Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Trauma Makan

Anak Menolak Makan? Ini Cara Lembut Mengatasi Trauma Makan Tanpa Paksaan

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Natharina Yolanda Sp.A

Apakah Si Kecil sering menolak makan, menangis saat melihat makanan, atau bahkan terlihat takut ketika waktu makan tiba? Jika iya, bisa jadi Si Kecil mengalami trauma makan.

Trauma makan bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti pengalaman tersedak, dipaksa makan, atau kondisi kesehatan tertentu. Jika tidak ditangani dengan tepat, trauma makan dapat berdampak pada pertumbuhan, kesehatan, bahkan hubungan Si Kecil dengan makanan hingga dewasa.

Sebagai orang tua, tentu AyBun ingin memastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup. Namun, memaksa anak untuk makan bukanlah solusi. Sebaliknya, paksaan justru bisa memperburuk ketakutan mereka terhadap makanan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lembut dan penuh kesabaran agar Si Kecil kembali nyaman saat makan.

Dalam artikel ini, AyBun akan menemukan penyebab trauma makan, dampaknya, serta cara efektif untuk membantu Si Kecil mengatasi ketakutannya tanpa paksaan. Yuk, simak selengkapnya!

Mengapa Anak Bisa Mengalami Trauma Makan?

Trauma makan bisa dipicu oleh berbagai hal, di antaranya:

1. Pengalaman Buruk saat Makan

Si Kecil mungkin pernah mengalami tersedak, muntah, atau merasa sakit setelah makan. Hal ini bisa membuatnya takut terhadap makanan tertentu.

2. Paksaan Saat Makan

Memaksa Si Kecil makan dengan ancaman atau hukuman hanya akan memperburuk situasi. Jika Si Kecil dipaksa untuk menghabiskan makanan atau dimarahi saat menolak makan, ia bisa mengembangkan ketakutan terhadap waktu makan.

3. Sensitivitas Sensorik

Beberapa anak memiliki kepekaan tinggi terhadap tekstur, bau, atau rasa makanan tertentu. Hal ini bisa menyebabkan Si Kecil merasa jijik atau takut untuk mencoba makanan baru.

4. Masalah Kesehatan

Si Kecil yang memiliki refluks asam, alergi makanan, atau gangguan pencernaan bisa mengasosiasikan makan dengan rasa sakit, sehingga enggan untuk makan.

5. Pengalaman Kekurangan Makanan (Food Insecurity)

Jika Si Kecil pernah mengalami keterbatasan akses terhadap makanan atau mengalami pola makan yang tidak teratur, ia bisa mengembangkan ketakutan terkait makanan.

Baca Juga: Anak Susah Makan, Ini Penyebab dan Tips Mengatasinya

Dampak Trauma Makan pada Anak

Jika tidak diatasi dengan baik, trauma makan bisa berdampak pada:

  • Kurangnya asupan gizi yang bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
  • Stres dan kecemasan saat makan, sehingga Si Kecil merasa tidak nyaman setiap kali waktu makan tiba.
  • Gangguan makan di masa depan, seperti anoreksia, bulimia, atau Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID).
  • Kesulitan dalam bersosialisasi, misalnya, anak merasa cemas atau takut saat makan bersama teman-temannya.

Cara Lembut Mengatasi Trauma Makan Tanpa Paksaan

AyBun, berikut beberapa cara efektif untuk membantu Si Kecil mengatasi trauma makan dengan lembut:

1. Hindari Paksaan dan Hukuman

  • Jangan memaksa anak untuk makan atau menghabiskan makanan di piringnya.
  • Jangan menghukum atau memarahi anak saat ia menolak makan.
  • Ciptakan suasana makan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.

2. Ciptakan Asosiasi Positif dengan Makanan

  • Ajak anak bermain dengan makanan tanpa tekanan untuk memakannya, misalnya membuat bentuk lucu dari sayuran atau buah.
  • Biarkan anak ikut serta dalam menyiapkan makanan agar ia merasa lebih tertarik dan terlibat.

3. Perkenalkan Makanan dengan Bertahap

Jika anak takut dengan makanan tertentu, coba kenalkan makanan tersebut secara perlahan:

  1. Biarkan anak melihat makanan tersebut dari jauh.
  2. Ajak ia menyentuh atau mencium aromanya tanpa harus makan.
  3. Dorong ia untuk menjilat atau mencicipi sedikit tanpa tekanan.
  4. Jika Si Kecil merasa nyaman, ia bisa mulai makan dalam jumlah kecil.

4. Berikan Pilihan, Bukan Perintah

Alih-alih berkata, "Ayo makan sayur ini!", AyBun bisa mencoba, "Kamu mau makan wortel atau brokoli hari ini?". Dengan memberikan pilihan, anak merasa lebih memiliki kendali atas makanannya.

5. Terapkan Metode Makan Intuitif (Intuitive Eating)

Makan intuitif mengajarkan anak untuk mengenali rasa lapar dan kenyangnya sendiri. Biarkan anak makan ketika ia merasa lapar dan berhenti ketika kenyang, tanpa paksaan.

6. Jangan Biarkan Si Kecil Kelaparan Berlebihan

Anak yang terlalu lapar bisa menjadi lebih rewel dan cemas saat makan. Berikan camilan sehat di antara waktu makan utama agar ia tetap nyaman.

7. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika trauma makan anak parah dan sulit diatasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan:

  • Dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
  • Psikolog anak untuk membantu mengatasi kecemasan dan ketakutan terkait makanan.
  • Ahli gizi atau terapis makan untuk memberikan strategi makan yang sesuai dengan kondisi Si Kecil.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda berikut, segera konsultasikan dengan tenaga medis:

  • Menolak makan secara konsisten hingga berat badannya menurun drastis.
  • Menghindari makanan atau tekstur tertentu akibat ketakutan ekstrem.
  • Sering menangis atau histeris saat melihat makanan tertentu.
  • Mengalami kecemasan berlebihan setiap waktu makan tiba.
  • Menunjukkan tanda-tanda gangguan makan seperti ARFID atau anoreksia.

Kesimpulan

AyBun, trauma makan pada Si Kecil bisa terjadi karena pengalaman buruk saat makan, paksaan, atau kondisi kesehatan tertentu. Jika tidak ditangani dengan baik, trauma ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan emosional Si Kecil, bahkan hingga dewasa.

Mengatasi trauma makan membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang lembut. Hindari paksaan, ciptakan suasana makan yang positif, serta gunakan strategi bertahap agar anak kembali nyaman dengan makanan. Jika perlu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi agar anak mendapatkan penanganan terbaik.

Ingat, setiap anak memiliki prosesnya sendiri. Dengan dukungan penuh dari AyBun, Si Kecil bisa kembali menikmati makan dengan nyaman dan bahagia.

Trauma Makan
Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua