Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Empati

Kenalkan Empati Pada Anak untuk Mencegah Perilaku Perundungan atau Pembully

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace E. Sameve, M.Psi, M.A

Perundungan, baik di dunia nyata maupun online, masih sering terjadi di kalangan anak-anak. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi perilaku ini, penelitian menunjukkan bahwa pelaku bullying biasanya memiliki tingkat empati yang rendah. 

Ketidakmampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat membuat mereka acuh tak acuh dan meningkatkan risiko terjadinya perundungan.

Mengapa Empati Penting?

Menurut Profesor Psikologi Karina Schumann dari Universitas Pittsburgh, empati adalah kunci untuk perilaku prososial. 

Empati tidak hanya mendorong tindakan positif seperti memaafkan dan berpartisipasi dalam kegiatan sukarela, tetapi juga mengurangi kecenderungan agresi dan penindasan. 

Anak yang memiliki empati tinggi cenderung lebih sadar diri dan responsif terhadap perasaan orang lain, yang dapat melindungi mereka dari terlibat dalam bullying.

Empati berfungsi sebagai “rem sosial” yang membimbing perilaku seseorang di masyarakat. 

Tingginya empati memungkinkan anak untuk lebih mudah memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain, yang mempengaruhi keputusan mereka berdasarkan nilai moral yang diterima dari lingkungan sekitar.

Cara Efektif Mengajarkan Empati kepada Anak

Untuk menanamkan empati pada anak-anak, pertimbangkan strategi berikut:

1. Diskusikan Perasaan

Ajak anak berdiskusi tentang perasaan mereka sendiri dan orang lain. Gunakan pertanyaan terbuka seperti, 

"Bagaimana perasaanmu jika berada di posisi temanmu yang sedang kesulitan?

Ajarkan juga anak sedari kecil untuk mengenali ekspresi wajah yang menunjukkan berbagai emosi.

2. Baca Cerita dan Buku

Baca buku atau cerita yang membahas tema empati. Cerita tentang pengalaman orang lain membantu anak memahami perspektif yang berbeda. 

Buku seperti seri Sikap Baik “Empati” dari Tentang Anak bisa menjadi pilihan yang baik agar Anak bisa memahami perspektif berbeda pengalaman orang lain.

3. Berikan Teladan

Kita semua tahu bahwa anak merupakan peniru ulung. Ketika anak melihat orang tua atau orang dewasa lainnya menunjukkan empati, mereka cenderung meniru dan mempraktikannya. 

Oleh sebab itu, tunjukkan perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam interaksi dengan anak. 

Misalnya, saat anak menghadapi situasi sulit, hampiri, validasi pengalaman mereka dan tunjukkan bahwa Ayah Bunda hadir untuk mendukung mereka. 

4. Lakukan Permainan Peran

Gunakan permainan peran untuk membantu anak merasakan perasaan orang lain. Ajak anak berpura-pura menjadi orang lain untuk merasakan perasaan orang tersebut. Hal ini memungkinkan anak melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. 

Meskipun anak mungkin belum sepenuhnya memahami, permainan peran dapat memperkenalkan mereka pada konsep empati.

5. Latihan Mendengarkan

Latih anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain berbicara. Hal ini tidak hanya mencakup dengan mendengarkan kata-kata, tetapi juga membaca bahasa tubuh hingga ekspresi wajah.

6. Ajak Diskusi tentang Perbedaan

Ajarkan anak untuk menghormati dan merayakan perbedaan. Diskusikan bagaimana perbedaan budaya dan emosional dapat memperkaya kehidupan kita.

Anak akan menjadi lebih bisa memposisikan diri, terhindar dari sifat merundung, dan menganggap semua memiliki hak kebahagiaan yang sama sebagai manusia.

Baca juga: Dampak Buruk Orang Tua Perfeksionis Terhadap Kesehatan Mental Anak

Kesimpulan

Dengan mengajarkan empati melalui diskusi perasaan, membaca cerita, memberi teladan, permainan peran, dan latihan mendengarkan, orang tua dapat membantu anak menghindari perilaku agresif. 

Menanamkan empati sejak dini tidak hanya melindungi anak dari bullying tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih peka dan bertanggung jawab.

Semoga bermanfaat!

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua