Bentuk Kepala Bayi Normal

Bentuk Kepala Bayi Normal & Sejumlah Kelainan yang Perlu Diwaspadai

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Kepala bayi merupakan salah satu bagian tubuh yang wajib untuk diamati oleh ayah-bunda. Selain ukuran lingkar kepala, bentuk kepala merupakan aspek lain yang bisa diperhatikan.  Sebab, bentuk yang tidak normal dapat menjadi indikasi masalah kesehatan pada bayi. Namun, banyak orang tua yang masih belum mengetahui seperti apa bentuk kepala bayi yang normal. 

Untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan ayah-bunda seputar bentuk kepala bayi, artikel kali ini akan fokus membahas seputar bentuk kepala bayi yang normal, termasuk bedanya dengan bentuk kepala yang tidak normal. Untuk lebih jelasnya, yuk baca artikel ini hingga tuntas.

Seperti Apa Bentuk Kepala Bayi Normal?

Bentuk kepala bayi yang normal adalah bulat merata dengan ukuran yang sebanding dengan tubuh bayi. Saat lahir, kepala bayi dapat terlihat sedikit mengempis pada bagian belakang atau samping. Hal ini disebabkan karena karena tekanan pada kepala saat bayi melewati jalan lahir. Namun, pada umumnya, kepala bayi akan kembali ke bentuk normal dalam beberapa hari kemudian.

Bentuk Kepala Bayi yang Tidak Normal

1. Kepala Peyang

Kepala peyang atau kepala rata adalah salah satu bentuk kepala yang tidak normal. Ciri ciri kepala peyang dapat dilihat dari bagian sisi atau bagian belakang yang rata. Pada kondisi yang cukup parah, kepala peyang dapat membuat rambut bayi terlihat tumbuh tidak simetris atau tidak merata  hingga kepala bayi terlihat lebih kecil dari biasanya atau terlihat tidak proporsional dengan besar tubuhnya.

2. Brakiosefali 

Brakiosefali adalah kondisi dimana kepala bayi terlihat lebih pendek dan lebar dari biasanya. Kondisi ini disebabkan oleh penutupan tengkorak bayi yang terlalu cepat. Akibatnya, pertumbuhan tulang pada bagian belakang kepala bayi tidak simetris , sehingga kepala tampak lebih lebar dan pendek.

3. Skafoskefali

Skafoskefali adalah suatu kondisi dimana kepala bayi terlihat sangat lebar di bagian belakang dan sangat sempit di bagian depan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang tengkorak yang tidak simetris selama masa pertumbuhan  yang menyebabkan bagian belakang kepala menjadi sangat miring dan bagian depan kepala tertekan dan menyempit.

4. Dolikokefali

Kondisi ketidaknormalan ini ditandai dengan kepala yang sangat panjang dan sempit di bagian samping. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan tulang tengkorak yang tidak simetris, di mana bagian belakang kepala menjadi lebih tinggi dan bagian samping kepala menjadi lebih sempit.

Dolikokefali dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk posisi janin yang tidak biasa saat berada di dalam rahim, kelainan bawaan, atau gangguan pertumbuhan tulang tengkorak. Kondisi ini juga bisa terkait dengan kondisi medis tertentu seperti sindrom Apert, sindrom Crouzon, atau kelainan neuromuskular.

5. Mikrosefali 

Mikrosefali adalah ukuran lingkar kepala yang jauh lebih kecil dari rata-rata bayi pada usia dan jenis kelamin yang sama. Kondisi mikrosefali pada bayi dapat memengaruhi perkembangan otak. Mikrosefali dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk kelainan genetik, infeksi virus selama kehamilan seperti virus Zika, atau masalah nutrisi selama kehamilan. Beberapa kondisi medis lain juga dapat menyebabkan kepala mikrosefali, seperti sindrom Down dan sindrom Edwards.

6. Makrosefali 

Bayi dengan makrosefali memiliki ukuran kepala yang sangat besar jika dibandingkan rata-rata bayi seusianya. Pada sejumlah kasus makrosefali, kepala bayi menjadi membulat dan terlihat sangat besar, sementara pada kasus lain kepala tampak lebih panjang dan melebar. Kondisi medis yang serius ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kelainan genetik, infeksi virus atau bakteri selama kehamilan seperti sitomegalovirus (CMV), atau masalah nutrisi selama kehamilan. Kondisi medis lain seperti hidrosefalus dan sindrom Beckwith-Wiedemann juga dapat menjadi penyebabnya.

Penyebab Bentuk Kepala Bayi Tidak Normal

Bentuk kepala bayi yang tidak normal atau tidak bulat merata dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Tekanan Saat Lahir

Saat melewati jalan lahir, kepala bayi yang masih lunak terkena tekanan yang cukup kuat sehingga menyebabkan perubahan bentuk kepala. Namun, bentuk kepala yang berubah akibat proses kelahiran ini akan kembali normal dalam beberapa hari setelah lahir.

2. Kebiasaan Tidur

Kepala yang rata juga bisa disebabkan karena bayi tidur di satu sisi saja. Bagian kepala yang rata dapat terjadi di kepala bagian belakang atau bagian samping.

3. Kondisi Medis

Beberapa kondisi medis seperti kelainan genetik, hidrosefalus, craniosynostosis (penutupan prematur tulang tengkorak bayi), dan beberapa penyakit tulang dapat menyebabkan bentuk kepala bayi tidak normal.

4. Alat Tidur

Faktor lainnya adalah peralatan tidur yang digunakan bayi, seperti bantal yang terlalu empuk, penahan kepala yang digunakan terlalu lama, atau kesalahan menggendong bayi juga dapat mempengaruhi bentuk kepala.

Beberapa kelainan seperti peyang dapat dicegah dengan rutin mengganti arah posisi tidur atau saat menggendong bayi dan umumnya dapat membaik seiring usia. Apabila ayah bunda menemukan kelainan bentuk kepala yang disebutkan di atas, segera berkonsultasi ke dokter ya Ayah Bunda.

Foto: Designed by freepik

Sumber:

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20045964

Artikel Terkait

Lihat Semua