Tanda-tanda Alergi Makanan pada Anak dan Cara Mengatasinya
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Agatha Febrina Sp.A
Alergi makanan pada anak sering kali membuat orang tua khawatir, terutama saat gejalanya muncul tiba-tiba. Mulai dari ruam kulit, gangguan pencernaan, hingga reaksi serius seperti sulit bernapas, tanda-tanda ini perlu dikenali sejak dini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala yang umum terjadi dan cara mengatasinya agar kesehatan si kecil tetap terjaga.
Penyebab Alergi Makanan pada Anak
Alergi makanan terjadi ketika tubuh anak menganggap makanan tertentu sebagai ancaman, padahal sebenarnya tidak berbahaya. Hal ini terjadi akibat respons dari sistem imun yang “berlebihan” dan memicu pelepasan zat kimia seperti histamin.
Akibatnya, anak bisa mengalami gejala seperti ruam, gatal di mulut, sakit perut, muntah, bahkan kesulitan bernapas. Pada beberapa anak yang sangat sensitif, sedikit saja makanan tersebut dimakan, bisa memicu reaksi serius.
Beberapa makanan yang paling sering menyebabkan alergi pada anak antara lain:
- Susu
- Telur
- Gandum
- Kedelai
- Kacang pohon (seperti almond dan walnut)
- Kacang tanah
- Ikan
- Kerang
Dari semua jenis ini, telur, susu, dan kacang tanah menjadi pemicu yang paling umum. Kabar baiknya, banyak anak bisa membaik dari alergi makanan tertentu seiring bertambahnya usia, meskipun ada juga yang tetap membawa alergi ini sepanjang hidup.
Tanda-tanda Alergi Makanan pada Anak
Reaksi alergi terhadap makanan pada setiap anak bisa berbeda-beda, mulai dari gejala ringan hingga berat. Pada sebagian anak, alergi makanan mungkin hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi pada kasus lain, reaksi ini bisa menjadi sangat serius bahkan mengancam nyawa.
Gejala alergi makanan biasanya muncul dalam beberapa menit hingga dua jam setelah mengonsumsi makanan pemicu. Namun, dalam kasus yang jarang, gejala bisa muncul beberapa jam kemudian.
Berikut tanda-tanda alergi makanan yang perlu AyBun waspadai:
- Kesemutan atau rasa gatal di mulut.
- Ruam, gatal-gatal, atau eksim pada kulit.
- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya.
- Sakit perut, diare, mual, atau muntah.
- Bunyi napas mengi, hidung tersumbat, atau kesulitan bernapas.
- Pusing, rasa melayang, atau bahkan pingsan.
Anafilaksis: Reaksi Alergi yang Berbahaya
Pada beberapa anak, alergi makanan dapat memicu anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang berpotensi mengancam nyawa. Tanda-tanda anafilaksis meliputi:
- Penyempitan saluran napas, membuat napas tersengal atau berbunyi.
- Pembengkakan di tenggorokan, atau sensasi seperti ada benjolan yang membuat sulit bernapas.
- Penurunan tekanan darah yang drastis, menyebabkan tubuh mengalami syok.
- Denyut jantung yang sangat cepat.
- Pusing parah, hilang kesadaran, hingga pingsan.
Penanganan darurat sangat penting jika anafilaksis terjadi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berakibat fatal. AyBun mungkin disarankan dokter untuk selalu menyediakan epinefrin auto-injector jika anak memiliki riwayat alergi makanan berat, dan segera mencari bantuan medis saat gejala muncul.
Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Anak
Mengelola alergi makanan pada anak membutuhkan perhatian khusus untuk menghindari reaksi alergi dan menjaga kebutuhan nutrisi mereka. Berikut adalah langkah-langkah penting yang dapat dilakukan:
1. Hindari Makanan Penyebab Alergi
Hindari makanan yang diketahui menyebabkan alergi pada anak, termasuk makanan lain dalam kelompok serupa. Jika AyBun sedang menyusui, diskusikan dengan dokter apakah juga perlu menghindari makanan tersebut.
2. Konsultasikan Kebutuhan Nutrisi
Jika alergi makanan membatasi asupan nutrisi tertentu, seperti vitamin atau mineral, Aybun dapat berdiskusi dengan dokter atau ahli gizi untuk mencari alternatif makanan yang aman atau mempertimbangkan pemberian suplemen sesuai kebutuhan si kecil.
3. Penggunaan Obat untuk Alergi Makanan
- Omalizumab: Obat ini baru-baru ini disetujui FDA untuk membantu mengurangi reaksi alergi pada anak yang tidak sengaja terpapar makanan penyebab alergi. Omalizumab diberikan melalui injeksi dan cocok untuk anak di atas usia 1 tahun. Namun, anak tetap harus menghindari makanan penyebab alergi.
- Obat untuk Alergi Kacang Tanah: FDA juga menyetujui obat khusus untuk mengurangi risiko reaksi alergi pada anak usia 1 hingga 17 tahun dengan alergi kacang tanah, yakni Palforzia. Meski demikian, anak tetap harus menghindari kacang tanah meskipun menggunakan obat ini.
4. Siapkan Epinefrin untuk Anaphylaxis
Anak yang berisiko mengalami reaksi alergi berat (anaphylaxis), dokter mungkin akan menyarankan untuk selalu membawa dua dosis epinefrin. Epinefrin dapat menghentikan gejala reaksi alergi berat. Pastikan semua orang terdekat dengan anak, seperti guru dan pengasuh, tahu cara menggunakannya.
5. Pantau Perkembangan Alergi Anak
Beberapa alergi makanan dapat hilang seiring bertambahnya usia. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes lanjutan atau food challenge di bawah pengawasan medis untuk mengetahui apakah alergi si kecil sudah berkurang. Jangan mencoba memberikan makanan pemicu alergi tanpa konsultasi dengan dokter, karena risiko reaksi berat masih mungkin terjadi.
6. Penanganan Alergi Susu pada Bayi
Jika bayi AyBun memiliki alergi terhadap susu sapi, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan formula terhidrolisat atau formula asam amino, tergantung pada derajat beratnya reaksi alergi. Formula berbahan dasar kedelai juga bisa menjadi pilihan, namun perlu diingat bahwa pada beberapa anak, formula ini tetap dapat menimbulkan reaksi alergi.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Skincare Anak dan Bayi Terbaru 2024, Aman untuk Kulit Sensitif
Cara Mencegah Alergi Makanan pada Anak
Mencegah alergi makanan pada anak dapat dimulai sejak usia dini dengan langkah-langkah yang didasarkan pada penelitian terbaru. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Pengenalan Makanan Alergen Secara Dini
Anak yang berisiko alergi disarankan untuk diperkenalkan pada makanan alergen seperti kacang, susu, telur, atau gandum sejak memulai MPASI. Hal ini bertujuan untuk membantu tubuh anak mengenali makanan tersebut dan mengurangi kemungkinan timbulnya alergi. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai, terutama jika terdapat riwayat alergi dalam keluarga. - Memberikan Makanan Secara Bertahap
Mulailah memperkenalkan satu jenis makanan baru setiap 3–5 hari untuk memantau reaksi tubuh anak terhadap makanan tersebut. Jika tidak ada reaksi alergi, makanan dapat diberikan secara rutin. - Pentingnya ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan direkomendasikan oleh WHO karena manfaat kesehatannya. Meskipun belum ada bukti kuat bahwa ASI mencegah alergi makanan, ASI mendukung kesehatan saluran pencernaan dan imunitas anak. - Hindari Penundaan Pengenalan Makanan Alergen
Penelitian menunjukkan bahwa menunda pengenalan makanan alergen hingga usia lebih dari 6 bulan justru dapat meningkatkan risiko alergi. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk menunda pemberian makanan tertentu tanpa alasan medis yang jelas. - Konsultasi dengan Ahli Alergi Jika Diperlukan
Anak dengan riwayat alergi keluarga atau kondisi kulit seperti dermatitis atopik sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli alergi sebelum diperkenalkan pada makanan alergen tertentu.
Kesimpulan
Alergi makanan pada anak adalah respons imun berlebihan terhadap makanan tertentu, yang dapat menimbulkan gejala seperti ruam, sakit perut, atau bahkan anafilaksis. Makanan pemicu umum meliputi susu, telur, dan kacang.
Penanganannya mencakup menghindari makanan pemicu, berkonsultasi dengan dokter, dan mempersiapkan epinefrin untuk keadaan darurat. Pengenalan makanan alergen secara dini dan bertahap juga dapat membantu mencegah alergi. Dengan pengelolaan yang tepat, kesehatan anak dapat tetap terjaga.
Untuk berkonsultasi langsung dengan dokter, AyBun bisa menggunakan fitur Tanya Ahli di aplikasi Tentang Anak!
Sumber Foto: Freepik
Referensi:
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/f/food-allergies-in-children.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/symptoms-causes/syc-20355095
- https://www.nationwidechildrens.org/conditions/health-library/food-allergies-in-children
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4646750/