penyebabsuamiistribertengkar

Pasangan Suami Istri Bertengkar, Bagaimana Baiknya Ya?

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Walaupun sudah menjadi pasangan suami istri, tak berarti kedua belah pihak sepaham dan serupa dalam semua hal. Tak jarang, perbedaan-perbedaan ini kemudian menimbulkan konflik. 

Kabar baiknya, konflik yang mungkin muncul bisa diantisipasi, dan jika memang sudah terlanjur terjadi juga tetap bisa diselesaikan. 

Menurut Ibu Adriana, seorang psikolog klinis dan konselor Perkawinan dan Keluarga, komunikasi, atau pertukaran informasi atau pesan yang dilakukan secara timbal balik, baik secara verbal maupun non verbal, yang efektif adalah satu kunci yang bisa diupayakan oleh pasangan suami istri untuk memelihara keharmonisan rumah tangga. 

Di sisi lain, miskomunikasi, yang bisa disebabkan oleh kondisi emosi dan fisik kedua belah pihak saat berdialog, pengaruh pengalaman masa lalu maupun perbedaan antara cara pria dan wanita menginterpretasi situasi, berpotensi menimbulkan, ataupun 'memperkeruh' konflik yang kemudian dapat mengganggu kualitas hubungan pasangan suami istri. 

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan komunikasi yang efektif terhadap pasangan?

Ini Kemampuan Komunikasi yang Harus Dimiliki Suami Istri

1. Mendengarkan

Kemampuan mendengarkan yang perlu dimiliki melibatkan kemampuan untuk memberikan perhatian penuh serta kesabaran ketika pasangan sedang berbicara. Saat mendengarkan, pastikan Ayah Bunda mencoba untuk memahami sudut pandang lawan bicara, tidak memberikan penilaian, saran, dan pemecahan masalah. Komunikasi mendengarkan mencoba memahami bagaimana sudut padang dan cara berpikir lawan bicara.

Kemampuan mendengarkan bisa mengonfirmasi pemahaman dan mencerna emosi di balik kata-kata dengan merefleksikan pemahaman melalui kata-kata dan gesture tubuh. 

2. Bicara

Bukan hanya sekedar melontarkan kata-kata, keterbukaan dan kesediaan untuk (belajar) menerima keunikan dan perbedaan pasangan menjadi penting agar keingingan, pendapat dan perasaan dapat diungkapkan dengan nyaman dan sesuai. 

Penting diingat, pertukaran informasi dapat terjadi dengan lancar dan menyenangkan sebab lawan bicara akan merasa diterima dan bebas menjadi dirinya.

3. Bahasa Tubuh

Menurut penelitian, pesan yang ditunjukkan melalui bahasa tubuh atau gesture umumnya lebih dipercaya.Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa tubuh atau gesture lebih dipercaya bila kata-kata bertentangan dengan bahasa tubuh. Mengingat seringkali tidak disadari dan sering dipersepsi penting untuk Ayah Bunda mempelajari dan memahami gaya bahasa tubuh satu sama lain agar tidak menimbulkan salah persepsi.

5 TIPS Komunikasi Efektif Suami Istri

Berikut beberapa tips dari psikolog Dr. Adriana S. Ginanjar, M.S., Psikolog untuk Ayah Bunda

  1. Persiapan dan fokus

Menerapkan keterampilan-keterampilan di atas tidaklah mudah, terutama jika belum terbiasa dan topik yang akan dibahas tergolong 'sensitif', sehingga Ayah Bunda perlu mempersiapkan waktu untuk mendengarkan dan berbicara dengan nyaman serta tenang agar isi pesan yang dikomunikasikan tersampaikan.

  1. Kenali gaya komunikasi & baca suasana hati pasangan

Penting diingat bahwa masing-masing dari Ayah dan Bunda memiliki gaya komunikasi yang dipengaruhi olehdidikan keluarga, pengaruh lingkungan, dan lainnya. Tak jarang, gaya ini bisa jadi berbeda. Coba untuk tingkatkan kepekaan terhadap satu sama lain.

Ayah atau Bunda yang sedang berbicara jangan mengajukan pertanyaan penting yang membutuhkan penjelasan panjang, terlebih jika nampak wajah lawan bicara sedang lelah, stres, atau gelisah.

  1. Komunikasi di waktu yang tepat

Ayah Bunda yang mulai membuka topik sebuah pembicaraan atau permasalahan yang ingin diselesaikan, perlu melihat situasi kapan bisa mulai berbicara dan kapan harus berhenti. Tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan, terlebih jika Ayah Bunda dalam kondisi suasana hati yang buruk. Bila pembicaraan semakin terasa tidak nyaman, berhentilah sejenak. Lanjutkan pembicaraan setelah kondisi emosi Anda berdua lebih tenang atau carilah waktu lain yang lebih tepat.

  1. Mulai berkomunikasi dengan nada positif

Seseorang pasti akan enggan berbicara ketika mengungkit masa lalu atau hal-hal yang tidak menyenangkan, terlebih disertai intonasi suara yang tinggi. Sebaiknya Ayah atau Bunda membuka pembicaraan dengan obrolan ringan dan bahasa tubuh yang positif.

  1. Menunjukkan respon yang tepat

Ketika pasangan Ayah Bunda sedang berbicara, amati dan sampaikan respon sesuai dengan apa yang diinginkan, misalnya dapat dilihat ketika Bunda berbicara sambil berintonasi tinggi sebaiknya Ayah mendengarkan dengan tenang, kemudian bertanya apakah Bunda ingin didengarkan atau ingin diberikan masukan.

Mulailah sekarang dengan melakukan hal-hal sederhana yang membuat pasangan senang. Ayah Bunda bisa membelikan makanan kesukaan pasangan, bantu membereskan barang-barangnya tanpa mengomel, memberikan pijatan ringan, atau menemaninya, dll.

Terima kasih Ayah Bunda sudah melalui semua ini bersama-sama, membangun rumah tangga memang bukanlah hal yang mudah terlebih mendidik dan membesarkan anak merupakan tanggung jawab bersama dan pasti ada suka duka di dalamnya, yuk saksikan tayangan ulang webinar "Bangkitkan Keharmonisan Rumah Tangga" bersama Ibu Dr. Adriana S. Ginanjar, M.S., Psikolog di sini!

Foto: www.freepik.com

Sumber: 

Adriana Ginanjar. 2023. Bangkitkan Keharmonisan Rumah Tangga Melalui Komunikasi Efektif. Jakarta.

Artikel Terkait

Lihat Semua