Ramai Anak Terlibat Judi Online, Ini yang Harus AyBun Lakukan!
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog
Judi online di kalangan anak dan remaja adalah masalah global yang semakin serius. Data menunjukkan bahwa judi online, termasuk dalam bentuk game seperti loot boxes dan skin gambling, kerap menjadi pintu masuk anak dan remaja ke dunia perjudian.
Di Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan lebih dari 190.000 anak dan remaja terlibat judi online, dengan 80.000 di antaranya berusia di bawah 10 tahun.
Di sisi lain, penelitian internasional menyoroti bahwa anak-anak, bahkan sejak usia 9 tahun, dapat terpapar permainan bergaya kasino secara online.
Baca Juga: 5 Dampak Gadget bagi Anak
Apa Itu Judi Online?
Judi online adalah aktivitas taruhan yang dilakukan melalui internet menggunakan perangkat seperti komputer, ponsel, atau jenis gawai elektronik lainnya. Bentuknya beragam, termasuk kasino virtual, taruhan kompetisi olahraga, hingga permainan seperti poker.
Judi online umumnya memerlukan tiga elemen utama: taruhan, unsur peluang, dan hadiah. Contoh aktivitas ini meliputi taruhan olahraga, mesin slot virtual, hingga fitur loot boxes dalam permainan video.
Penyebab Judi Online di Kalangan Anak maupun Remaja
1. Kemudahan Akses
Teknologi digital memudahkan anak-anak mengakses perjudian online. Dengan perangkat yang terhubung internet, anak-anak dapat dengan mudah menemukan situs perjudian atau game dengan elemen taruhan.
2. Pengaruh Iklan dan Media Sosial
Iklan perjudian tersebar di media sosial, menarik perhatian anak-anak melalui konten menarik dan promosi hadiah besar. Di Inggris, 96% orang berusia 11-24 tahun dilaporkan melihat iklan perjudian setiap bulan, meningkatkan risiko si Kecil terpapar.
3. Fitur Perjudian dalam Game
Permainan video dengan fitur seperti loot boxes atau skin gambling kerap menjadi pintu masuk ke perjudian. Anak-anak sering membeli loot boxes tanpa menyadari mekanisme perjudian di baliknya.
4. Kurangnya Pemahaman Risiko
Anak-anak cenderung memiliki pemahaman keliru tentang peluang menang dalam perjudian. Misalnya, banyak yang percaya bahwa menggunakan angka acak lebih efektif daripada angka berurutan, meskipun hasil perjudian sebenarnya sangat bergantung pada keberuntungan.
5. Lingkungan dan Pengaruh Sosial
Anak-anak yang melihat orang dewasa berjudi atau berada dalam kelompok teman yang melibatkan perjudian lebih cenderung ikut terlibat.
Baca Juga: Gadget Dapat Menyebabkan Autisme? Orang Tua Perlu Ketahui Hal Ini
Cara Mencegah Keterlibatan Anak dan Remaja dalam Judi Online
1. Edukasi Sejak Dini
Jelaskan secara sederhana apa itu perjudian dan mengapa itu berbahaya, tanpa memberikan terlalu banyak detail yang bisa membuat anak penasaran atau justru ingin mencoba. Fokus pada nilai-nilai penting, seperti tanggung jawab dan dampak negatif perjudian terhadap keuangan dan hubungan dengan orang sekitar.
2. Periksa Aktivitas Anak yang Dilakukan Secara Online
Batasi jenis permainan atau aplikasi yang boleh diakses oleh anak. Periksa deskripsi, rating, serta fitur seperti pembelian dalam aplikasi. Jika memungkinkan, AyBun bisa mencoba memainkan game tersebut untuk memahami isinya. Selain itu, gunakan metode seperti kartu hadiah (gift cards) untuk membatasi pengeluaran online anak.
3. Batasi Paparan Iklan
Gunakan ad-blocker seperti Privacy Badger dan Disconnect Kids. Aktifkan mode terbatas di YouTube atau TikTok untuk meminimalkan konten yang tidak sesuai usia.
4. Habiskan Waktu Bersama Anak tanpa Aktivitas Online
Dorong anak untuk lebih sering terlibat dalam aktivitas fisik, seni, atau kegiatan sosial lainnya. Melibatkan diri dalam aktivitas bersama mereka, seperti bermain game non-digital atau olahraga, juga bisa membantu mengurangi ketergantungan pada gadget.
5. Tunjukkan Contoh yang Baik
Secara eksplisit sampaikan bahwa perjudian tidak dibenarkan dalam keluarga dan tunjukkan sikap tegas menolak segala bentuk perjudian. AyBun yang menjauhi perjudian dapat menjadi panutan bagi anak.
6. Gunakan Kontrol Orang Tua
Fitur kontrol orang tua di perangkat digital dapat membatasi akses anak ke situs perjudian.
Ciri-ciri Anak dan Remaja yang Kemungkinan Kecanduan Judi Online
Kecanduan judi online pada anak dapat ditandai oleh beberapa perilaku berikut:
1. Masalah Keuangan
Anak sering meminta uang tanpa alasan jelas, mencuri uang dari orang tua, atau menggunakan kartu kredit tanpa izin. Si Kecil bahkan dapat menjual barang pribadi untuk mendapatkan uang guna mendukung kebiasaan berjudi online.
Sebuah survei oleh Gambling Health Alliance (GHA) terhadap remaja dan dewasa muda di Inggris menemukan bahwa 15% anak mengambil uang orang tua tanpa izin untuk membeli loot boxes, fitur permainan yang memberikan hadiah virtual secara acak.
2. Perubahan Perilaku
Amati perilaku anak untuk memahami kebiasaan digitalnya. Perhatikan apakah ada tanda-tanda seperti bermain game secara berlebihan, menyembunyikan aktivitas online, atau perubahan emosi yang tidak biasa. Cek juga akses anak ke perangkat digital, game, atau situs yang berpotensi memicu kecanduan judi.
3. Penurunan Performa Akademik
Anak sering terganggu, kurang tidur, dan kesulitan berkonsentrasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai atau performa di sekolah karena anak lebih fokus pada perjudian online.
Baca Juga: Hindari Berikan Gadget saat Anak Rewel, Ini Risikonya
Yang Harus AyBun Lakukan saat Anak maupun Remaja Dikhawatirkan Kecanduan Judi Online
Jika anak menunjukkan tanda-tanda kecanduan, langkah berikut dapat membantu:
1. Identifikasi Masalah
Amati perilaku anak untuk memahami kebiasaan digitalnya. Perhatikan apakah ada tanda-tanda seperti bermain game secara berlebihan, menyembunyikan aktivitas online, atau perubahan emosi yang tidak biasa. Cek juga akses anak ke perangkat digital, game, atau situs yang berpotensi memicu kecanduan judi.
2. Diskusi Terbuka
Mulailah percakapan dengan tenang dan tanpa menyalahkan. Fokuslah pada pemecahan masalah sambil menunjukkan bahwa AyBun ada untuk membantu. Apresiasi kejujuran anak jika ia bersedia berbagi. Pastikan suasana diskusi aman, sehingga anak merasa nyaman terbuka mengenai kebiasaannya.
3. Cari Bantuan Profesional
Jika masalah terus berlanjut, jangan ragu menghubungi psikolog anak atau tenaga profesional lain untuk mendapatkan panduan dan pendampingan membantu anak dan remaja yang sudah kecanduan judi online.
4. Batasi Akses Digital
Terapkan aturan tegas untuk mengurangi akses ke perangkat digital, terutama yang bisa digunakan untuk bermain game atau berjudi. Arahkan anak ke aktivitas yang lebih positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan yang mengembangkan minatnya, sehingga ia punya fokus baru yang lebih sehat. Jangan lupa juga untuk memberikan anak waktu dan hargai usaha atau progress yang ditunjukan.
Kesimpulan
Judi online adalah ancaman serius yang dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penyebabnya beragam, mulai dari kemudahan akses hingga pengaruh sosial.
Untuk mencegah keterlibatan anak, AyBun perlu mengedukasi si Kecil sejak dini, membatasi akses ke perangkat, dan mengawasi aktivitas digitalnya.
Jika kecanduan telah terjadi, intervensi dini dan dukungan profesional sangat penting untuk membantu anak pulih dan menghindari konsekuensi jangka panjang.
AyBun juga bisa menggunakan fitur Tanya Ahli di aplikasi Tentang Anak, ada psikolog yang siap membantu!
Rekomendasi: Freepik
Sumber:
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2533814/
- https://nationalcollege.com/news/online-gambling-and-young-people-understanding-the-risks
- https://mediasmarts.ca/digital-media-literacy/digital-issues/gambling/talking-youth-about-online-gambling
- https://megapolitan.kompas.com/read/2024/11/21/13544131/kpai-197540-anak-indonesia-terlibat-judi-online
- https://www.frontiersin.org/journals/psychology/articles/10.3389/fpsyg.2019.01287/full
- https://www.mdpi.com/1660-4601/18/3/984
- https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-9082781/One-six-children-steal-money-pay-video-game-loot-boxes.html