Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
penyebab anak kurus

Pahami Kemungkinan Penyebab Berat Badan Anak Sulit Naik

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Keluhan tentang berat badan anak yang sulit bertambah sering menjadi persoalan yang ditemui orang tua. 

Idealnya, menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control Prevention, setiap bertambahnya usia terjadi kenaikan berat badan sebanyak dua kilogram. 

Jika anak AyBun menghadapi situasi tersebut, ada baiknya Aybun membaca artikel ini untuk mengetahui persoalan kenapa anak tidak mengalami kenaikan berat badan secara signifikan. 

Penyebab Berat Badan Anak Tidak Naik

Banyak faktor yang membuat berat badan anak tidak bertambah seperti pola makan yang salah atau adanya penyakit yang diderita.

Jika AyBun merasa sudah menerapkan pola makan dengan benar dan konsisten, maka perlu dilakukan evaluasi medis untuk mengetahui berbagai penyakit yang belum terdeteksi.

Jangan ragu juga untuk membawa anak ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya.

Ada beberapa penyakit yang menjadi penyebab berat badan anak tidak naik yakni anemia, tuberkulosis (TBC), Infeksi Saluran Kemih (ISK) hingga rhinitis alergi. 

Untuk mengetahui tentang penyakit tersebut, mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:  

1. Anemisa Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah kurangnya zat besi di dalam tubuh. Penyebabnya cadangan zat besi yang tidak cukup atau tidak sesuai.

Anak yang mengalami ADB seringkali menunjukkan penurunan nafsu makan.

Kekurangan zat besi dapat membuat anak merasa lelah dan tidak berenergi, yang dapat menyebabkan penurunan selera makan dan berkurangnya asupan kalori.

Ada sejumlah tanda dan gejala yang kerap ditemui pada anak yang mengalami Anemia Defisiensi Besi (ADB) yakni:

  • Pucat: Kulit dan selaput lendir terlihat lebih pucat dari biasanya.
  • Lesu: Anak terlihat kurang berenergi dan tidak seaktif biasanya.
  • Tidak Nafsu Makan: Anak mungkin menunjukkan penurunan selera makan.
  • Mudah Lelah: Anak cepat lelah bahkan setelah aktivitas yang ringan.
  • Keterlambatan Perkembangan: Pada kasus yang lebih parah, anemia dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif Anak, seperti keterlambatan dalam merangkak, berjalan, atau berbicara.

2. Infeksi Tuberkulosis (TBC)

Infeksi tuberkulosis (TB) adalah radang paru yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini menular melalui percikan udara yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Peradangan yang disebabkan oleh TBC mempengaruhi metabolisme tubuh anak dengan meningkatkan pengeluaran energi, mengganggu metabolisme protein, dan memicu kehilangan massa otot.

Proses inflamasi ini juga dapat mengubah cara tubuh memetabolisme lemak dan karbohidrat, berkontribusi pada penurunan berat badan anak.

Berikut adalah tanda dan gejala anak yang mengalami Infeksi Tuberkulosis (TB Paru):

  • Batuk berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Demam berlangsung lebih dari 2 minggu
  • Bayi terlihat lemas lebih dari 2 minggu 
  • Gejala terlihat menetap meski telah diobati melalui pengobatan standar 
  • Terdapat benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan.

3. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan kuman berbahaya di saluran kemih.

Pertumbuhan kuman tersebut disebabkan antara lain karena kebersihan alat kelamin yang tidak terjaga, fimosis atau konstipasi berulang.

Meski ISK kadang tidak bergejala, berikut adalah tanda yang kerap dialami anak yang menderita Infeksi Saluran Kemih:

  • Demam
  • Muntah
  • Nyeri atau terlihat mengejan saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil namun hanya keluar sedikit-sedikit
  • Kulit di sekitar alat kelamin berwarna kemerahan.

4. Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah peradangan pada hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap alergen tertentu.

Gejala utama meliputi bersin, pilek, dan hidung gatal atau mampat, yang sering terjadi di pagi hari.

Penyakit ini umumnya diderita oleh anak-anak usia sekolah dan dapat berlangsung hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik.

Tanda dan gejala rhinitis alergi, yakni:

  • Bersin dan ingus keluar terus-menerus
  • Hidung terasa tersumbat dan gatal
  • Batuk dan rasa sakit di tenggorokan akibat iritasi
  • Mata terasa gatal dan berair, serta mungkin tampak merah
  • Muncul lingkaran gelap di bawah mata akibat peradangan
  • Sering mengalami sakit kepala, terutama jika disertai sinusitis
  • Rasa lelah yang berlebihan akibat kualitas tidur yang buruk.

Walaupun rhinitis alergi terlihat sudah sembuh, namun ada fase minimal persistent inflamation atau peradagangan yang menetap.

Hal ini akan mengganggu barrier terutama di usus sehingga apa yang dimakan belum bisa dicerna baik & berat badan tidak naik

Cara Mengatasi Berat Badan Anak yang Susah Naik

Seperti telah disinggung sekilas di awal artikel, penyebab tidak bertambahnya berat badan anak di antaranya adalah pola makan yang salah.

Berikut adalah 6 tips yang bisa AyBun lakukan agar berat badan anak bertambah:

1. Buat Jadwal Makan

Pola makan harus dibentuk sejak dini. Kapan waktu makan berat, snack dan juga waktu minum susu.

Hal ini berguna untuk megajarkan keteraturan pada anak, sehingga ketika tiba saatnya makan, anak lebih mudah menerimanya. 

Selain itu, dengan adanya jadwal makan, anak terhindar dari kondisi mudah marah dan tidak nyaman karena lapar.

Maka, AyBun perlu membuat jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur. 

Berikut ini adalah jadwal makan ideal yang AyBun bisa adopsi: 

  • Pukul 08.00: sarapan 
  • Pukul 10.00: camilan atau snack
  • Pukul 12.00: makan siang
  • Pukul 14.00: susu atau jus 
  • Pukul 16.00: camilan atau snack 
  • Pukul 18.00: makan malam

Nah, sekarang giliran AyBun menyusun jadwal makan yang lebih lengkap untuk Si Kecil, ya.

2. Tidak Makan Lebih dari 30 Menit 

Waktu makan ideal baik untuk makan berat atau snack adalah tidak lebih dari 30 menit.

Mengapa? Sederhananya karena makanan akan jadi dingin dan tidak lagi nikmat untuk dimakan. 

Alasan lain, jika waktu makan sudah lebih dari 30 menit anak biasanya mengalami perlambatan saat makan dan cenderung mendiamkan makanan di mulut.

Tentu saja kondisi tersebut bukan proses makan yang sehat.   

3. Jangan Berikan Snack Sebelum Makan Berat

Saat waktu makan berat tiba, jangan memberikan snack atau camilan. Tujuannya supaya anak tidak kenyang dan semangat saat makan.

Selain menjadwalkan kapan anak mengasup camilan atau snack, perhatikan juga kalori dan gula yang terkandung. 

4. Ciptakan Kondisi Makan yang Menyenangkan  

Suasana lingkungan turut mempengaruhi nafsu makan anak. Jadi buatlah suasana menyenangkan ketika anak makan.

Misalnya dengan menyiapkan serbet untuk alas makan yang menarik perhatian anak. 

Selain itu, jangan memaksa anak untuk makan ya, karena akan membuat psikologis anak tertekan.

Pastikan juga supaya anak fokus untuk makan dan tidak melakukan aktivitas lain seperti bermain atau menonton. 

5. Latih Anak Makan Sendiri

Cara sukses lain menaikkan berat badan anak yang kurus, mulai dengan hal yang kecil dan sederhana seperti mengajari anak untuk makan sendiri.

Cara ini juga akan melatih kemandirian anak. Tapi jika anak menunjukkan tanda tidak mau makan seperti mengatupkan mulut, memalingkan kepala, atau bahkan menangis, tawarkan kembali makanan secara netral yaitu tanpa membujuk atau memaksa. 

6. Berikan Makanan dalam Porsi Kecil

Untuk membantu agar anak makan dengan lebih mudah, berikan makanan dalam porsi kecil dan sesuai.

Cara lain, berikan makanan utama atau lauk terlebih dahulu dan diakhiri dengan minum. 

7. Jaga Kebersihan 

Apabila anak sudah selesai makan, ajarkan untuk membersihkan mulut mereka. Jadikan ini sebagai tahap terakhir setelah makan selesai.

Terangkan juga pentingnya menjaga kebersihan mulut dan gigi, agar anak mengerti tentang menjaga kesehatan. 

Nah, itulah sejumlah penyebab berat badan bayi yang tidak bertambah dan solusinya.

Baca juga: Anak GTM, Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penutup

Semoga informasi di atas dapat membantu AyBun yang sedang menghadapi masalah terkait berat badan anak.

Sebagai penutup, jika anak mengalami masalah makan yang berlangsung lebih dari 2 minggu dan tidak ada peningkatan berat badan meskipun sudah mengikuti pola makan yang benar serta tidak ada gejala penyakit yang jelas, segeralah konsultasikan ke dokter spesialis anak.

Penanganan yang tepat dari ahli akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah secara efektif, sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Sumber:

Sumber Foto: Pexels

Sumber Referensi:

  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/sulit-makan-pada-bayi-dan-anak  
  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bersin-di-pagi-hari
Ditinjau oleh:

dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua