Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Toilet Training

Kapan Toilet Training Diajarkan & Cara Melatihnya Agar Cepat Berhasil - duplicate

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Tim Tentang Anak

Toilet training, atau disebut juga potty training, adalah proses mengajarkan anak untuk buang air kecil menggunakan urinoir, atau buang air besar menggunakan kakus atau jamban. Sebagai orang tua, ayah-bunda wajib melatih anak untuk toilet training karena kemampuan menggunakan toilet secara mandiri adalah keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, anak yang sudah bisa ke toilet secara mandiri akan terbebas dari masalah kesehatan yang terkait dengan penggunaan popok, seperti infeksi kulit atau infeksi saluran kemih.

Melatih anak toilet training memang bukan hal yang mudah dan instan. Ayah-bunda perlu bersabar dan konsisten melatih si kecil dan mengikuti ritme perkembangan anak. Jangan terlalu memaksakan anak untuk terlalu cepat bisa mandiri karena dapat membuat anak stres dan malah menunda kemampuan mereka untuk belajar.

Untuk membantu ayah-bunda melatih si kecil toilet training dengan lebih cepat dan mudah, artikel kali ini akan memberikan sejumlah tips yang dapat dijadikan inspirasi. Namun, sebelum membahas cara dan tips toilet training, ada baiknya untuk mengetahui dulu kapan waktu yang tepat untuk melatih anak toilet training.

Toilet Training pada Usia Berapa?

Karena setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda, maka waktu yang tepat untuk memulai toilet training bisa bervariasi antara satu anak dengan anak lainnya. Namun, secara umum, anak sudah dapat dilatih toilet training pada usia 18 bulan hingga 3 tahun.

Alasannya karena pada rentang usia tersebut, anak telah mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif yang diperlukan untuk mengenali tanda-tanda keinginan buang air besar serta telah mampu mengontrol otot-otot panggul untuk menahan atau melepaskan air seni dan feses. 

Lantas, apa saja tanda-tandanya jika anak sudah siap untuk toilet training? Ada beberapa tanda yang dapat kita jadikan patokan seperti adanya minat pada toilet atau potty seat, mampu mengkomunikasikan kebutuhan buang air, atau menunjukkan kemampuan mengenali tanda-tanda keinginan buang air. Sebagai orang tua, ayah-bunda harus memperhatikan tanda-tanda tersebut dan mulai melatih si kecil secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan dan kesiapan anak.

Apa Akibatnya jika Anak Telat Toilet Training?

Ayah-bunda perlu tahu bahwa kemampuan anak buang air sendiri sesuai usianya berhubungan dengan banyak hal. Pertama, masalah kesehatan. Jika si kecil menggunakan popok dalam jangka waktu lebih lama, maka dapat memicu infeksi kulit dan saluran air kencing. Kedua, masalah sosial dan emosional. Saat teman-teman sebaya sudah bisa lepas popok dan buang air di toilet, maka akan timbul rasa malu atau tidak nyaman saat dia masih harus menggunakan popok di depan teman-temannya.

Selain itu, anak yang terlambat untuk bisa buang air kecil di toilet dapat menandakan masalah pada kemampuan motorik dan kognitif anak yang meliputi kemampuan mengontrol otot panggul, kemampuan memperhatikan dan mengenali tanda-tanda keinginan buang air besar, hingga kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.

Cara Melatih Toilet Training Anak Usia 2-4 Tahun

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam melatih anak toilet training:

1. Tunggu hingga Anak Siap

Tidak semua anak siap untuk toilet training pada usia yang sama. Biarkan si kecil menunjukkan tanda-tanda kesiapannya, seperti menunjuk-nunjuk popoknya, menunjukkan ketertarikan pada toilet, atau menunjukkan ketertarikan pada teman sebaya yang sudah bisa menggunakan toilet.

2. Gunakan Potty Chair

Potty chair adalah kursi kecil yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak yang sedang dalam tahap toilet training. Kursi ini dirancang dengan ukuran dan ketinggian yang sesuai dengan tubuh anak sehingga si kecil dapat duduk di atasnya dengan nyaman. Ajarkan anak untuk duduk di atas potty pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah bangun tidur atau setelah makan.

3. Berikan Pujian dan Hadiah

Setiap kali mereka berhasil menggunakan potty atau buang air di toilet, berikan pujian atau hadiah seperti snack favoritnya. Ini dapat membantu anak merasa bangga dan termotivasi untuk terus mencoba.

4. Ajari Anak Membersihkan Diri Sendiri 

Setiap si kecil menggunakan toilet, ajari dia untuk membersihkan diri sendiri. Ini adalah bagian penting dari toilet training yang dapat membentuk kemandiriannya.

5. Kurangi Penggunaan Popok

Agar proses toilet training berhasil, cobalah kurangi pemakaian popok karena dapat membuat anak merasa nyaman dan kurang termotivasi untuk menggunakan potty atau toilet.

6. Tetap konsisten san Sabar

Jangan memberikan anak kesempatan untuk kembali menggunakan popok setelah mereka berhasil menggunakan potty atau toilet. Namun, ayah-bunda juga harus bersabar karena proses toilet training dapat memakan waktu yang tidak sebentar.

Berapa Lama Toilet Training Berhasil?

Karena setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda-beda, waktu yang dibutuhkan untuk melatih toilet training hingga akhirnya anak bisa mandiri tidak dapat disamaratakan. Ada anak yang mungkin bisa lebih cepat dan bisa mandiri dalam waktu yang lebih singkat, sementara anak lain mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun, pada umumnya, toilet training memerlukan waktu sekitar 3-6 bulan hingga anak siap dan konsisten dalam menggunakan toilet.


Foto: Designed by freepik

Sumber:

https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/potty-training-and-bedwetting/how-to-potty-train/

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/potty-training/art-20045230

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua