Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
mpasi jepang

Tren MPASI Jepang di Media Sosial, Apakah Tepat untuk Anak Indonesia?

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda Sp.A

MPASI Jepang belakangan ini semakin populer di media sosial, menarik perhatian para orang tua di Indonesia yang mencari inspirasi untuk memberikan makanan terbaik bagi buah hati.

Dengan tampilan yang estetis, bahan-bahan berkualitas, dan metode penyajian yang praktis, tren ini terlihat sangat menggoda. 

Namun, apakah pola MPASI Jepang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak-anak di Indonesia? Mari kita telusuri lebih jauh, yuk, AyBun!

Bagaimana Metode MPASI Jepang?

Metode MPASI Jepang dirancang dengan pendekatan bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan perkembangan bayi. Setiap fase memperhatikan tekstur, porsi, dan jenis makanan yang diberikan untuk memastikan bayi dapat beradaptasi secara bertahap. 

Berikut adalah penjelasan tiap fasenya:

  1. Fase Awal (5–6 bulan)
    • Mulai dengan bubur encer (beras:air = 1:10)dan sayuran yang dihaluskan hingga sangat lembut.
    • Pemberian makanan dilakukan satu kali sehari, dimulai dengan satu sendok bayi sesuai kondisi dan suasana hati bayi.
    • Bayi tetap diberi ASI atau susu formula sebanyak yang diinginkan.
  2. Fase Menengah (7–8 bulan)
    • Beralih ke bubur yang lebih kental (beras:air = 1:7) serta potongan kecil sayur dan protein seperti ikan tanpa duri, tofu, atau kuning telur.
    • Bayi mulai diberikan dua kali makan sehari untuk membiasakan ritme makan.
  3. Fase Lanjutan (9–11 bulan)
    • Porsi meningkat ke bubur kental (beras:air = 1:5) atau nasi lembut, dengan tambahan potongan makanan yang dapat dikunyah menggunakan gusi.
    • Frekuensi makan menjadi tiga kali sehari, disertai pengenalan tekstur makanan yang lebih beragam.
  4. Fase Akhir (12–18 bulan)
    • Bayi mulai mengkonsumsi nasi lembut hingga nasi biasa, dengan sayuran dan protein dalam potongan kecil yang dapat dikunyah dengan gigi.
    • Fokus pada makan mandiri dan menjaga pola makan yang teratur tiga kali sehari.

Setiap tahapan menyesuaikan dengan perkembangan bayi, seperti kemampuan menggenggam, pertumbuhan gigi, dan minat terhadap makanan.

Penting untuk memperhatikan respons bayi terhadap makanan baru, dimulai dari porsi kecil tanpa bumbu, serta menghindari makanan berisiko seperti madu untuk bayi di bawah satu tahun.

Baca Juga: Resep MPASI Anak Rekomendasi Kemenkes RI

Kelebihan MPASI Jepang

Metode MPASI Jepang memiliki banyak keunggulan yang membuatnya menarik bagi orang tua di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa kelebihannya adalah:

1. Menggunakan Nasi sebagai Makanan Pertama

Nasi menjadi pilihan utama karena kaya energi sebagai makanan pokok, rasanya manis alami dan mudah ditelan oleh bayi, mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi, minim risiko alergi, dan cocok dipadukan dengan berbagai bahan makanan lainnya.

Proses pembuatan bubur nasi juga praktis, terutama dengan teknik sederhana menggunakan rice cooker, yang mempermudah para orang tua baru.

2. Tahapan Bertahap yang Jelas

MPASI Jepang dirancang dengan tahapan yang sesuai dengan perkembangan bayi. Prosesnya dimulai dari tekstur makanan yang sangat halus hingga bayi dapat mengunyah sendiri. 

Pendekatan bertahap ini membantu bayi mengenali rasa dan tekstur makanan secara perlahan.

3. Kaya Nutrisi dengan Kombinasi Bahan Alami

Setelah terbiasa dengan bubur nasi, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lain seperti:

  • Sayuran (wortel, labu).
  • Protein nabati (tofu).
  • Protein hewani (ikan putih, daging tanpa lemak).
  • Alternatif lain seperti bubur roti dan udon.

Kombinasi ini memberikan asupan nutrisi lengkap untuk mendukung pertumbuhan bayi.

4. Rendah Risiko dan Aman untuk Bayi

MPASI Jepang menekankan penggunaan bahan alami tanpa bumbu atau tambahan yang berisiko, terutama pada tahap awal. Hal ini menjaga keamanan pencernaan bayi dan mencegah potensi alergi.

5. Pendidikan Makan Sejak Dini

Metode ini juga mendukung kebiasaan makan yang baik, seperti:

  • Mengembangkan pola makan teratur.
  • Melibatkan bayi dalam suasana makan bersama keluarga.
  • Mendorong bayi untuk belajar makan sendiri secara bertahap.

Apakah MPASI Jepang Cocok untuk Anak Indonesia?

Meskipun terlihat ideal, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menerapkan MPASI Jepang untuk anak Indonesia.

  1. Anak Indonesia umumnya terbiasa dengan pola makan yang lebih bervariasi, termasuk penggunaan rempah.
  2. Tidak semua bahan khas MPASI Jepang mudah ditemukan di Indonesia, seperti ikan tertentu atau udon.
  3. Anak-anak Indonesia yang aktif mungkin membutuhkan menu yang lebih tinggi kalori dibandingkan pola MPASI Jepang.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memiliki pedoman MPASI yang menyesuaikan dengan kebutuhan anak-anak Indonesia. Pedoman ini menekankan:

  • Pemberian protein hewani sejak usia 6 bulan.
  • Tidak menunda pemberian makanan bertekstur untuk melatih kemampuan mengunyah.
  • Menambahkan minyak atau santan sebagai sumber energi tambahan.

MPASI Jepang dapat menjadi inspirasi, tetapi perlu disesuaikan dengan kebutuhan anak dan pedoman lokal, ya, AyBun.

Kesimpulan

MPASI Jepang menawarkan metode yang menarik dengan keunggulan dari segi struktur, nutrisi, dan estetika. 

Namun, penting bagi orang tua di Indonesia untuk menyesuaikan metode ini dengan kebutuhan nutrisi, budaya, dan ketersediaan bahan di Indonesia. 

Dengan memadukan pendekatan MPASI Jepang dan pedoman lokal dari IDAI, AyBun dapat memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang Si Kecil.

Untuk mendapatkan inspirasi resep MPASI sesuai panduan IDAI, AyBun bisa cek di sini.

mpasi jepang
Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua