Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Orang Indonesia

Tinggi Bukan Pengukur Keberhasilan: Indonesia Raih Peringkat 3 Terbaik Piala Asia 2023

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Tim Tentang Anak

Ukuran fisik bukanlah penghalang bagi prestasi gemilang. Hal ini terbukti oleh suksesnya tim sepak bola Indonesia yang menempati peringkat ketiga se-Asia pada klasemen akhir.

Mereka ialah peringkat tiga Grup E, Yordania, yang mengoleksi empat angka, disusul Palestina (Grup C, 4 angka), Suriah (Grup B, 4 angka) dan Timnas Indonesia (Grup D, 3 angka).

Nah, artikel ini akan membahas bagaimana prestasi sepak bola Indonesia menjadi bukti bahwa tinggi badan bukanlah faktor penentu kesuksesan, menginspirasi untuk meyakini bahwa kemampuan dan semangat pantas mendapat pengakuan sebesar apapun postur tubuh.

Sepak Bola Indonesia di Puncak Se-Asia

Prestasi Tanpa Batas Tinggi

Tim sepak bola Indonesia berhasil mencapai peringkat ketiga se-Asia dalam turnamen terbaru. Ini adalah pencapaian luar biasa yang membuktikan bahwa prestasi tidak terkait dengan tinggi badan.

Para pemain, meskipun tidak memiliki tinggi yang mencolok dibandingkan pemain dari negara lain, memamerkan keterampilan teknis, strategi permainan yang cerdas, dan semangat juang yang luar biasa.

Faktor-faktor Kesuksesan Sepak Bola Indonesia 

  1. Pembinaan Usia Dini yang Baik: Program pembinaan usia dini yang berkualitas memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk mengembangkan bakat mereka sejak dini, tanpa memandang tinggi badan.
  2. Fokus pada Teknik dan Taktik: Tim sepak bola Indonesia menunjukkan bahwa keberhasilan tidak hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga keterampilan teknis dan pemahaman taktik yang baik.
  3. Semangat Juang yang Tinggi: Semangat dan tekad juang pemain memainkan peran kunci dalam mencapai prestasi tingkat tinggi. Mereka membuktikan bahwa keinginan untuk sukses dapat mengatasi segala kendala.

Inspirasi untuk Generasi Mendatang

Prestasi tim sepak bola Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Hal ini membuktikan bahwa dengan kerja keras, latihan yang konsisten, dan semangat yang tinggi, setiap orang, tanpa memandang tinggi badan, dapat mencapai prestasi gemilang dalam bidang apa pun yang mereka tekuni.

Mengubah Paradigma Masyarakat 

Keberhasilan tim sepak bola Indonesia menjadi pionir dalam mengubah paradigma masyarakat terkait penilaian berdasarkan tinggi badan. Masyarakat semakin menyadari bahwa kemampuan, dedikasi, dan semangat juang adalah faktor yang jauh lebih penting dalam meraih keberhasilan.

Prestasi tim sepak bola Indonesia yang memukau di tingkat Asia menjadi bukti bahwa tinggi bukanlah pengukur utama keberhasilan.

Hal ini memberikan inspirasi kepada semua orang Indonesia, terutama generasi muda, untuk menggapai impian mereka tanpa terkendala oleh stereotip tentang tinggi badan. 

Prestasi tinggi bukan hanya milik mereka yang tinggi, tetapi mereka yang memiliki tekad dan semangat juang tanpa batas.

Anak pendek tidak bisa berprestasi? Eitss.. Ayah Bunda perlu tahu bahwa selain karena stunting, kelainan Growth Hormone Deficiency (kekurangan hormon pertumbuhan) menjadi salah satu penyebab TB anak tidak sesuai usia.

Berkaitan dengan kelenjar pituitari yang tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup sehingga dapat terjadi sebelum atau setelah kelahiran.

Bagaimana gejalanya?

Adanya keterlambatan pertumbuhan tinggi badan menjadi gejala utama anak mengalami Growth Hormone Deficiency. Tumbuh dengan tinggi badan kurang 3,5 cm setiap tahun setelah usia 3 tahun. 

Anak dengan Growth Hormone Deficiency mungkin juga memiliki ciri-ciri:

  • Wajah yang terlihat lebih muda 
  • Bentuk tubuh yang gemuk 
  • Pubertas tertunda

Misalnya anak laki-laki usia 9 tahun volume testis belum membesar, anak perempuan usia 8 tahun belum mulai tumbuh payudara.

PENTING perlu AyBun ketahui adanya Growth Hormone Deficiency pada anak tidak memengaruhi kecerdasan.

Namun, anak sebaiknya diterapi untuk mengejar pertumbuhan dan untuk mencegah masalah:

  • Kepercayaan diri
  • Kecemasan atau depresi
  • Kemampuan bersosialiasi 

Untuk menegakkan diagnosis Growth Hormone Deficiency, dokter akan melakukan di antaranya pemeriksaan:

  • Fisik secara berkala
  • Kondisi genetik sesuai riwayat kesehatan keluarga
  • Penunjang 

Misal: tes hormon di darah, foto tulang, CT scan, atau MRI

Semakin cepat anak diterapi akan semakin besar kemungkinan anak memiliki tinggi badan normal seusianya,

Terapi dilakukan dengan suntikan hormon pertumbuhan sintetis setiap hari dan dapat berlangsung sampai usia akhir pubertas. Hasil sering terlihat segera setelah 3-4 bulan setelah terapi dimulai.

Yuk, pantau TB/BB Anak dan perbarui datanya setiap bulan  di halaman tumbuh!

Foto: Freepik

Sumber: 

https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/g/growth-hormone-deficiency-in-children.html 

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kapan-anak-dikatakan-mengalami-pubertas#:~:text=Pubertas%20adalah%20satu%20fase%20yang,setiap%20anak%20supaya%20menjadi%20dewasa

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua