Penyebab Bayi Sering Muntah dan Cara Mengatasinya Tanpa Panik
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A
Saat bayi muntah, biasanya orang tua akan khawatir, panik atau bahkan kebingungan. Padahal, keluhan muntah pada bayi tidak selalu menandakan kondisi serius. Namun, jika bayi Anda mengalami muntah yang berulang serta dalam frekuensi yang sering bahkan mengalami penurunan berat tubuh, bisa jadi kondisi tersebut merupakan gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Artikel kali ini akan membahas penyebab muntah pada bayi serta cara menangani bayi dengan keluhan muntah tanpa panik. Tanpa panjang lebar lagi, mari kita bahas satu per satu.
Penyebab Muntah pada Bayi
1. Gastroenteritis
Gastroenteritis atau flu perut adalah kondisi peradangan atau infeksi pada saluran pencernaan, terutama pada lambung dan usus kecil. Gastroenteritis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau parasit yang dapat menyebabkan mual, muntah, diare, demam hingga lemas dan hilangnya nafsu makan. Bagaimana si kecil bisa mengalami flu perut? Biasanya virus dan bakteri tertelan karena anak kecil sering memasukan tangan atau benda-benda di sekitarnya ke mulut. Selain itu, sistem kekebalan tubuh bayi juga masih berkembang sehingga lebih rentan terkena penyakit ini.
2. Alergi Makanan
Alergi makanan juga bisa menjadi penyebab bayi muntah. Selain muntah, alergi makanan biasanya disertai sejumlah gejala lain seperti kulit kemerahan dan gatal bahkan bengkak di sekitar mata, bibir, lidah hingga langit-langit mulut.
3. Infeksi lain
Selain gastroenteritis, ada sejumlah infeksi yang juga menyebabkan muntah pada bayi dan anak-anak yaitu:
- Infeksi saluran kemih
- Otitis media atau infeksi telinga bagian tengah
- Pneumonia atau radang paru
- Meningitis atau radang selaput otak
Meskipun muntah bukanlah gejala utama dari berbagai kondisi infeksi ini, namun muntah pada bayi dapat terjadi sebagai respon tubuh atas infeksi yang terjadi.
4. Keracunan
Keracunan makanan atau zat berbahaya juga bisa menyebabkan muntah pada bayi. Berikut adalah sejumlah ciri ciri bayi yang mengalami keracunan:
- Muntah dalam jumlah banyak, mendadak dan terus-menerus
- Warna dan tekstur muntah tidak normal seperti berwarna hijau atau kuning, atau terlihat lebih cair daripada biasanya. Terkadang muntah juga mengandung partikel makanan yang belum dicerna atau bahan kimia yang berbahaya.
- Selain muntah, bayi yang keracunan dapat mengalami diare dimana kotoran yang dikeluarkan encer, berwarna hijau atau hitam, dan bisa saja mengandung darah atau lendir.
- Bayi yang mengalami keracunan biasanya juga mengalami demam dan lemas.
5. Lubang Dot Bayi Terlalu Besar
Selain karena gangguan kesehatan, bayi yang terlalu banyak minum susu dalam waktu singkat bisa mengalami muntah-muntah. Biasanya kasus ini terjadi pada bayi yang minum susu formula menggunakan botol. Lubang dot yang terlalu besar biasanya membuat aliran susu terlalu deras sehingga memicu bayi muntah.
6. Penyempitan Pilorus Kongenital
Penyempitan pilorus kongenital adalah kondisi medis di mana otot pada bagian bawah perut bayi terlalu ketat, sehingga menyebabkan makanan dan cairan sulit untuk melewati bagian ini untuk memasuki usus. Akibatnya bayi menjadi sering muntah setelah makan atau minum.
Gejala lain dari penyempitan pilorus ini meliputi:
- Berat badan bayi turun drastis.
- Perut bayi terlihat buncit atau membesar karena makanan yang tertahan.
- Bayi rewel setelah makan atau minum.
Kondisi ini biasanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan beberapa tes diagnostik seperti pemeriksaan ultrasound atau X-ray.
Cara Menangani Dehidrasi Akibat Muntah
Ketika bayi mengalami muntah, jterdapat risiko si kecil untuk mengalami dehidrasi, terutama jika jumlah muntahnya banyak ataupun berulang. Untuk itu, ayah-bunda wajib memastikan si kecil cukup cairan atau terhidrasi. Pastikan si kecil masih mau untuk minum ASI atau susu formula. Jika membutuhkan cairan tambahan, Anda bisa memberikan larutan rehidrasi oral untuk bayi. Larutan rehidrasi oral adalah bubuk khusus yang dicampurkan dengan air untuk diminum. Larutan ini mengandung gula dan garam untuk membantu menggantikan air dan garam yang hilang karena muntah dan diare. Ayah-bunda juga bisa memberikan air atau kaldu bening.
Hindari jus buah dan minuman bersoda hingga si kecil sudah jauh lebih baik. Selama bayi mengalami keluhan muntah, yang terpenting adalah selalu waspada dan memperhatikan tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, sedikit air mata, dan kencing yang berkurang. Jika terdapat gejala dehidrasi ataupun anak Anda tidak bisa minum cairan apa pun atau terus muntah, segera hubungi dokter.
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-children-and-babies#:~:text=It's%20normal%20for%20babies%20and,children%20and%20babies%20is%20gastroenteritis.
Artikel Terkait
Lihat SemuaAnak Diare Boleh Minum Susu? Intip Jawabannya Di Sini
Kesehatan AnakPahami Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan Cara Mengatasinya
Kesehatan AnakRentang Kemampuan Fokus Anak Sesuai Usianya
Kesehatan AnakSetelah MPASI Tidak Boleh Minum ASI, Benarkah? Ini Kata Dokter Anak!
Kesehatan AnakLakukan Pertolongan Pertama pada Bayi Tersedak!
Kesehatan Anak- Lihat Semua