Bayi Takut Rumput

Bayi Takut Rumput, Tanda Gangguan Sensori?

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda, Sp.A

Kita tahu dua hal yang biasa dilakukan Ayah Bunda saat tahu Bayi takut rumput, tapi biasanya didokumentasikan karena menjadi memori tersendiri.

Selama bertahun-tahun, beberapa video viral menunjukkan perilaku bayi yang menghindari rumput, tetapi video yang pertama kali menjadi viral pada tahun belakangan silam adalah mahakarya dari genre tersebut. 

Kompilasi bayi-bayi yang melakukan hampir semua yang mereka bisa untuk menghindari rumput, semuanya sangat menggemaskan dan lucu. Tapi kenapa? Mengapa bayi menghindari rumput? Yuk, kita kupas di artikel ini

Bayi dan Sistem Saraf Bayi

Selama beberapa bulan pertama kehidupannya, sistem saraf bayi sedang disesuaikan, berkembang dengan cepat sehingga membuat suara, sensasi, dan pemandangan menjadi intens dan menggelegar. 

Jika Ayah Bunda mau, pikirkan sejenak tentang rumput dari sudut pandang manusia tentang jamur. Ada banyak sekali ya sisinya, ini sangat tidak rata atau teksturnya menggelitik, tapi entah kenapa juga kasar! Ini basah! Itu terlalu berlebihan.

Penelitian menunjukkan anak usia 8-18 bulan cenderung menghindari sentuhan dengan tanaman, termasuk rumput.

Jadi ini tuh sebenarnya bukan karena si Kecil takut, tetapi ini merupakan naluri untuk melindungi diri dari bahaya tanaman, seperti tanaman yang tajam atau duri.

Selain itu,  anak menghindari menginjak rumput bisa karena teksturnya yang agak ‘tajam’ atau basah.

Penelitian juga menunjukkan bayi membutuhkan waktu 5 detik lebih lama untuk menyentuh tanaman dibandingkan benda baru lainnya. Jadi normal yaaa!

“Anaknya dibawa main ke rumput tuh biar cepet jalan!” Mitos yaa Bun, yang benar adalah berjalan tanpa alas kaki yang mempengaruhi perkembangan jalan si Kecil.

Tidak hanya rumput, anak juga sebaiknya dikenali ragam tekstur: halus, kasar, empuk, lembut yang sangat baik pengaruhnya bagi perkembangan kognitif anak.

AyBun juga perlu tahu gangguan sensori pada si Kecil karena bila tidak segera diintervensi maka berisiko meningkatkan ketidakmampuan si Kecil dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

8 Tanda Bahaya Gangguan Sensori

1. Terlalu sensitif maupun kurang reaktif 

terhadap sentuhan, Gerakan, pandangan atau suara

Misal: anak jijik jalan di lantai, terlalu jijik dengan mainan berbulu

2. Tingkat aktivitas yang sangat tinggi maupun sangat rendah

Anak menunjukkan tidak tertarik atau tidak mau diajak bermain Bersama

3. Terlihat kikuk dan canggung

Saat diajak berjalan keluar anak bingung apa yang harus ia injak ia gunakan, dan berjalan ke arah AyBun

4. Impulsif atau kurangnya pengendalian diri

Si Kecil tidak mau mendengarkan kalimat perintah Ayah Bunda, berlari/jalan tanpa arah.

5. Mudah terdistraksi

Anak terlalu sensitif dengan suara yang agak keras seperti suara bor atau vacuum cleaner.

6. Sulit mempelajari tugas maupun mencari tahu cara bermain dengan mainan baru

Saat Ayah Bunda memberikan mainan baru ia tidak tertarik atau bahkan mengacuhkan mainan tersebut.

7. Sulit melakukan tugas yang menggunakan kedua tangan bersamaan

Ketika diminta menyelesaikan sebuah tantangan misalnya mengambil bola dengan dua tangan dan meletakkan di kardus, ia hanya bisa menggunakan satu tangan dengan jalan yang tidak seimbang

8. Keterlambatan dalam domain perkembangan lain

Misal: Keterlambatan bicara, keterampilan motor maupun akademik

5 Ide Stimulasi Sensori 

Berikut yang Ayah Bunda juga perlu menciptakan suasana mandi yang menyenangkan bisa mencoba dengan lakukan ide stimulasi di bawah ini untuk kegiatan sensori, sekaligus dapat mendukung tumbuh kembang anak usia 1.5 tahun ke atas :

  1. Bermainlah dengan bahan yang kaya sensorik seperti adonan mainan, slime, goop, tanah liat, dan cat jari. Mainkan dengan tangan dan kaki Anda!

  2. Perkenalkan mainan yang bergetar seperti Wiggle Pen, bantal getar, atau mainan mewah yang bergetar.

  3. Pijat adalah salah satu cara terbaik untuk merangsang sistem sentuhan. Cobalah memasukkan ini ke dalam rutinitas harian Anda. Pijat tangan, kaki, kulit kepala, punggung.

  4. Permainan lumpur dapat membantu mengembangkan sistem sentuhan yang kuat dan sehat!

  5. Petak umpet: sembunyikan benda-benda kecil di dalam adonan mainan, slime, atau dempul terapi dan mintalah anak Anda menggunakan jari-jarinya saja (penglihatannya tertutup) untuk menemukan benda-benda tersebut.

Beberapa ide ini bisa dipilih untuk dilakukan ketika anak sedang berjalan di taman, selain untuk stimulasi, bisa menjadi kesempatan untuk melatih kemandirian anak serta membangun keeratan dengan anak juga lho, AyBun =)

Foto: Freepik

Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3896079/https://yaledailynews.com/blog/2013/12/03/babies-hesitant-to-touch-plants/
Why Do Babies Avoid Grass? Their Nervous Systems Aren’t Ready. (fatherly.com)

Artikel Terkait

Lihat Semua