Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Pahami Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Dinda Derda, Sp.OG

Tahukah AyBun, berdasarkan data WHO lebih dari dua pertiga ibu hamil mengalami anemia, dengan 95% kasus disebabkan oleh kekurangan zat besi atau Anemia Defisiensi Besi (ADB). 

Salah satu penyebab umum dari Anemia Defisiensi Besi adalah kekurangan kadar zat besi di dalam tubuh yang disebabkan oleh malnutrisi, parasit, penyakit kronis ataupun malaria.

Sebagai kelompok yang rentan mengalami anemia, ibu hamil memerlukan lebih banyak zat besi untuk menyokong pertumbuhan & perkembangan janin di dalam kandungan. Di negara berkembang, bahkan minggu pertama pasca persalinan, sekitar 84% wanita mengalami kekurangan zat besi.

Lantas, apa gejala anemia pada ibu hamil & bagaimana cara mengatasinya? Simak dalam artikel dari Tentang Anak berikut ini:

Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada Ibu Hamil

Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada Ibu Hamil terjadi karena kekurangan zat besi yang memproduksi sel darah merah kaya oksigen.

Ketika kadar hepcidin rendah, lebih banyak zat besi dapat masuk ke dalam darah, tetapi jika kadar hepcidin tinggi, penyerapan zat besi oleh tubuh menjadi lebih sulit dan zat besi terperangkap di dalam sel-sel seperti enterosit, makrofag, dan hepatosit.

Selama kehamilan, kebutuhan akan zat besi meningkat secara signifikan untuk mendukung volume darah ibu, pertumbuhan janin, dan plasenta. 

Di samping itu, kehamilan juga meningkatkan kehilangan zat besi baik sebelum maupun setelah persalinan. Dengan memahami hal ini, penting untuk memantau dan mengelola kondisi anemia defisiensi besi dengan baik demi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang optimal.

Tanda Ibu Hamil Terdiagnosis Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Diagnosis ADB pada ibu hamil umumnya dilakukan dengan memeriksa kadar hemoglobin (Hb) yang rendah. Anemia biasanya dianggap terjadi jika Hb kurang dari 11 g/dL, atau 11,5 g/dL tergantung pada trimester kehamilan. 

Jika Hb turun di bawah 100 g/L, segera perlu dilakukan penanganan karena dapat berdampak serius bagi kesehatan ibu dan bayi yang belum lahir, seperti risiko pertumbuhan janin terhambat dan kelahiran prematur. 

Diagnosis ADB juga memperhatikan kadar ferritin serum yang rendah (<20-30 g/L untuk defisiensi berat) sebagai indikator utama, dengan perlu memeriksa kemungkinan adanya reaksi inflamasi atau infeksi yang bisa mempengaruhi hasil tes

Dampak dari Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Kekurangan zat besi pada ibu hamil memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan ibu dan perkembangan janin. Berikut beberapa dampak utama dari kekurangan zat besi pada ibu hamil:

Anemia

Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia pada ibu hamil. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, lemah, dan menurunkan daya tahan tubuh. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup ibu hamil.

Risiko Persalinan Prematur

Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi memiliki risiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur. Persalinan prematur dapat meningkatkan risiko komplikasi pada bayi, seperti gangguan pernapasan dan masalah perkembangan.

Pertumbuhan Janin Terhambat

Kekurangan zat besi dapat menghambat pertumbuhan janin karena kurangnya oksigen yang dibawa oleh sel darah merah yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah atau mengalami pertumbuhan janin terhambat.

Risiko Komplikasi Kesehatan

Anemia defisiensi besi juga meningkatkan risiko komplikasi kesehatan lainnya pada ibu hamil, seperti preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil), perdarahan postpartum, dan infeksi.

Dampak Jangka Panjang

Ibu hamil dengan kekurangan zat besi yang tidak diatasi dapat mengalami dampak jangka panjang seperti kelelahan kronis, gangguan kognitif, dan gangguan jantung.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi memiliki risiko tiga kali lipat untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah kurang dari 2500 gram. BBLR dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada bayi setelah kelahiran.

Bayi Anemia

Risiko bayi lahir dengan kondisi anemia juga meningkat tiga kali lipat jika ibu mengalami kekurangan zat besi selama kehamilan.

Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil

Berikut adalah beberapa cara yang direkomendasikan untuk mengatasi anemia pada ibu hamil:

Suplementasi Zat Besi

Penting untuk memberikan suplemen zat besi secara rutin kepada ibu hamil untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan mengatasi kekurangan zat besi. 

Suplemen ini dapat membantu memenuhi kebutuhan tambahan selama kehamilan yang meningkatkan volume darah dan kebutuhan janin.

Pemantauan Rutin

Melakukan pemantauan rutin terhadap kadar hemoglobin dan status zat besi ibu hamil sangat penting untuk mendeteksi dan mengelola anemia secara dini. Ini memungkinkan intervensi yang tepat waktu untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Pola Makan Seimbang

Mendorong ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah, hati, sayuran berdaun hijau, dan sereal yang diperkaya zat besi. Memastikan asupan makanan yang seimbang dan nutrisi yang cukup dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari diet.

Pertimbangan Terapi Besi Intravena

Dalam beberapa kasus klinis tertentu, terapi besi intravena menjadi pilihan yang efektif untuk mengatasi anemia dengan cepat dan efisien, serta mengurangi risiko transfusi darah. Formulasi besi intravena baru yang dikembangkan dianggap sebagai langkah maju dalam terapi anemia defisiensi zat besi.

Baca juga: Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah Cegah Anemia & Stunting, Ini Rekomendasinya

Penutup

Anemia Defisiensi Besi (ADB) selama kehamilan adalah masalah serius yang dapat menyebabkan kelelahan, pucat, kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, dan bahkan kematian ibu. Efek jangka panjangnya juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan neurofisiologi anak.

Deteksi dini dan manajemen tepat sangat penting untuk mencegah dan mengobati ADB. Pemeriksaan rutin, suplementasi zat besi, dan pemahaman kebutuhan nutrisi selama kehamilan adalah langkah-langkah krusial.

Dengan perhatian yang tepat, risiko ADB dapat diminimalisir, memastikan kesehatan optimal bagi ibu dan bayi. Mari bersama memastikan setiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk generasi mendatang yang lebih sehat.

Sumber:

Sumber Foto: Freepik

Sumber Referensi:

  • Garzon S, Cacciato PM, Certelli C, Salvaggio C, Magliarditi M, Rizzo G. Iron Deficiency Anemia in Pregnancy: Novel Approaches for an Old Problem. Oman Med J. 2020 Sep 1;35(5):e166. doi: 10.5001/omj.2020.108. PMID: 32953141; PMCID: PMC7477519.
  • Raut AK, Hiwale KM. Iron Deficiency Anemia in Pregnancy. Cureus. 2022 Sep 8;14(9):e28918. doi: 10.7759/cureus.28918. PMID: 36225459; PMCID: PMC9541841.

Artikel Terkait

Lihat Semua