Jenis Teknik Menyusui yang Benar untuk Memperlancar ASI Eksklusif
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Agatha Febrina, Sp.A
Menyusui sering dianggap sebagai hal yang alami, namun sebenarnya itu adalah proses belajar antara orang tua dan bayi.
Menguasai teknik menyusui yang benar sangat penting untuk memastikan kelancaran ASI eksklusif.
Berikut adalah panduan tentang teknik menyusui yang benar untuk membantu ibu dan bayi mendapatkan manfaat maksimal dari proses ini.
Pentingnya Teknik Menyusui yang Benar
Salah satu hal yang perlu dipahami adalah bayi sebaiknya menyusui di area aerola (bagian hitam payudara), bukan hanya di puting susu.
Jika bayi hanya menyusu dari puting, beberapa masalah dapat timbul, seperti:
- Nyeri saat menyusui: Puting adalah bagian yang sensitif, dan menyusui hanya dari puting dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
- Kekurangan ASI: Bayi mungkin tidak mendapatkan ASI yang cukup, yang dapat mempengaruhi berat badan bayi dan menyebabkan rasa lapar.
Posisi Menyusui yang Benar
Ada 2 aspek penting dalam menyusui yakni posisi bayi terhadap payudara dan posisi pelekatan puting dalam mulut bayi.
Berikut adalah teknik menyusui yang bisa dipilih:
1. Cradle Position
Sumber: NHS
Posisi cradle umumnya posisi yang paling banyak dilakukan oleh para ibu.
Cradle position terjadi ketika si ibu menyusui bayi di payudara kiri, maka ibu akan menyangga bayi dengan tangan kiri.
Berikut cara melakukannya:
- Duduklah di kursi yang nyaman dengan sandaran tangan atau di tempat tidur dengan bantal di sekitar ibu
- Letakkan bayi di pangkuan, menghadap ke arah ibu
- Tempatkan kepala bayi di lengan bawah ibu, dengan hidungnya mengarah ke puting susu. Tangan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi
- Pastikan telinga, bahu, dan pinggang bayi berada dalam satu garis lurus.
2. Cross Cradle Position
Sumber: Mayo Clinic
Posisi menyusui dengan cara memegang kepala bayi, leher bayi, hingga punggung bayi.
Jika ibu menyusui bayi di payudara kiri, maka tangan kanan memegang bayi, dan tangan kiri memegang payudara.
Posisi ini memungkinkan ibu untuk mengontrol kepala bayi dengan lebih baik. Berikut cara melakukannya:
- Duduklah dengan punggung tegak di kursi nyaman dengan sandaran tangan
- Bawa bayi melintasi tubuh, perut bayi menyentuh perut ibu
- Gunakan tangan yang berlawanan dengan payudara yang akan disusui untuk memegang kepala dan menyangga tubuh bayi, sedangkan tangan lainnya untuk mengarahkan payudara ke mulut bayi
- Arahkan puting susu ke hidung bayi hingga mulutnya terbuka, setelah terbuka arahkan puting ke mulut bayi.
3. Football Position
Sumber: Mayo Clinic
Posisi ini juga dikenal sebagai posisi clutch karena seperti memegang dompet. Football position sangat baik untuk ibu pasca operasi caesar atau menyusui bayi kembar.
Berikut cara melakukannya:
- Posisikan bayi di bawah lengan dengan panggul bayi berada dekat dengan panggul ibu, dan hidung bayi sejajar dengan puting ibu.
- Gunakan tangan terbuka untuk mendukung kepala bayi dengan telapak tangan, sementara punggung bayi bersandar pada lengan ibu
- Dengan tangan lainnya, arahkan payudara ke mulut bayi dengan genggaman membentuk huruf c
- Pertahankan posisi kaki bayi di antara punggung dan bagian belakang kursi. Tubuh bayi harus membuat sudut 90° ke tubuh ibu.
4. Side Lying Position
Sumber: NHS
Posisi menyusui sambil berbaring bisa menjadi pilihan yang baik saat ibu sedang beristirahat.
Dalam posisi ini, mungkin sulit untuk melihat apakah pelekatan bayi sudah baik, jadi posisi ini lebih cocok setelah ibu dan bayi terbiasa dengan proses menyusui.
Berikut cara melakukannya:
- Berbaringlah miring dengan bantal yang mendukung punggung dan kepala.
- Arahkan bayi menghadap payudara, dan sanggah bayi dengan satu tangan
- Gunakan tangan lainnya untuk memegang payudara dan sentuhkan puting ke bibir bayi
- Setelah bayi melekat, gunakan satu lengan untuk menopang kepala ibu dan lengan lainnya untuk mendukung bayi serta membawanya lebih dekat
- Untuk menyusui dengan payudara lainnya, ibu bisa mengangkat bayi dengan bantuan bantal atau berbalik ke sisi lain dan posisikan bayi seperti pada payudara pertama.
5. Reclining Position
Sumber: Mayo Clinic
Posisi ini, juga dikenal sebagai laid back breastfeed ataupun biological nursing. Posisi ini ideal untuk ibu yang baru saja menjalani operasi caesar, sekaligus cocok untuk bayi baru lahir dan membantu dalam skin-to-skin contact.
Berikut cara melakukannya:
- Berbaringlah dengan nyaman di sofa atau tempat tidur dalam posisi setengah berbaring
- Letakkan bayi di perut ibu, dan gunakan bantal untuk menopang bayi jika diperlukan
- Arahkan bayi ke puting susu tanpa perlu membungkuk atau condong ke depan.
Tanda-tanda pelekatan (latch on) yang baik pada bayi
- Pastikan dagu bayi menempel pada payudara ibu
- Mulut bayi harus terbuka lebar
- Sebagian areola, terutama bagian bawah, harus masuk ke dalam mulut bayi
- Bibir bayi terlipat keluar
- Pipi bayi tidak boleh kempot. Jika kempot, artinya bayi tidak mengisap dengan benar, melainkan memerah ASI
- Tidak boleh terdengar bunyi decak; yang boleh terdengar hanyalah bunyi menelan.
Memperhatikan Posisi Bayi
Penting untuk memperhatikan posisi bayi saat menyusui sebagai berikut:
- Pastikan posisi bayi harus dalam satu garis jadi posisi telinga, bahu, dan pinggang bayi berada dalam satu garis lurus.
- Pastikan perut ibu menempel dengan perut bayi
- Pastikan bayi membuka mulutnya lebar-lebar agar aerola ibu dapat masuk ke dalam mulutnya.
- Sangat disarankan untuk memulai posisi menyusui dengan teknik cross cradle terlebih dahulu karena memudahkan bayi untuk mengarahkan ke aerola ibu.
Persiapan ASI Pada Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk proses menyusui.
Dengan persiapan yang matang, AyBun dapat mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri saat menghadapi tantangan menyusui setelah melahirkan.
Berikut beberapa persiapan ASI yang bisa dilakukan:
1. Persiapkan Mental
Kesiapan mental ibu sangat penting untuk keberhasilan menyusui. ibu harus memiliki keinginan yang kuat untuk menyusui dan didukung oleh keluarga.
2. Dukungan Keluarga
Dukungan dari suami dan keluarga sangat penting dalam menyusui. Keluarga yang suportif dapat meningkatkan kepercayaan diri ibu dan membantu mengatasi tantangan dalam menyusui.
3. Melakukan Konseling Laktasi Sebelum Lahir (Lactation Antenatal Counseling)
Mengunjungi konselor laktasi sebelum melahirkan dapat mempersiapkan ibu untuk berbagai situasi menyusui.
Konseling ini membantu ibu memahami cara menghadapi masalah seperti penurunan berat badan bayi setelah lahir dan mengatasi stres berkepanjangan saat menyusui.
Tanyakan beberapa pertanyaan terkait kemungkinan kondisi menyusui saat melahirkan normal (spontaneous delivery) ataupun operasi caesar.
Konseling laktasi mengantisipasi calon ibu dari stress berkepanjang saat bayi lahir, terutama terkait dengan penurunan berat badan bayi setelah melahirkan saat menyusui.
Baca juga: Ingin Sukses ASI Eksklusif? Pastikan AyBun Lakukan Ini!
Penutup
Menyusui mungkin tampak sebagai sesuatu yang alami, namun proses ini sebenarnya melibatkan banyak pembelajaran dan penyesuaian antara ibu dan bayi.
Memahami dan menerapkan teknik menyusui yang benar sangat penting untuk memastikan kelancaran ASI eksklusif dan memberikan manfaat maksimal bagi bayi.
Pastikan posisi dan pelekatan bayi baik untuk menghindari masalah seperti nyeri saat menyusu dan ASI yang tidak diperah secara optimal.
Untuk memudahkan perjalanan menyusui AyBun, manfaatkan fitur Menyusui Tracker di aplikasi Tentang Anak.
Fitur ini membantu memantau jadwal menyusui. Dengan menggunakan fitur ini, AyBun dapat merasa lebih terorganisir dan fokus pada kebahagiaan dan kesehatan bayi.
Coba sekarang dan optimalkan pengalaman menyusui ibu!