dampak-anak-sering-dipukul

Ini Dampaknya Jika Anak Sering Dipukul

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Saat mengasuh si Kecil, tak jarang muncul hal tidak menyenangkan yang membuat Ayah atau Bunda melakukan tindakan seperti memukul, menyentil atau mencubit si Kecil. 

Perilaku ini, terlepas dari alasannya, merupakan kekerasan fisik yang sangat tidak dianjurkan karena dapat berdampak buruk terhadap si Kecil.

Lalu, bagaimana cara meredam emosi agar orang tua tidak memukul anak? Yuk, simak pembahasan tentang dampak negatif anak yang sering dipukul dan tips mindful parenting berikut ini!

Dampak Negatif pada Anak yang Sering Dipukul

Anak yang sering dipukul dapat mengalami banyak dampak negatif yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka sekarang dan di masa depan. 

Terdapat studi, yang secara spesifik, menunjukkan bahwa anak yang sering menerima hukuman fisik akan lebih rentan/berisiko menunjukkan masalah perilaku, misalnya:

  • Berperilaku agresif, seperti memukul
  • Sering berkata kasar atau berbohong
  • Merasa cemas berlebihan

Selain itu, kekerasan pada anak ternyata juga dapat memberikan banyak dampak negatif lainnya. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi pada si Kecil antara lain:

1. Masalah emosi

Anak yang sering dipukul mungkin merasa tidak aman, tertekan, atau tidak dihargai. 

Mereka mungkin mengalami masalah dengan percaya diri, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk mengendalikan emosi mereka.

2. Masalah sosial

Anak yang sering dipukul mungkin merasa terasing dari teman-teman sebaya mereka, terutama jika mereka merasa tidak aman di rumah. 

Ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.

3. Masalah kesehatan mental

Besar kemungkinan anak yang sering dipukul mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pasca trauma. 

Mereka mungkin juga lebih rentan terhadap masalah seperti obsesi-kompulsi, kekerasan, atau bahkan kemungkinan bunuh diri.

4. Masalah fisik

Cubitan, sentilan, pukulan, dan tindak kekerasan lainnya sangat mungkin untuk menyebabkan masalah pada fisik anak. 

Dalam hal ini, anak yang dipukul dapat mengalami luka bakar, luka teriris, atau cedera yang lebih parah.

Ini bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan trauma fisik yang berkepanjangan.

5. Masalah akademik

Terakhir, dampak negatif pada anak yang sering dipukul adalah kemungkinan mengalami masalah dengan belajar dan mencapai prestasi akademik yang seharusnya. 

Mereka mungkin terdistraksi oleh masalah emosional atau sosial yang dihadapi, atau merasa tertekan oleh situasi di rumah.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tidak dipukul dan mendapatkan perlindungan yang layak. 

Jika Anda merasa bahwa anak Anda mungkin sedang mengalami kekerasan di rumah, segera carilah bantuan profesional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

Cara Meredam Emosi Agar Tidak Memukul Anak

Emosi adalah reaksi yang normal dan sehat terhadap pengalaman hidup setiap manusia. Namun, jika emosi terlalu intens atau tidak terkendali, maka itu bisa menjadi masalah. 

Emosi dapat terjadi karena berbagai faktor. Umumnya ini terjadi akibat kelelahan, stres berlebih, anak yang sedang rewel, atau perut yang lapar dan membuat kita kekurangan gula darah. 

Kalau sudah begini, ada baiknya Ayah dan Bunda beristirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan meluangkan waktu me time minimal 20 menit/hari. 

“Lalu, bagaimana kalau masih emosi meskipun sudah melakukan hal di atas?”

Sekesal apapun Ayah dan Bunda, se salah apapun si Kecil di mata Ayah dan Bunda, kekerasan fisik maupun verbal tetap tidak dapat dibenarkan. 

Oleh sebab itu, yuk belajar untuk sampingkan gengsi lalu meminta maaf pada si Kecil dan tunjukkan upaya untuk berubah!

Saat si Kecil berperilaku tidak menyenangkan, mulai luangkan waktu sejenak untuk:

  • Diam dan hitung minimal 3 detik, agar lebih tenang, sebelum merespon perilaku si Kecil.
  • Tangkap perilaku bermasalah si Kecil dan beri konsekuensi yang relevan atau spesifik.

❌ Katakan:  “Kamu tuh ya! Dari tadi sudah dibilangin pelan-pelan tapi tidak nurut, kan jadi tumpah. Maunya apa sih?!”

✅ Sebaiknya: “Sekarang ambil lap dan bersihkan tumpahan airnya sendiri ya Kak biar lantainya tidak licin”

Selain itu, Ayah dan Bunda juga bisa melakukan beberapa hal lainnya untuk membantu meredam emosi, seperti:

  1. Belajar mengendalikan emosi

Jika Ayah atau Bunda mudah emosi, maka ada baiknya Ayah dan Bunda belajar untuk mengidentifikasi tanda-tanda emosi yang muncul. 

Kemudian, kembangkan strategi untuk mengendalikan emosi tersebut sebelum mereka mencapai tingkat yang tidak terkendali.

  1. Meminta bantuan profesional

Jika Ayah dan Bunda merasa tidak mampu mengendalikan emosi sendiri, maka carilah bantuan profesional, seperti terapis atau psikolog. 

Mereka dapat membantu Ayah dan Bunda untuk menemukan cara untuk mengelola emosi dengan lebih baik.

  1. Temukan cara lain untuk mengeluarkan emosi

Ada banyak cara lain yang dapat Ayah atau Bunda lakukan untuk mengeluarkan emosi dibandingkan dengan memukul anak. 

Misalnya dengan mencoba menulis, melukis, atau melakukan aktivitas fisik lainnya untuk mengeluarkan emosi secara positif.

  1. Buat perencanaan pencegahan

Selain itu, Ayah dan Bunda juga dapat menyiapkan diri dengan cara-cara yang dapat dilakukan sebelum emosi mulai naik. 

Misalnya, mengambil waktu untuk bermeditasi atau mengambil napas dalam-dalam sebelum emosi menjadi terlalu tinggi.

  1. Jangan biarkan emosi menguasai

Yang terakhir, namun tidak kalah penting adalah memastikan agar emosi tidak menguasai diri kita.

Ingatlah bahwa Ayah dan Bunda dapat memiliki pilihan dan dapat memilih untuk tidak memukul si Kecil. 

Pilihlah untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih positif dan membantu si Kecil untuk mengelola emosi mereka juga.

Itu dia pembahasan tentang dampak negatif akibat anak sering dipukul dan bagaimana cara mengatasinya. Ingat, setiap langkah adalah proses. Untuk itu, sebaiknya Ayah dan Bunda fokus pada attachment dan koneksi dengan si kecil.

Yuk, Ayah Bunda bagikan pengalaman & pertanyaan Ayah dan Bunda di kolom komentar! Akan ada Mba Grace Sameve. M.Psi, Psikolog Anak yang akan menemani AyBun!

Sumber:

Materi forum mindful parenting https://bit.ly/materiforummindfulparenting

Ditinjau oleh:

Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Artikel Terkait

Lihat Semua