Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
penyebab, gela, cara mengatasi muntaber

Penyebab Muntaber pada Anak, Gejala, dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, Sp.A

Muntaber adalah kondisi medis dengan gejala muntah dan diare akibat peradangan atau infeksi pada saluran pencernaan. 

Muntaber adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, namun terdapat beberapa kelompok individu yang cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini, salah satunya anak-anak. 

Artikel ini akan membahas penyebab muntaber pada anak, gejala yang perlu diperhatikan, serta cara efektif untuk mengatasinya.

Penyebab Muntaber pada Anak

Muntaber, flu perut, atau gastroenteritis adalah gangguan sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gejala diare disertai mual dan muntah.

Berikut penyebab utama terjadinya muntaber pada anak: 

1. Infeksi Virus, Bakteri, atau Parasit

Infeksi virus seperti rotavirus, norovirus, dan adenovirus adalah penyebab umum muntaber pada anak-anak. 

Selain itu, infeksi bakteri penyebab disentri seperti Salmonella, Shigella, dan E. coli juga dapat menjadi penyebab.

Parasit juga dapat menyebabkan muntaber, terutama parasit Giardia yang menyebabkan giardiasis. Beberapa hal yang bisa menyebabkan giardiasis adalah:

  • Menelan air kolam atau sungai saat sedang berenang
  • Minum air tidak matang dari sumber air yang terkontaminasi oleh kotoran dari septic tank
  • Mengonsumsi makanan yang tidak matang
  • Tidak mencuci tangan sebelum makan
  • Mencuci alat makan dengan air yang terkontaminasi

2. Makanan atau Minuman Terkontaminasi

Makanan dan minuman yang tidak higienis atau terkontaminasi dapat menyebabkan muntaber. Makanan yang sering menjadi penyebab antara lain tanaman seperti jamur yang beracun atau beberapa jenis makanan laut. 

Selain itu, muntaber  juga dapat terjadi saat anak minum air atau makan makanan yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya seperti arsenik, timbal, merkuri, atau kadmium. 

Jadi, penting bagi AyBun untuk selalu memastikan makanan dan minuman si kecil aman dan bersih.

3. Alergi atau Intoleransi Makanan

Reaksi alergi maupun intoleransi terhadap makanan tertentu dapat memicu gejala muntaber.

Salah satu intoleransi yang sering ditemui adalah intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan anak mencerna laktosa (salah satu jenis gula yang ditemui pada susu dan produk susu). 

Ketika laktosa tidak dicerna dengan baik, laktosa yang tidak tercerna masuk ke usus besar. Di sana, laktosa berfungsi sebagai substrat bagi bakteri usus.

Bakteri di usus besar memfermentasi laktosa yang tidak dicerna, menghasilkan gas (seperti hidrogen, metana, dan karbon dioksida) dan asam.

Gas yang dihasilkan menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan perut. Asam dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus dan meningkatkan motilitas usus, yang mengarah pada diare.

5. Efek Samping Obat

Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping seperti mual dan muntah, seperti antibiotik dan obat kemoterapi.

6. Stres atau Kecemasan

Kondisi emosional yang tidak stabil dapat mempengaruhi sistem pencernaan anak dan menyebabkan muntaber.

Baca juga: Waspada! Melengkungkan Badan Tanda Gejala Gerd Pada Anak

Gejala Muntaber pada Anak

Beberapa gejala muntaber pada Anak yang terlihat yakni:

  1. Muntah Berulang: Anak mungkin mengalami muntah beberapa kali dalam sehari, yang sering disertai diare.
  2. Diare: Feses cair tanpa ampas atau lembek, lebih dari 3 kali sehari.
  3. Demam: Suhu tubuh anak bisa meningkat pada muntaber yang disebabkan infeksi bakteri, virus, atau parasit.
  4. Kehilangan Nafsu Makan: Anak mungkin kehilangan nafsu makan dan enggan makan atau minum.
  5. Kelelahan dan Kelemahan: Anak bisa merasa lemas dan kurang berenergi.
  6. Nyeri Perut: Rasa sakit atau kram di area perut seringkali menyertai muntaber.

Cara Mengatasi Muntaber pada Anak

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi muntaber pada anak antara lain yakni:

1. Cegah Dehidrasi

Berikan cairan oral rehidrasi (oral rehydration solution/ORS) seperti oralit dalam jumlah kecil dan sering untuk mencegah dehidrasi. 

Jangan berikan minuman manis atau jus yang bisa memperburuk diare karena mengandung tinggi gula. Jika si Kecil muntah, tunggu 15 - 20 menit sebelum memberikan cairan. 

Tetap terus susui si Kecil, gunakan alat suntik atau sendok untuk memberikan cairan sedikit demi sedikit pada bayi yang tidak mau menyusu.

Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti lemas, mulut kering, berkurangnya frekuensi berkemih, atau mata cekung, segera cari bantuan medis.

2. Makanan dan Minuman Ringan dan Mudah Dicerna

Setelah muntah mereda, perkenalkan makanan ringan seperti ginger ale dan kaldu. Berikan dengan perlahan-lahan atau sedikit tegukan air.

Jika anak sudah siap makan, berikan makanan ringan dan hambar seperti pisang, roti, atau nasi. Namun, jangan paksa anak untuk makan jika mereka tidak mau.

3. Jaga Kebersihan

Cuci tangan dengan sabun secara teratur dan pastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi bersih untuk mencegah penyebaran infeksi.

4. Istirahat yang Cukup

Pastikan anak mendapatkan cukup istirahat untuk membantu pemulihan. Ajak mereka menonton film favorit atau membaca buku kesayangan untuk menghibur mereka.

Tips Pengobatan Muntaber

Beberapa tips untuk pengobatan muntaber antara lain yaitu:

  • Jangan berikan obat anti-diare atau anti-mual kecuali direkomendasikan oleh dokter, karena muntah dan diare bisa menjadi cara tubuh mengeluarkan virus.
  • Dokter mungkin menyarankan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol untuk membuat anak lebih nyaman. Pastikan AyBun bertanya pada dokter anak mengenai dosis yang tepat.
  • Hindari memberikan aspirin karena dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius pada anak-anak dan remaja.

Kesimpulan

Muntaber pada anak adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, keracunan makanan, dan alergi. 

Dengan memahami penyebab dan gejala muntaber, serta mengikuti langkah-langkah penanganan yang tepat, orang tua dapat membantu anak merasa lebih baik dan cepat pulih. 

Jika gejala berlangsung lebih dari 24 jam, memburuk, atau disertai dengan gejala berat seperti demam tinggi, darah dalam muntahan atau tinja, segera konsultasikan dengan dokter.

Semoga informasi di atas bermanfaat!

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua