
8 Penyebab Anak Sudah Makan Banyak Tapi Berat Badan Susah Naik
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh Tim Tentang Anak
Berat badan si Kecil yang sulit naik meski makannya banyak bisa membuat AyBun khawatir.
Masalah ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi kesehatan hingga pola makan.
Yuk, pahami penyebabnya dan cara mengatasinya agar tumbuh kembang si Kecil tetap optimal!
1. Anemia Defisiensi Besi (ADB)
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, yang sangat penting untuk membawa oksigen dalam darah.
Tanpa oksigen yang cukup, tubuh anak cepat lelah dan kehilangan nafsu makan.
Gejala ADB antara lain:
- Pucat dan terlihat lemas
- Tidak nafsu makan
- Mudah lelah saat beraktivitas
- Pada kasus berat, bisa terjadi keterlambatan perkembangan
Penambahan asupan zat besi seperti daging merah, bayam, atau suplemen zat besi sesuai anjuran bisa membantu.
Namun sangat disarankan untuk konsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas.
2. Infeksi Tuberkulosis (TB Paru)
TB Paru bukan hanya menyerang orang dewasa, tapi juga bisa menginfeksi anak-anak dan mengganggu penyerapan nutrisi.
Gejala TB Paru pada Anak antara lain:
- Batuk dan demam yang berlangsung lebih dari 2 minggu
- Tubuh lemas terus-menerus
- Gejala tidak membaik meski sudah diobati
- Muncul benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan
Segera periksa ke dokter jika AyBun curiga anak terkena TB Paru.
Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK pada anak seringkali tidak menunjukkan gejala, namun beberapa menunjukan gejala sebagai berikut:
- Demam atau muntah
- Nyeri atau mengejan saat buang air kecil
- Frekuensi BAK meningkat tetapi hanya sedikit yang keluar
- Kemerahan atau rasa tidak nyaman di area kelamin
Jangan tunda konsultasi dengan dokter jika anak mengalami gejala di atas. Pemeriksaan urin dapat membantu diagnosis.
4. Asupan Kalori Tidak Mencukupi
Anak berusia 6 hingga 24 bulan memiliki ukuran perut yang masih kecil, sehingga mereka belum dapat mencerna makanan dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu, penting untuk merancang pola makan yang sesuai, dengan porsi yang akan bertambah seiring dengan pertumbuhan usia dan kapasitas perut mereka.
Sesuai dengan informasi dari Vinmec:
- Untuk anak usia 6 hingga 8 bulan, sebaiknya diberikan makanan tambahan dua kali sehari, dengan porsi 100-150 ml setiap kali.
- Untuk anak yang berusia antara 9 hingga 11 bulan, disarankan untuk memberikan tiga kali makan dalam sehari, masing-masing dengan porsi 200 ml.
- Sedangkan untuk anak usia 12 hingga 24 bulan, dianjurkan untuk memberikan tiga kali makan sehari dengan porsi 250 ml per sesi.
Meski anak terlihat banyak makan, bisa jadi kalori yang dikonsumsinya masih kurang dari kebutuhan harian.
MPASI yang tepat dapat membantu. Tipsnya yakni:
- Coba MPASI fortifikasi dengan kandungan nutrisi yang terukur dan sudah terdaftar BPOM.
- Kombinasikan dengan MPASI homemade yang kaya kalori seperti alpukat, ubi, atau keju.
Baca juga: Kupas Tuntas, Mitos atau Fakta Air Kaldu atau Bone Broth Bisa Jadi BB Booster untuk Anak
5. Makanan Tidak Sesuai Usia Anak
Setelah usia 1 tahun, ASI atau susu bukan lagi sumber gizi utama anak.
Jika anak terlalu banyak minum susu, ia bisa merasa kenyang dan menolak makanan.
- Batasi pemberian susu maksimal 600 ml per hari.
- Pastikan anak mengonsumsi makanan lengkap dengan karbohidrat, protein, lemak, dan sayuran.
6. Kurangnya Variasi Makanan
Banyak orang tua yang memberikan makanan kepada bayi mereka berdasarkan selera dan nafsu makan anak, tanpa memperhatikan variasi dan kuantitas makanan yang diperlukan untuk memastikan kecukupan nutrisi.
Kadang, anak dianggap picky eater hanya karena belum diberi kesempatan mencoba makanan baru secara konsisten.
Beberapa tips yang bisa AyBun lakukan yakni:
- Perkenalkan makanan baru 8-15 kali sebelum menyimpulkan anak tidak suka.
- Sediakan berbagai pilihan makanan bergizi tanpa memaksanya makan yang tidak disukai.
Yang paling sering dilupakan ialah konsumsi protein seperti daging, ikan, udang, telur, susu sesuai dengan porsi dan usianya.
7. Trauma Makan pada Anak
Trauma makan bisa terbentuk jika makan dijadikan pengalaman yang tidak menyenangkan. Beberapa faktor pemicu trauma makan pada anak yakni:
- AyBun sering mencekoki makanan ke mulut anak secara paksa
- Anak sering dimarahi atau diancam jika tidak mau makan
- Memaksa anak menghabiskan makanan meski sudah kenyang
Ciptakan suasana makan yang positif dan menyenangkan dengan bermain atau bercerita saat makan.
AyBun juga bisa memberi contoh makan yang baik agar anak lebih tertarik.
8. Penyakit Tertentu yang Belum Terdeteksi
Beberapa penyakit seperti masalah penyerapan nutrisi atau gangguan metabolisme bisa membuat berat badan anak sulit naik meski sudah makan banyak.
Jika aturan makan dan pola nutrisi sudah tepat tetapi berat badan anak tetap tidak bertambah, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk evaluasi lebih lanjut.
9. Cacingan
Infeksi cacing dapat menjadi salah satu penyebab mengapa anak tampak makan banyak tetapi mengalami pertumbuhan yang lambat.
Parasit usus ini akan "bersaing" untuk mendapatkan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk memberikan obat cacing kepada anak secara rutin setiap enam bulan, mulai dari usia dua tahun.
Penutup
Dengan memahami berbagai penyebab mengapa anak sudah makan banyak tetapi berat badannya sulit naik, AyBun dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Penting untuk selalu memperhatikan pola makan dan kesehatan anak secara menyeluruh. Jika AyBun masih memiliki kekhawatiran atau pertanyaan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.
AyBun juga bisa memperdalam pemahaman tentang masalah penyerapan nutrisi pada anak dengan menonton tayangan ulang webinar berjudul "Makan Banyak Tapi Tetap Kurus" bersama dr. Dwinanda Aidina Fitrani, Sp.A, Subsp. IPT.
Temukan solusi dan tips yang bermanfaat untuk memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal. Klik tautan di sini untuk menonton! 🌟
Sumber Foto: Pexels
Referensi:
- Smith AE, Badireddy M. Failure To Thrive. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan.
- https://www.racgp.org.au/afpbackissues/2005/200509/200509bergman.pdf
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=failure-to-thrive-90-P02297
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/failure-to-thrive
