Mengenal Tahap Pengenalan Makanan Anak Sesuai Usia
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda Sp.A
Memperkenalkan makanan kepada bayi adalah salah satu fase penting dalam tumbuh kembang mereka.
Selain memberikan asupan nutrisi yang diperlukan, tahapan ini juga membantu anak belajar mengenal berbagai tekstur, rasa, dan aroma makanan.
Berikut adalah beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses pengenalan makanan pada anak:
Tahap Pengenalan Makan Anak
Tidak semua anak mau langsung makan, beberapa melalui tahapan sebagai berikut:
1. Mau Melihat
Pada tahap awal, biarkan anak melihat makanan yang akan mereka coba. Penglihatan adalah indra pertama yang akan mengenalkan mereka pada warna dan bentuk makanan.
2. Mau Berinteraksi
Setelah melihat, ajak anak untuk berinteraksi dengan makanan tersebut. Misalnya, tunjukkan bagaimana makanan dipegang atau bagaimana makanan tersebut terlihat saat dimakan.
3. Mau Mencium Aromanya
Aroma makanan memainkan peran penting dalam proses pengenalan. Biarkan anak mencium aroma makanan sebelum mencicipinya, sehingga mereka terbiasa dengan bau-bauan makanan yang berbeda.
4. Mau Menyentuh
Sentuhan adalah cara lain untuk mengenalkan makanan. Izinkan anak menyentuh makanan dan merasakan teksturnya dengan tangan mereka.
5. Mau Mencicipi
Tahap berikutnya adalah mencicipi. Anak bisa mulai merasakan sedikit rasa dari makanan sebelum mereka mulai makan dengan penuh.
6. Mau Makan
Tahap terakhir adalah memakan makanan tersebut. Pastikan anak merasa nyaman dan didukung selama proses ini.
Anak Usia 6 - 8 Bulan
Sumber: Kemenkes
Pada usia 6-8 bulan, bayi mulai memasuki tahap pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI).
Di tahap ini, ASI masih menjadi sumber energi utama yang menyumbang sekitar 70% dari total kebutuhan energi harian.
Namun, seiring dengan perkembangan bayi, MPASI perlu memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan energi atau sekitar 200 kkal per hari (WHO/PAHO, 2003).
Panduan Pemberian MPASI 6-8 Bulan
- Mulai Usia 6 Bulan: Bayi mulai diperkenalkan dengan MPASI berupa bubur kental agar mendapatkan tekstur lumat dan kental.
- Kandungan Nutrisi: MPASI harus mengandung:
- Makanan Pokok: Seperti nasi yang diolah menjadi bubur
- Lauk Hewani: Diutamakan sebagai sumber protein
- Lemak/Minyak: Untuk tambahan kalori
- Sayur/Buah: Ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit
- Frekuensi Pemberian Makan:
- Makan Utama: 2-3 kali sehari.
- Makanan Selingan: 1-2 kali sehari.
- Porsi Makan: Mulai dengan 2-3 sendok makan per porsi, dan tingkatkan secara bertahap sesuai dengan pertambahan usia bayi
- Kebersihan: Perhatikan kebersihan alat dan penjamah makanan
- Suasana Makan: Sajikan MPASI dalam suasana yang menyenangkan dan terjadwal.
Contoh Menu MPASI Usia 6-8 Bulan
Bubur lumat dengan telur kari dan wortel. Menu ini dapat disajikan untuk 1-2 kali makan, tergantung kemampuan bayi menghabiskannya.
Anak Usia 9 - 11 Bulan
Sumber: Kemenkes
Pada usia 9-11 bulan, kebutuhan energi bayi semakin meningkat, dan ASI hanya mencukupi sekitar 50% dari total kebutuhan energi harian.
Oleh karena itu, MPASI harus memenuhi sisa 50% kebutuhan energi bayi, atau sekitar 300 kkal per hari (WHO/PAHO).
Panduan Pemberian MPASI 9 - 11 Bulan
- Jenis Makanan: Pada usia ini, bayi dapat mulai diberikan MPASI yang dicincang untuk membantu mereka belajar mengunyah
- Kandungan Nutrisi: MPASI perlu mengandung:
- Makanan Pokok: Seperti nasi yang sudah dicincang atau nas timi
- Lauk Hewani: Diutamakan sebagai sumber protein
- Lemak/Minyak: Untuk tambahan kalori
- Sayur/Buah: Ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit untuk melengkapi nutrisi.
- Frekuensi Pemberian Makan:
- Makan Utama: 3-4 kali sehari.
- Makanan Selingan: 1-2 kali sehari.
- Porsi Makan: Porsi makan akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia bayi, terutama untuk memenuhi kebutuhan kalori harian sebesar 300 kkal
- Kebersihan: Selalu jaga kebersihan alat masak dan tangan saat menyiapkan makanan.
- Suasana Makan: Ciptakan suasana makan yang menyenangkan dan teratur untuk meningkatkan nafsu makan bayi.
Contoh Menu MPASI Usia 9 - 11 Bulan
Menu seperti tim nasi, ikan kembung bumbu kuning, dan tumis buncis bisa menjadi pilihan. Menu ini dapat digunakan untuk 1-2 kali makan, sesuai dengan kebutuhan bayi.
Anak Usia 12 - 23 Bulan
Sumber: Kemenkes
Pada usia 12-23 bulan, kebutuhan energi bayi mulai bergeser dari ASI ke MPASI.
Sekitar 550 kkal per hari, atau 70% dari total kebutuhan energi, sebaiknya didapatkan dari MPASI, sementara ASI mencukupi sisa 30% (WHO/PAHO).
Panduan Pemberian MPASI
- Jenis Makanan: Pada usia ini, anak dapat diberikan makanan keluarga yang diiris sesuai dengan kemampuan mengunyah mereka.
- Kandungan Nutrisi: MPASI harus mengandung:
- Makanan Pokok: Seperti nasi yang sudah dipotong atau disajikan sesuai kemampuan anak
- Lauk Hewani: Diutamakan sebagai sumber protein
- Lemak/Minyak: Untuk tambahan kalori
- Sayur/Buah: Ditambahkan untuk melengkapi nutrisi dan memberikan variasi.
- Frekuensi Pemberian Makan:
- Makan Utama: 3-4 kali sehari
- Makanan Selingan: 1-2 kali sehari, sesuai dengan nafsu makan anak
- Garam dalam jumlah sangat sedikit (0,1 gram).
- Kebersihan: Perhatikan kebersihan alat makanan untuk mencegah kontaminasi
- Suasana Makan: Ciptakan suasana makan yang menyenangkan dan teratur untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.
Contoh Menu MPASI Usia 12-23 Bulan
Menu seperti nasi, semur hati ayam, dan bening bayam adalah contoh yang baik.
Menu ini dapat diberikan untuk 1-2 kali makan sesuai dengan kemampuan anak menghabiskan porsi makan.
Anak Usia 2-5 Tahun
Sumber: Kemenkes
Pada usia 2-5 tahun, anak sudah dapat diberikan makanan keluarga yang beragam, namun dengan tetap mengutamakan protein hewani.
Pemberian ASI dapat diteruskan tetapi tidak akan mencukupi kebutuhan energi yang besar pada usia ini.
Anak usia 2-5 tahun membutuhkan sekitar 1350 hingga 1400 kkal per hari (AKG, 2019).
Frekuensi Pemberian Makan:
- Makan Utama: 3-4 kali sehari
- Makanan Selingan: 1-2 kali sehari, sesuai kebutuhan dan nafsu makan anak.
Komposisi MPASI:
- Makanan Pokok: Misalnya nasi, kentang, atau pasta
- Lauk Hewani: Diutamakan sebagai sumber protein utama
- Lauk Nabati: Seperti tahu, tempe, atau kacang-kacangan
- Lemak/Minyak: Untuk menambah kalori dan meningkatkan rasa
- Sayur/Buah: Ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Contoh Menu Makanan
Nasi dengan ayam goreng dan tumis labu siam wortel untuk 1 kali makan anak.
Catatan Penting:
- Kandungan Gizi: Utamakan pemberian protein hewani untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Variasi Makanan: Berikan berbagai jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang beragam.
- Kebersihan: Pastikan kebersihan dalam menyiapkan dan menyajikan makanan.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, AyBun dapat memastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang dan mendukung pertumbuhan optimal pada usia 2-5 tahun.
Rekomendasi Pemberian Makan Bayi dan Anak usia 6-23 bulan
Rekomendasi Praktik Pemberian Makan untuk Bayi dan Anak Usia 6-23 Bulan yakni
Pemberian ASI
- Usia 6-8 bulan: ASI harus masih menyediakan sekitar 70% dari total kebutuhan energi harian bayi
- Usia 9-11 bulan: ASI menyediakan sekitar 50% dari total kebutuhan energi harian bayi
- Usia 12-23 bulan: ASI hanya menyediakan sekitar 30% dari total kebutuhan energi harian anak.
Protein Hewani, Buah, dan Sayur
Makanan anak harus mengandung beberapa kandungan sebagai berikut:
Protein Hewani
Utamakan pemberian protein hewani seperti daging, ikan, ayam, dan hati. Protein hewani penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otot serta fungsi tubuh yang optimal.
Buah dan Sayur
Berikan buah dan sayur secara rutin untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat. Pilih sayur dan buah yang mengandung vitamin A untuk mendukung kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh.
Telur dan Daging
Telur dan daging adalah sumber protein hewani yang kaya akan vitamin dan mineral penting. Pastikan untuk mengolahnya dengan cara yang sehat dan aman.
Vitamin & Suplemen
Suplemen vitamin harus diberikan hanya jika ada indikasi kekurangan nutrisi atau berdasarkan saran dokter. Penting untuk mendapatkan sebagian besar nutrisi dari makanan sehat yang beragam.
Keanekaragaman Pangan
Pastikan makanan anak mencakup minimal 5 dari 8 kelompok pangan berikut untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang:
- Biji-bijian: nasi, roti, atau pasta.
- Akar dan Umbi-Umbian: kentang, ubi, atau wortel.
- Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian: kacang merah, kacang hijau, atau biji chia.
- Susu dan Produk Susu: Termasuk yoghurt dan keju.
- Hewani: Daging, ikan, ayam, hati, dll.
- Telur: Sumber protein dan vitamin yang baik.
- Buah dan Sayur Mengandung Vitamin A: wortel, bayam, dan mangga.
- Buah dan Sayur Lain: Untuk variasi dan pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral tambahan.
Hindari Makanan yang Mengandung
- Makanan dengan Nilai Gizi Rendah: Hindari makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh namun rendah nutrisi. Ini termasuk camilan manis, minuman bersoda, dan makanan cepat saji.
- Penambahan Gula: Jangan tambahkan gula dalam makanan dan minuman anak. Gula berlebih dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti obesitas dan gigi berlubang.
Pantau dengan Food Tracker
Untuk memudahkan AyBun dalam memastikan keanekaragaman pangan bagi si Kecil, gunakan & download Food Trackerdari Tentang Anak
Daftar ini membantu AyBun memantau jenis makanan yang diberikan, memastikan variasi dari lima kelompok pangan utama—biji-bijian, akar dan umbi, kacang-kacangan, hewani, serta buah dan sayur—sehingga kebutuhan gizi Si Kecil dapat terpenuhi dengan optimal.
Baca juga: Double Prohe untuk MPASI dan Manfaatnya untuk Menaikkan Berat Badan Bayi
Penutup
Dalam memahami tahap pengenalan makanan dan penerapan rekomendasi pemberian makan anak, AyBun telah mempelajari pentingnya memberikan makanan yang bergizi dan bervariasi untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil.
Dengan menggunakan Makan Trackerdi aplikasi Tentang Anak, AyBun dapat lebih mudah memantau dan memastikan bahwa setiap makanan yang diberikan memenuhi kebutuhan gizi anak.
Selamat menjalankan perjalanan makan sehat bersama buah hati!
Sumber Foto: Freepik
Sumber Referensi:
- Buku Saku Isi Piringku. https://ayosehat.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-bayi-6-8-bulan
- https://ayosehat.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-bayi-9-11-bulan
- https://ayosehat.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-balita-12-23-bulan
- https://ayosehat.kemkes.go.id/poster-a2-isi-piringku-untuk-balita-2-5-tahun
- https://stunting.go.id/wp-content/uploads/2021/09/Dr.-dr.-Dhian-Probhoyekti-Dipo-MA-Gizi-Seimbang-Kebijakan-Strategi-dan-Tantangan_1.pdf
- https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/nutrition/guide-to-foods-babys-first-year.pdf