Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Cara hadapi anak yang bilang tidak

Cara Menghadapi Anak yang Sering Bilang "Tidak": Kenali Fasenya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace E. Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Fase "tidak" adalah salah satu tahap perkembangan yang umum dialami oleh anak-anak, terutama pada masa toddler. Meskipun bisa menjadi tantangan bagi orang tua, penting untuk memahami mengapa anak-anak melalui fase ini dan bagaimana cara menghadapinya dengan bijaksana.

Artikel ini akan membahas mengapa fase "tidak" pada anak begitu penting dan memberikan tips tentang cara menghadapi anak yang sering bilang "tidak".

Pentingnya Fase "Tidak" pada Anak

Fase "tidak" adalah bagian alami dari perkembangan anak dan sebenarnya memiliki beberapa manfaat penting:

  1. Ekspresi Diri: Melalui kata "tidak", anak belajar untuk menyatakan keinginan dan preferensi mereka sendiri. Ini adalah langkah penting dalam pengembangan kemandirian dan identitas.

  2. Pengujian Batas: Dengan mengatakan "tidak", anak-anak mencoba memahami batasan dan kewenangan mereka dalam lingkungan sekitar. Ini adalah cara mereka bereksperimen dengan otonomi dan kontrol.

  3. Kemampuan Berkomunikasi: Fase "tidak" juga merupakan tahap dalam pengembangan keterampilan berkomunikasi. Anak-anak belajar bagaimana menyampaikan ketidaksetujuan atau ketidaknyamanan mereka.

Cara Menghadapi Anak yang Sering Mengatakan "Tidak"

  1. Pilih Pertempuran: Terkadang, lebih baik untuk memilih pertempuran mana yang akan dihadapi. Jika permintaan anak tidak terlalu penting atau tidak membahayakan, Anda bisa memilih untuk membiarkannya.

  2. Berikan Pilihan: Memberikan pilihan kepada anak dapat membantu mereka merasa lebih memiliki kontrol atas situasi. Misalnya, daripada bertanya, "Apakah kamu ingin mandi sekarang?" cobalah, "Apakah kamu ingin mandi sekarang atau setelah bermain sebentar lagi?"

  3. Beri Pemahaman: Berbicara dengan tenang dan jelas kepada anak tentang mengapa sesuatu perlu dilakukan dapat membantu mereka memahami pentingnya tindakan tersebut. Misalnya, "Kita perlu pergi sekarang karena ada janji dengan dokter untuk memeriksa kesehatanmu."

  4. Tetap Konsisten: Konsistensi adalah kunci dalam mengatasi fase "tidak". Jika Anda membiarkan anak mendapat jalan dengan mengatakan "tidak" terus-menerus, mereka mungkin akan terus menggunakan strategi tersebut.

  5. Berikan Pujian: Ketika anak mengikuti arahan atau berperilaku dengan baik, berikan pujian dan penghargaan. Ini akan memperkuat perilaku positif dan membantu mengurangi kecenderungan untuk terus mengatakan "tidak".

  6. Berikan Perhatian: Terkadang, perilaku "tidak" bisa menjadi panggilan perhatian. Pastikan Anda menyediakan waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak, memberikan perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhkan.

Kesimpulan

Fase "tidak" adalah bagian alami dari perkembangan anak dan penting untuk dipahami oleh orang tua. Sementara bisa menjadi tantangan, fase ini juga merupakan peluang untuk anak memahami diri mereka sendiri, memperkuat keterampilan komunikasi, dan belajar memahami batasan.

Dengan menggunakan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengatasi fase ini dengan baik, memperkuat hubungan orang tua-anak, dan menciptakan lingkungan yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Foto: Freepik

Sumber: Yanek, D. 2021. Why your toddler’s “no!” phase is so important (and how to survive it). Today's Parent

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua