Viral Anjuran Hindari Penggunaan Fluoraide Mengacu Pada Lawsuit di America, Bagaimana Faktanya?
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh drg. Stella Lesmana, Sp. K.G.A
Baru-baru ini, platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) ramai dengan perbincangan soal ajakan untuk menghindari penggunaan pasta gigi berfluoride.
Hal ini dipicu oleh akun @ein***** yang mengingatkan para orang tua bahwa fluoride bisa menyebabkan penurunan IQ pada anak.
Akun tersebut turut juga menyinggung sebuah gugatan hukum di Amerika Serikat yang dimenangkan oleh warga terkait kandungan fluoride dalam keran air minum keran, yang disebut-sebut menyebabkan penurunan IQ.
Meski kasus terkait fluoridasi air terjadi di Amerika Serikat, apakah pasta gigi yang mengandung fluoride juga ikut berbahaya dan dapat menurunkan IQ? Lalu bagaimana faktanya? Singkap penjabarannya berikut ini:
Benarkah Fluoride dapat Menurunkan IQ Anak?
Meski perdebatan ini bermula dari Amerika Serikat, apakah fluoride dalam pasta gigi benar-benar berbahaya? Apakah ini juga menjadi masalah bagi orang tua di Indonesia? Mari kita ulas lebih jauh.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sejak 1945, Amerika Serikat telah melakukan fluoridasi air atau penambahan fluoride dalam air minum publik. Baru-baru ini, ada gugatan dari The Fluoride Action Network yang menentang praktek ini, dan kasus tersebut dibawa ke pengadilan federal.
Dalam putusannya, Hakim Edward Chen dari Pengadilan Distrik AS menyatakan bahwa belum ada bukti kuat yang menunjukkan fluoridasi air membahayakan kesehatan publik, tetapi ada kemungkinan risiko yang perlu diperhatikan oleh EPA (Environmental Protection Agency).
Salah satu isu yang diangkat dalam gugatan ini adalah klaim bahwa fluoride dapat menurunkan IQ anak-anak.
Benarkah Fluoride Menurunkan IQ?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan fluoride yang tinggi, terutama melebihi batas yang telah ditetapkan WHO (1,5 mg/L), dengan penurunan IQ pada anak-anak.
Source: NTP
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Bukti yang ada masih memiliki tingkat kepercayaan sedang.
- Tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara fluoride dan penurunan IQ.
- Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memperjelas hubungan ini.
Perlu diingat bahwa paparan fluoride tinggi yang dimaksud dalam studi ini biasanya melebihi 1,5 mg/L, sedangkan kadar fluoride di air minum publik di Amerika umumnya lebih rendah dari ambang batas tersebut.
Baca juga
Apa Kata Para Ahli tentang Penggunaan Fluoride?
Setelah isu ini mencuat, American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa fluoride tetap direkomendasikan untuk mencegah karies gigi pada anak-anak.
Karies merupakan salah satu masalah gigi paling umum yang dapat menimbulkan dampak serius jika tidak segera ditangani.
Manfaat fluoride yang diakui oleh para ahli antara lain:
- Pencegahan Karies: Fluoride terbukti efektif dalam mencegah kerusakan gigi.
- Mengembalikan Mineral Gigi: Fluoride membantu memulihkan mineral pada gigi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
- Penggunaan Dini: Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride sejak tumbuhnya gigi pertama anak, dianjurkan dua kali sehari.
Risiko Penggunaan Fluoride
Selama digunakan dalam dosis yang direkomendasikan, fluoride tetap aman untuk anak-anak. Berikut pedoman penggunaannya:
- Usia 0-3 Tahun: Sebesar butiran beras (sekitar 0,1 mg fluoride).
- Usia 3-6 Tahun: Sebesar kacang polong (sekitar 0,25 mg fluoride).
Namun, jika fluoride dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan selama pertumbuhan gigi (hingga usia 8 tahun), terdapat risiko fluorosis, yaitu kondisi gigi dengan bercak putih akibat paparan fluoride berlebihan.
Berapa Dosis Aman dan Dosis Berbahaya Fluoride?
Untuk memastikan penggunaan fluoride tetap aman, berikut batas dosis harian yang direkomendasikan:
- Dosis Aman: 0,06 mg per kilogram berat badan (BB) per hari.
- Dosis Berbahaya: 5 mg per kilogram BB.
Sebagai contoh, anak usia 1 tahun dengan berat 10 kg memiliki batas aman 0,6 mg per hari. Jika menggunakan pasta gigi sebesar butiran beras (sekitar 0,1 mg fluoride) dua kali sehari, total fluoride yang tertelan hanya sekitar 0,2 mg per hari, yang masih jauh di bawah ambang batas aman. Bahkan jika tertelan, jumlah ini tidak berbahaya.
Sebaliknya, dosis berbahaya untuk anak dengan berat badan 10 kg adalah 50 mg, sehingga risiko hanya muncul jika fluoride dikonsumsi dalam jumlah sangat besar.
Kesimpulan
Meskipun gugatan di Amerika Serikat menyoroti potensi risiko dari paparan fluoride tinggi, penggunaan fluoride dalam pasta gigi tetap dianggap aman dan direkomendasikan oleh para ahli untuk kesehatan gigi anak.
Studi yang menyatakan hubungan antara fluoride dan penurunan IQ masih memerlukan penelitian lebih lanjut, sehingga tidak ada alasan untuk panik.
Orang tua di Indonesia tetap disarankan untuk menggunakan pasta gigi berfluoride sesuai anjuran.
Jika ada kekhawatiran, konsultasikan dengan dokter gigi atau profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat. AyBun juga bisa menggunakan fitur tanya ahli untuk berkonsultasi langsung dengan dokter gigi spesialis anak, namun perlu diingat bukan dalam keadaan darurat ya!
Referensi:
- AAP News. (2024). AAP, ADA stand by fluoride recommendations following court ruling.
- American Academy of Pediatrics. (2020). Fluoride use in caries prevention in the primary care setting.
- American Dental Association. (n.d.). Fluoridation FAQs.
- National Toxicology Program. (2024). NTP monograph on the state of the science concerning fluoride exposure and neurodevelopment and cognition: A systematic review. Research Triangle Park, NC: National Toxicology Program. NTP Monograph 08.
- DenBesten, P., & Li, W. (2011). Chronic fluoride toxicity: Dental fluorosis. Monographs in Oral Science, 22, 81–96.
- American Academy of Pediatric Dentistry. (2023). Fluoride therapy. In The reference manual of pediatric dentistry (pp. 352–358).
- CBS News. (2024). Federal court rules against EPA in lawsuit over fluoride in water