitar 10 cm/tahun
  4. Munculnya jakun dan kumis
  5. Mimpi basah

Semua tahapan pubertas anak harus berjalan secara berurutan! Ayah Bunda dapat melakukan hal-hal berikut untuk mengoptimalkan masa pubertas anak, seperti membiasakan ia:

-Makan makanan sehat dan bergizi seimbang

-Melakukan aktivitas fisik secara rutin

-Terbuka dan jujur pada Ayah Bunda mengenai perubahan fisik maupun psikologisnya.

Ada beberapa anak yang mengalami lebih cepat puber ketimbang anak lain seusianya. Masa pubertas yang datang terlalu cepat dapat berdampak buruk pada kondisi anak. Anak perempuan yang melewati pubertas lebih awal, rentan mengalami serangan panik, depresi, dan ketidakpuasan bentuk tubuh. Mengapa anak lebih cepat puber ketimbang anak lain seusianya? 

Masa pubertas yang dialami lebih cepat menyebabkan perubahan bentuk serta ukuran tubuh anak-anak. Anak perempuan dikatakan mengalami pubertas lebih cepat ketika menjalani menstruasi sebelum usia 8 tahun, pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi dengan tanda perubahan suara yang menjadi lebih berat, tumbuh rambut halus, serta pembesaran testis atau penis sebelum memasuki usia 9 tahun.

Selain itu, gejala umum lainnya adalah munculnya masalah jerawat pada wajah, pertumbuhan tinggi yang menjadi lebih pesat, dan muncul aroma badan seperti orang dewasa. Selain para remaja, baiknya Ayah Bunda juga memerhatikan dan memahami tanda-tanda pubertas yang dialami anak dengan baik.

Dampak Pubertas Dini pada Anak

Jika pubertas berhenti, pertambahan tinggi badan anak juga berhenti karena tulang kerangka matang dan pertumbuhan tulang berhenti pada usia yang lebih dini dari normalnya. Pertumbuhan dini dapat membuat mereka yang awalnya lebih tinggi dari teman seusianya, tapi berhenti tumbuh terlalu cepat dan meyebabkan tinggi badan yang lebih pendek dari yang seharusnya mereka peroleh.

Menjalani pubertas dini juga bisa sulit bagi anak secara emosi dan sosial misalnya, anak perempuan dengan pubertas dini bisa bingung atau malu tentang perubahan fisiknya seperti menstruasi atau payudara yang membesar sebelum teman seusianya mengalami kondisi tersebut. Namun, bagian tersulit adalah menghadapi berbagai ucapan yang kerap didapat oleh anak dengan kondisi ini, terutama pada anak perempuan. Emosi dan perilaku bisa berubah pada anak dengan pubertas dini. Anak perempuan bisa sangat cepat marah dan beralih emosi. Jika pubertas dini ini terjadi pada anak laki-laki, ia akan menjadi lebih agresif dan memiliki libido yang tidak tepat untuk usianya.

Nah, Ayah Bunda selalu kenali bagaimana kondisi si Kecil ya, pantau terus si Kecil sekalipun ia sudah memasuki usia sekolah dan remaja karena mulai adanya perkembangan hormon yang juga berpengaruh pada kesehatannya. Jika ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, yuk gunakan aplikasi Tentang Anak untuk konsultasi bersama dokter spesialis anak dan psikolog anak!

Sumber:

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kapan-anak-dikatakan-mengalami-pubertas

Ditinjau oleh:

dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua