
Fenomena Pubertas Dini pada Gen Z, Apa Penyebabnya?
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, SpA
Pubertas adalah fase penting dalam perkembangan anak yang menandai transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Biasanya, pubertas terjadi antara usia 8 hingga 13 tahun pada anak perempuan dan 9 hingga 14 tahun pada anak laki-laki. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa generasi Z mengalami pubertas lebih awal dibandingkan generasi sebelumnya.
Sebuah studi menemukan bahwa usia awal pubertas maju sekitar 3 bulan setiap 10 tahun, menyebabkan semakin banyak anak mengalami pubertas dini. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak di kemudian hari.
Lalu, apa penyebab pubertas dini pada Gen Z? Mari kita bahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini.
Faktor Penyebab Pubertas Dini pada Gen Z
1. Paparan Asap Rokok
Paparan asap rokok, terutama dari lingkungan rumah, berperan besar dalam meningkatkan risiko pubertas dini, terutama pada anak perempuan.
Studi pada 63.618 anak perempuan di Korea menemukan bahwa anak yang terpapar asap rokok di rumah lebih berisiko mengalami menstruasi dini.
Asap rokok mengandung bahan kimia toksik yang dapat mengganggu fungsi endokrin, yaitu sistem hormon yang mengatur pubertas dan menstruasi.
Gangguan pada sistem endokrin ini bisa menyebabkan produksi hormon seksual lebih cepat, sehingga mempercepat datangnya pubertas.
2. Obesitas dan Kadar Hormon Leptin
Obesitas menjadi salah satu penyebab utama pubertas dini, terutama pada anak perempuan.
Bagaimana obesitas mempengaruhi pubertas?
- Di dalam tubuh, sel lemak memproduksi hormon leptin, yang berperan dalam mengatur nafsu makan dan fungsi reproduksi.
- Leptin yang tinggi dapat memicu pubertas lebih cepat karena memengaruhi produksi hormon seksual.
- Anak perempuan yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar leptin lebih tinggi, sehingga pubertas terjadi lebih awal.
Risiko lebih lanjut: Selain pubertas dini, obesitas juga dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya di kemudian hari.
3. Kekurangan Vitamin D
Vitamin D memainkan peran penting dalam mengontrol pubertas karena bekerja pada otak dan ovarium.
Studi di China yang melibatkan 280 anak perempuan dengan pubertas dini menemukan bahwa:
- 91,7% dari mereka mengalami kekurangan vitamin D.
- Anak-anak ini juga memiliki BMI lebih tinggi, yang mengindikasikan kelebihan berat badan.
Jadi, kekurangan vitamin D dapat mengganggu regulasi hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan seksual.
Solusi: Pastikan anak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup melalui makanan, suplemen, atau paparan sinar matahari.
4. Faktor Lingkungan dan Pola Hidup
Selain faktor biologis, lingkungan dan gaya hidup modern juga berkontribusi terhadap pubertas dini pada Gen Z.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi:
- Paparan bahan kimia (seperti BPA dalam plastik) yang mengganggu hormon tubuh.
- Kurangnya aktivitas fisik yang berhubungan dengan peningkatan obesitas.
- Waktu tidur yang tidak cukup, karena hormon pertumbuhan bekerja maksimal saat anak tidur nyenyak.
Gaya hidup modern yang semakin tidak sehat ini dapat mempercepat proses pubertas pada anak-anak.
Bagaimana Mencegah Pubertas Dini pada Anak?
Meskipun ada faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan, beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah pubertas dini, antara lain:
- Jaga pola makan sehat dengan mengurangi makanan tinggi lemak dan gula.
- Dorong aktivitas fisik untuk menjaga berat badan ideal.
- Pastikan anak mendapatkan cukup vitamin D, baik dari makanan, suplemen, maupun sinar matahari.
- Cukupkan waktu tidur anak agar hormon tubuh bekerja optimal.
- Lindungi anak dari paparan asap rokok dan bahan kimia berbahaya.
- Rutin periksa kesehatan anak ke dokter spesialis anak untuk mendeteksi tanda-tanda pubertas dini sejak dini.
Kesimpulan
Fenomena pubertas dini pada Gen Z bukan sekadar tren, tetapi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Studi menunjukkan bahwa usia awal pubertas semakin maju, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sepertipaparan asap rokok, obesitas, kekurangan vitamin D, serta gaya hidup modern.
Dampak pubertas dini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga psikologis anak. Oleh karena itu, penting bagi AyBun untuk memperhatikan pola makan, aktivitas fisik, serta lingkungan anak agar perkembangan mereka tetap optimal.

