Amankah MPASI dengan BLW? Kenali Anjuran MPASI Anak dari IDAI
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A
Anak yang memasuki usia 6 bulan direkomendasikan oleh World Health Organization untuk diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) tentunya dengan memperhatikan kecukupan gizi yang seimbang. Tak jarang Ayah Bunda mengenalkan beragam metode pemberian MPASI pada si Kecil, salah satunya yaitu Baby-Led Weaning atau dikenal dengn istilah BLW.
Baby-Led Weaning (BLW) adalah metode memperkenalkan MPASI dengan membiarkan bayi memilih sendiri semua makanannya, istilah ini diambil dari kata baby-led yang berarti dipimpin oleh bayi sejak awal pemberian MPASI. Lalu, apa ya bedanya dengan memberikan anak finger food?
Perbedaan Baby-Led Weaning dengan Pemberian Finger Food
BLW atau baby-led weaning merupakan metode mengenalkan bayi pada makanan dengan cara memberikan bayi kontrol penuhuntuk memilih, mengambil, dan memasukkan makanan ke mulut. Pemberian MPASI dalam bentuk finger food sejak awal MPASI.
Sedangkan Finger Food adalah pemberian MPASI bayi diawali dengan konsistensi lunak hingga padat secara bertahap. Finger food menjadi ‘tambahan’ saat anak disuapi makanan utama sebagai stimulasi dan meningkatkan ketertarikan anak saat makan.
Sampai saat ini penerapan BLW secara total menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak dianjurkan, terutama di periode awal MPASI. Studi menunjukkan kenaikan brat badan anak yang lebih rendah dibandingkan bayi yang disuapi Bayi belum dapat menentukan kuantitas yang dianggap cukup akan cenderung mengonsumsi makanan lebih sedikit.
Anak boleh diberikan finger food sejak usia 6 bulan, asalkan:
- Makanan mudah hancur saat diremas
- Potongan buah dan sayuran segar diutamakan
- Posisi makan anak sudah duduk tegak untuk cegah tersedak
INGAT Ayah Bunda saat pemberian makan pada anak, bukan hanya makanan yang diberikan, tetapi juga pembelajaran dan kasih sayang.
Yang Perlu Ayah Bunda Lakukan
1. Hindari memarahi dan/atau mencekoki anak
Jangan memberikan iamakanan jika ia sudah kenyang ini untuk mencegah risiko trauma makan akan memengaruhi kenaikan berat badan anak.
2. Rutin ajak anak makan bersama
Selain mempererat bonding, makan bersama dapat:
- Meningkatkan nafsu makan
- Menurunkan risiko picky eating
- Mendorong pola makan sehat
Misal: anak ikut suka makan sayur karena meniru AyBun
3. Apresiasi dan adakan kontak mata dengan anak saat makan
Pada waktu makan jangan lupa Ayah Bunda berikan kalimat-kalimat apresiasi dan kontak mata dengan si Kecil supaya ia merasa dilibatkan dan merasa nyaman saat makan. Ayah Bunda bisa sampaikan misalnya
“Wah, hari ini Adik makan lebih lahap!”
“Terima kasih Kak sudah mau coba makan pakai sendok sendiri…”
“Sekarang Adik sudah berani makan brokolinya ya? Hebat!”
Yuk, terapkan pemberian makan sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia. Temukan resep bergizi dengan unduh dan gunakan aplikasi Tentang Anak untuk optimalkan tumbuh kembang anak!
Foto: pexels.com
Sumber:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/betulkah-baby-led-weaning-lebih-baik
Dogan E, Yilmaz G, Caylan N, Turgut M, Gokcay G, Oguz MM. Baby-led complementary feeding: randomized controlled study. Pediatr Int. 2018;60:1073-80.
Artikel Terkait
Lihat SemuaAnak Diare Boleh Minum Susu? Intip Jawabannya Di Sini
Kesehatan AnakPahami Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan Cara Mengatasinya
Kesehatan AnakRentang Kemampuan Fokus Anak Sesuai Usianya
Kesehatan AnakSetelah MPASI Tidak Boleh Minum ASI, Benarkah? Ini Kata Dokter Anak!
Kesehatan AnakLakukan Pertolongan Pertama pada Bayi Tersedak!
Kesehatan Anak- Lihat Semua