
Di Usia Berapa Anak Boleh Berpuasa Penuh di Bulan Ramadhan?
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda Sp.A
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang dinantikan oleh umat Muslim, termasuk anak-anak yang mulai belajar menjalankannya. Sebagai orang tua, mungkin AyBun bertanya-tanya, pada usia berapa anak boleh berpuasa penuh tanpa membahayakan kesehatannya?
Meskipun kewajiban puasa baru berlaku saat anak mencapai usia baligh, banyak anak yang ingin ikut berpuasa sejak dini sebagai bentuk latihan dan meniru orang tua mereka. Namun, kesiapan fisik dan mental anak dalam menjalankan puasa penuh sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, dan pola makan yang diterapkan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas usia yang tepat bagi anak untuk berpuasa penuh, tanda-tanda kesiapan anak, serta tips agar mereka tetap sehat dan berenergi selama menjalankan ibadah puasa. Simak selengkapnya!
Hukum Puasa Ramadhan untuk Anak
Puasa Ramadan diwajibkan bagi Muslim yang telah mencapai usia baligh. Namun, anak-anak yang belum baligh dianjurkan untuk mulai berlatih agar terbiasa menjalankan ibadah ini. Baligh ditandai dengan tiga hal: mencapai usia 15 tahun, mengalami ihtilam (keluarnya sperma) setelah usia 9 tahun, atau haid bagi anak perempuan.
Jika anak belum baligh tetapi sudah mencapai usia tamyiz—mampu makan, minum, dan menjaga kebersihan diri—maka puasanya sah dan disunahkan. AyBun memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan kewajiban agama sejak dini. Anak usia 7 tahun mulai diperintahkan beribadah, termasuk puasa, dan jika pada usia 9–10 tahun mereka masih enggan, AyBun boleh memberikan teguran ringan tanpa menyakitinya.
Melatih anak berpuasa sejak dini tidak hanya membiasakan mereka dalam menjalankan kewajiban agama, tetapi juga menjadi ladang pahala bagi AyBun. Dengan bimbingan yang tepat, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan syariat Islam.
Usia Ideal Anak Mulai Berpuasa Penuh
Berdasarkan berbagai pendapat, usia ideal bagi anak untuk mulai berpuasa penuh adalah antara 9 hingga 14 tahun, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Pada usia ini, anak umumnya sudah memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dan bisa mengontrol rasa lapar serta haus dengan lebih baik dibandingkan usia yang lebih muda.
Anak-anak yang berusia di bawah 9 tahun bisa mulai belajar berpuasa secara bertahap, misalnya dengan puasa setengah hari atau berpuasa hanya beberapa hari dalam seminggu.
Tanda-Tanda Anak Mulai Siap Berpuasa Penuh
Tidak semua anak siap untuk menjalankan puasa penuh. Berikut adalah tanda-tanda anak mulai siap untuk berpuasa penuh:
1. Mampu Mengikuti Puasa Bertahap
Sebelum mencoba puasa penuh, anak yang siap biasanya sudah mampu berpuasa setengah hari atau hingga waktu Zuhur atau Ashar tanpa merasa terlalu lelah atau rewel. Ini menandakan bahwa tubuhnya mulai bisa menyesuaikan diri dengan pola makan dan minum yang berbeda selama Ramadan.
2. Tidak Mudah Lemas atau Dehidrasi
Salah satu tanda kesiapan anak untuk berpuasa penuh adalah kemampuannya untuk tetap aktif tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang berlebihan. Jika anak mengalami dehidrasi, lemas, atau sakit kepala saat berpuasa, ini bisa menjadi indikasi bahwa tubuhnya belum siap untuk menjalankan puasa penuh.
3. Memiliki Kebiasaan Makan yang Baik
Anak yang sudah terbiasa dengan pola makan sehat akan lebih mudah menjalani puasa penuh. Beberapa kebiasaan makan yang mendukung kesiapan puasa meliputi:
- Mengonsumsi makanan bernutrisi saat sahur dan berbuka, seperti karbohidrat kompleks, protein, serta buah dan sayuran.
- Menghindari makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti makanan berminyak, gorengan, dan minuman bersoda.
- Minum cukup air antara Iftar dan Suhoor untuk menghindari dehidrasi.
4. Mampu Mengatur Pola Tidur
Puasa Ramadan seringkali mengubah pola tidur seseorang. Anak yang siap berpuasa penuh biasanya dapat menyesuaikan diri dengan bangun untuk sahur dan tetap mendapatkan istirahat yang cukup agar tidak mudah lelah di siang hari.
5. Tidak Memiliki Kondisi Kesehatan yang Menghambat
Jika anak memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, anemia, atau gangguan pencernaan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengizinkan anak berpuasa penuh. Jika dokter menyatakan bahwa anak boleh berpuasa dengan catatan tertentu, AyBun perlu mengawasi kondisi anak selama menjalani ibadah ini.
6. Memahami Makna dan Tujuan Puasa
Selain kesiapan fisik, kesiapan mental dan spiritual juga sangat penting. Anak yang siap berpuasa penuh akan memahami bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengajarkan kesabaran, disiplin, dan rasa empati terhadap orang yang kurang beruntung.
Baca Juga: Apakah Boleh Memberikan Hadiah untuk Memotivasi Anak Puasa?
Tips agar Anak Puasa dengan Lancar
Agar anak dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar dan tetap sehat selama bulan Ramadan, AyBun perlu memperhatikan beberapa aspek penting, terutama dalam hal asupan makanan dan hidrasi.
Berikut beberapa tips yang dapat membantu anak berpuasa dengan nyaman:
1. Perhatikan Asupan Makanan Anak
Anak-anak membutuhkan lebih banyak nutrisi dan cairan dibandingkan orang dewasa karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan dan memiliki aktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi AyBun untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang seimbang saat sahur dan berbuka.
- Pastikan anak mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup.
- Tambahkan buah dan sayuran ke dalam menu sahur dan berbuka untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
- Hindari memberi anak makanan berlebihan saat sahur atau berbuka, karena ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan membuat mereka merasa tidak nyaman.
2. Cegah Dehidrasi dengan Memastikan Cukup Minum Air
Dehidrasi dapat menyebabkan anak merasa lemas, pusing, bahkan menurunkan sistem kekebalan tubuh mereka. Untuk menghindari hal ini, pastikan anak minum cukup air sepanjang malam, yaitu sekitar 5 gelas per hari, yang bisa dibagi sebagai berikut:
- 1 gelas saat bangun tidur
- 1 gelas saat sahur
- 1 gelas saat berbuka puasa
- 2 gelas setelah makan malam hingga sebelum tidur
3. Hindari Makanan yang Bisa Mengganggu Puasa
Beberapa jenis makanan dapat menyebabkan anak cepat merasa haus atau tidak nyaman selama berpuasa. Oleh karena itu, hindari makanan berikut:
- Makanan yang terlalu asin seperti keripik atau makanan cepat saji, karena dapat meningkatkan rasa haus.
- Makanan yang terlalu manis, karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang membuat anak cepat merasa lemas.
- Makanan berminyak dan berlemak, karena sulit dicerna dan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut.
4. Pantau Kondisi Kesehatan Anak Selama Puasa
AyBun harus selalu memantau kondisi anak saat berpuasa. Jika anak terlihat terlalu lemas, mengeluh pusing, atau mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering dan kurang bertenaga, pertimbangkan untuk memberi mereka istirahat atau membatalkan puasanya.
Kesimpulan
Puasa Ramadan adalah ibadah yang dinantikan oleh anak-anak sebagai latihan sebelum baligh. Usia ideal untuk mulai berpuasa penuh berkisar antara 9–14 tahun, tetapi kesiapan fisik dan mental anak harus diperhatikan.
Agar puasa lancar, pastikan anak mendapat nutrisi seimbang, cukup minum air, dan menghindari makanan yang mengganggu puasa. AyBun juga perlu memantau kesehatan anak agar tetap bugar selama Ramadan. Dengan bimbingan yang tepat, anak dapat menjalani puasa dengan nyaman dan penuh makna.

