Waspadai Konsumsi Antibiotik untuk Sakit Ringan Pada Bayi & Balita
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, SpA
Antibiotik telah menjadi salah satu pengobatan yang seringkali dianggap ampuh untuk berbagai penyakit.
Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan kini menjadi perhatian serius di Indonesia, terutama bagi kesehatan anak-anak.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, hingga 70% antibiotik di Indonesia bisa diperoleh tanpa resep, meningkatkan risiko resistensi antibiotik pada anak-anak.
Berikut adalah yang perlu Ayah Bunda (AyBun) ketahui mengenai penggunaan antibiotik secara bijak agar kesehatan si kecil terjaga.
Waspadai Konsumsi Antibiotik untuk Sakit Ringan pada Balita
Menurut Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, lebih dari 1,27 juta orang meninggal akibat infeksi yang berhubungan dengan resistensi antimikroba (AMR) secara global.
“Sekarang ternyata 70% antibiotik itu bisa didapatkan tanpa resep. Jadi orang beli di apotek terus dikasih sama apotekernya, disimpan di rumah tanpa penggunaan yang tepat, Kalau panas (demam) langsung minum antibiotik padahal panasnya itu bukan melulu memerlukan pengobatan antibiotik”.
Resistensi antimikroba ini adalah kondisi ketika bakteri, jamur, atau parasit menjadi kebal terhadap obat-obatan antimikroba, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.
Di Indonesia, banyak orang masih bisa membeli antibiotik tanpa resep dokter, menyimpannya di rumah, dan menggunakannya tanpa arahan medis.
Ketika anak mengalami demam atau sakit ringan, antibiotik sering kali langsung diberikan, padahal kondisi tersebut biasanya tidak memerlukan antibiotik, terutama jika penyebabnya adalah infeksi virus.
Mengapa Antibiotik Tidak Selalu Dibutuhkan?
1 dari 2 balita mungkin telah mengonsumsi antibiotik untuk sakit ringan seperti batuk pilek atau flu. Padahal, antibiotik hanya efektif untuk infeksi bakteri, bukan untuk infeksi virus seperti:
- Batuk pilek (common cold)
- Flu
- Diare cair
Contoh penyakit yang memerlukan antibiotik mencakup:
- Pneumonia
- Disentri
- Infeksi saluran kemih
- Radang otak
- Infeksi telinga
Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai malah membuat bakteri ‘beradaptasi’ dan akhirnya menjadi kebal, atau resisten, terhadap obat tersebut.
Baca juga: 10 Vitamin Penting Anak 1 Tahun untuk Maksimalkan Tumbuh Kembangnya
Cara Mengonsumsi Antibiotik dengan Benar
Jika si Kecil memang memerlukan antibiotik, ada aturan penting yang perlu AyBun perhatikan agar pengobatan efektif dan menghindari risiko resistensi:
1. Ikuti Aturan Minum Obat dengan Tepat
Jika dokter menyarankan antibiotik diminum tiga kali sehari, bukan berarti pagi, siang, dan malam, melainkan setiap 8 jam sekali agar dosisnya konsisten dalam tubuh.
2. Gunakan Alat Ukur yang Tepat
Jangan menggunakan sendok makan dapur untuk dosis antibiotik cair. Gunakan alat ukur yang direkomendasikan dokter untuk memastikan dosis yang tepat.
Sumber: Tentang Anak
Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Tidak Tepat pada Anak
Selain risiko resistensi, antibiotik yang dikonsumsi sembarangan juga membawa risiko lain bagi kesehatan anak:
1. Risiko Alergi Meningkat
Anak di bawah usia 1 tahun yang menerima antibiotik spektrum luas, seperti amoxicillin atau ampicillin, memiliki risiko alergi lebih tinggi di masa depan.
2. Gangguan Pencernaan
Antibiotik dapat membunuh flora normal dalam usus, sehingga memicu diare dan gangguan pencernaan lainnya pada anak.
3. Biaya Pengobatan Lebih Tinggi
Jika bakteri menjadi resisten, pengobatan akan lebih mahal dan sulit dilakukan karena pilihan obat terbatas, serta diagnosis lebih kompleks.
Kesimpulan: Gunakan Antibiotik dengan Hati-hati
Penggunaan antibiotik yang sembarangan membawa dampak besar bagi kesehatan anak-anak. Pastikan hanya memberikan antibiotik sesuai resep dokter dan ikuti aturan minum dengan tepat.
Jika AyBun memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan si kecil, konsultasikan langsung dengan dokter, bukan mengandalkan antibiotik untuk setiap sakit ringan.
Untuk penjelasan lebih lanjut, AyBun juga bisa menyimak panduan dari dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH mengenai penggunaan antibiotik pada anak melalui video berikut.
Dengan langkah bijak, kita bisa melindungi kesehatan anak dan mencegah resistensi antibiotik di masa depan.
Referensi:
- Alkaff RN, Kamigaki T, Saito M, Ariyanti F, Iriani DU, Oshitani H. Use of antibiotics for common illnesses among children aged under 5 years in a rural community in Indonesia: a cross-sectional study. Trop Med Health. 2019;47:45
- Pappas DE. Patient education: the common cold in children (beyond the basics)
- Duong QA, Pittet LF, Curtis N, Zimmermann P.
- Antibiotic exposure and adverse long-term health outcomes in children: A systematic review and meta-analysis. J Infect. 2022;85:213-300.
- Hofmeker T. Optimizing nutrition in infants at high risk for developing allergy.
- https://www.liputan6.com/health/read/5677236/127-juta-orang-meninggal-gegara-resistensi-antimikroba-mayoritas-karena-konsumsi-antibiotik-tanpa-resep?page=4
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7547332/makin-banyak-pasien-ri-kebal-antibiotik-70-persen-alami-resisten-antimikroba