cara-mengajak-bayi-bicara

Cara Mengajak Bayi Bicara untuk Meningkatkan Kosakata Bayi

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Ternyata, bayi sudah bisa diajak bicara bahkan sejak masih berada di dalam kandungan. Walaupun bayi masih belum bisa berbicara, bayi dapat merespon ucapan orang di sekitarnya melalui ekspresi, gerak tubuh, hingga gumaman. Maka dari itu, proses pembelajaran bayi untuk berbicara dan mengenali kosakata baru sudah dimulai sejak bayi baru lahir.

Bayi diperkirakan mulai berbicara pada usia 4–6 bulan. Kosakata pertamanya mungkin masih berupa celotehan. Lama-kelamaan, celotehan itu akan menjadi kosakata pertama yang bayi ucapkan. Kosakata tersebut bayi pelajari dari ucapan orang di sekitarnya, buku, atau TV. 

Orang tua dianjurkan untuk sering berkomunikasi dengan si kecil sejak dini. Kegiatan ini bermanfaat untuk mendukung perkembangan bahasa bayi serta mempercepat kemampuan bicara bayi. Komunikasi rutin juga dapat menambah kosakata sang buah hati. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengajak bayi bicara yang benar. 

Tapi, berkomunikasi dengan bayi tidak cukup dengan rutin saja. Langkah tepat dalam mengajak bayi berbicara dapat memaksimalkan manfaat komunikasi untuk si kecil. Yuk pelajari cara mengajak bayi bicara dengan benar berikut ini!

Manfaat Mengajak Bayi Berbicara

Bayi-bayi berkembang dengan tempo yang berbeda-beda. Dengan berkomunikasi secara rutin dengan bayi sejak usia dini, kemampuan bicara bayi akan lebih terlatih dengan banyaknya kosakata yang ia kenali. Di bawah ini adalah manfaat penting dari mengajak si kecil berbicara:

1. Membuat Bayi Lebih Cepat Bicara

Seperti pepatah “bisa karena biasa”, mengajak bayi berbicara dapat mempercepat proses untuk mulai berbicara. Hak ini disebabkan oleh bayi yang terbiasa mendengar kosakata yang diucapkan kepadanya. Bayi akan mengenali kosakata tersebut, kemudian ia akan termotivasi untuk mengucapkannya kembali. Bunda juga bisa membantu bayi mengenali benda-benda di sekitarnya melalui komunikasi rutin selama masa pertumbuhannya.

2. Membuat Bayi Lebih Pintar

Dengan sering mengajak si kecil berbicara sejak usia dini, bayi akan mampu mengetahui dan membedakan benda melalui kosakata baru. Bayi juga akan memiliki kemampuan memproses bahasa serta IQ yang lebih baik. Selain itu, komunikasi rutin dan positif dengan bayi turut membantu bayi mengembangkan rasa percaya diri. 

3. Meningkatkan Kemampuan Bahasa

Bayi belajar berbicara dengan memproses kosakata yang ia dengar. Semakin banyak kosakata yang ia dengar, maka semakin kaya kosakata yang ia miliki. Bunda juga bisa memperkenalkan bahasa asing kepada bayi sejak dini karena otaknya yang mampu mempelajari bahasa lebih mudah dan cepat. Bayi yang terbiasa mendengar bahasa ibu ataupun bahasa asing akan lebih mudah mempraktikannya di masa depan.

4. Meningkatkan Bonding antara Orang Tua dan Bayi

Memperkuat ikatan antara orang tua dan bayi dapat dilakukan dalam berbagai cara, mulai dari sentuhan, tatapan, hingga ucapan. Mengajak bayi berbicara secara rutin akan membantu bayi membedakan suara orang tua dari suara-suara lainnya. Bayi juga dapat menangkap emosi dan perhatian orang tua dari obrolan rutin yang dilakukan. Hal ini juga berperan dalam mendukung perkembangan emosional dan sosial bayi.

Tips Mengajak Bayi Bicara dengan Benar

Cara mengajak bayi bicara tidak bisa dilakukan sembarangan, Bunda. Karena bayi tidak bisa menyaring kosakata yang ia dengar, Bunda harus memilih kosakata yang baik saat berbicara dengannya. Beberapa langkah yang perlu Bunda lakukan agar komunikasi dengan bayi dapat bekerja efektif adalah sebagai berikut:

1. Gunakan Bahasa yang Benar

Cara pertama dalam mengajak bicara bayi yang tepat adalah dengan memakai bahasa yang benar. Maksudnya adalah dengan tidak memakai kata tidak baku atau kalimat yang tidak tepat saat berkomunikasi dengan bayi. Biasakan berbicara dengan bayi dengan mengucapkan frasa atau kalimat sederhana dengan tata bahasa yang tepat.

Contohnya, saat si kecil akan minum susu, Bunda sebaiknya tidak mengatakan “Adik mau minum cucu?”, melainkan katakan “Adik mau minum susu?”. Kata yang dibuat imut atau terkesan cadel dapat membuat bayi mengira bahwa kata cadel tersebut adalah kata yang benar. Si kecil bahkan akan terbiasa mengucapkan kata cadel tersebut jika Bunda terus berbicara dengan kosakata cadel.

2. Perlambat Tempo saat Berbicara

Saat mengajak si kecil berbicara, pastikan Bunda memperlambat tempo untuk mempermudah bayi mengenali kosakata dan memahami kalimat yang Bunda ucapkan. Selain itu, berikan jeda pada setiap kalimat yang Bunda ucapkan. 

Jika Bunda berbicara dengan bayi saat TV menyala, sebaiknya turunkan volume TV agar suara Bunda tidak tenggelam oleh suara TV, ya! Hal ini juga membantu bayi untuk membedakan suara Bunda dengan suara orang lain.

3. Berbicara dengan Ekspresif

Membacakan buku cerita pada bayi adalah salah satu kegiatan untuk membantu bayi mengenali kosakata baru. Saat membacakan buku cerita, Bunda pastinya perlu berbicara dengan ekspresif untuk menarik perhatian bayi. Bunda juga bisa menggunakan gestur tubuh dan variasi nada. Namun, cara berbicara yang ekspresif juga bisa dilakukan di pembicaraan sehari-hari dengan bayi.

Berbicara dengan ekspresif akan mendorong bayi untuk tertarik berkomunikasi dengan Bunda. Gunakan nada atau penekanan pada kosakata penting. Tunjukkan juga ekspresi wajah atau gestur yang sesuai dengan isi pembicaraan. Contohnya adalah mengacungkan jempol saat memberi pujian pada bayi.

Tidak hanya itu, kontak mata juga sangat penting saat mengajak bayi berbicara. Cara ini penting untuk membantu bayi mengenali wajah orang yang berbicara dengannya. Untuk mempertahankan kontak mata, setidaknya singkirkan hal-hal yang dapat menjadi distraksi bayi ataupun Bunda, seperti TV atau HP.

Demikian cara sukses mengajak bayi berbicara yang bisa Bunda terapkan di rumah. Berbicara dengan bayi hanyalah satu dari banyaknya kegiatan untuk mendukung pertumbuhan sang buah hati. Setelah mengetahui manfaat dan cara mengajak bayi bicara di atas, yuk mulai terapkan komunikasi rutin dan positif dengan si kecil!

Sumber:

Foto: Paxels.com

Ditinjau oleh:

Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Artikel Terkait

Lihat Semua