arti-dan-manfaat-double-prohe

Double Prohe untuk MPASI dan Manfaatnya untuk Menaikkan Berat Badan Bayi

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Semua orang tua tentu ingin bayinya sehat dan memiliki berat badan yang sesuai dengan usianya.

Tetapi, tidak sedikit orang tua yang mengalami masalah dengan berat badan (BB) anak yang susah naik karena si Kecil susah makan. 

Sementara itu, memastikan berat badan si Kecil tetap naik menjadi agenda penting yang harus dilakukan Ayah dan Bunda setiap bulannya.

Ini karena kenaikan berat badan bayi dapat menunjukkan kalau si Kecil sehat.

Selain itu, Si Kecil perlu mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

Lalu, apa yang harus dilakukan Ayah dan Bunda untuk menaikkan berat badan si Kecil? 

Ayah dan Bunda bisa mencoba mengupayakan double prohe dalam menu Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kepada si Kecil.

Tapi, apa arti double prohe? Dan seperti apa anjurannya? Untuk mengetahuinya, yuk, simak pembahasan lengkap tentang double prohe di bawah ini!

Pengertian Double Prohe

Double prohe adalah singkatan dari doubleprotein hewan. Artinya, ada 2 (dua) jenis protein hewani yang disajikan dalam 1 (satu) menu MPASI si Kecil.

Misalnya seperti menyediakan lauk ayam dan udang atau terlur puyuh dan daging sapi secara bersamaan dalam menu MPASI bayi.

Namun, perlu diketahui bahwasanya pengupayaan double prohe dalam menu MPASI tidak secara otomatis mencukupi asupan protein harian si Kecil.

Oleh sebab itu, pastikan jumlah dan kandungan protein dalam menu MPASI bayi sesuai dengan kebutuhan, meskipun hanya berasal dari satu jenis makanan saja.

Pengertian Double Prohe

Sumber: Freepik

Manfaat Double Prohe

Upaya double prohe dalam MPASI dapat memberikan banyak manfaat baik bagi masa pertumbuhan si Kecil.

Terlebih, pemberian asupan protein hewani dan nabati dalam MPASI perlu dimulai sejak bayi memasuki usia 6 bulan.

Ini karena protein dapata memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang si Kecil, antara lain:

1. Memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi bayi 

Protein hewani memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap dan lebih mudah dicerna oleh bayi.

Hal ini juga ditunjukkan oleh berbagai macam penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi protein hewani dapat membantu anak-anak untuk tumbuh tinggi dan lebih kuat. 

Oleh sebab itu, bayi yang sudah berusia 6 bulan disarankan untuk mengonsumsi berbagai macam jenis sumber protein sejak awal MPASI pertama.

Misalnya seperti daging sapi, daging ayam, ikan, telur, hati, dan masih banyak lagi.

2. Pertumbuhan yang sempurna

Asupan protein dapat membantu semua proses pertumbuhan si Kecil. Ini karena protein berfungsi untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh.

Sehingga, si Kecil bisa memiliki pertumbuhan yang sempurna. 

3. Membantu pembentukan enzim

Manfaat protein yang selanjutnya adalah untuk membentuk enzim dalam tubuh bayi.

Enzim sendiri dapat terbentuk karena adanya reaksi biokimia yang terjadi dalam tumbuh. 

Enzim sangat penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai penghancur racun, kontraksi otot, pembekuan darah hingga membantu mencerna makanan dalam tubuh.

4. Meningkatkan kekebalan tubuh

Ketika seseorang mengonsumsi protein yang cukup, maka ia akan menjadi lebih terlindungi dari bakteri dan juga virus.

Artinya konsumsi protein dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Khsususnya bagi bayi yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.

Menurut sebuah penelitian, untuk mencegah infeksi, setiap orang membutuhkan protein dalam pembentukan antibodi dan imunnoglobin.

Jadi, sel tubuh nantinya mampu merespons dab melawan dengan cepat apabila sewaktu-waktu bakteri atau virus yang sama datang.

5. Menjadi sumber energi untuk si Kecil

Tahukah Bunda kalau ternyata protein juga bisa memberikan energi tambahan bagi si Kecil? 

Protein dapat memberikan si Kecil energi ekstra saat asupan lemak dan karbohidratnya tidak cukup untuk kebutuhan gerak hariannya.

Dengan demikian, si Kecil memiliki energi yang cukup untuk  mengeksplor berbagai hal dalam masa pertumbuhannya.

Menjadi sumber energi untuk si Kecil

Sumber: Freepik

Cara Menyajikan Dobel Prohe yang Dianjurkan

Kalau tadi, kita sudah membahas arti dobel prohe dan manfaatnya. Kini saatnya untuk Ayah dan Bunda mengetahui seperti apa anjuran double prohe yang tepat.

Dengan memberikan dobel prohe yang tepat, Aybun bisa  memenuhi asupan nutrisi dan gizi si Kecil. 

Berikut adalah tabel kebutuhan asupan protein harian anak.

Tabel di bawah juga termasuk pilihan asupan protein hewani yang Aybun jadikan acuan untuk MPASI dobel prohe si Kecil:

UsiaKisaran Jumlah
6 - 12 bulan13 gram
1 - 3 tahun16 gram
4 - 6 tahun24 gram
7 - 10 tahun28 gram

Nama

Jumlah*

Telur ayam13 gram
Telur puyuh13 gram
Ikan22 gram
Udang24 gram
Daging sapi26 gram
Daging ayam27 gram

*kandungan per 100 gram

Kebutuhan Asupan Protein Harian

Sumber: Freepik

Selain fokus pada asupan protein hewani si Kecil, Ayah dan Bunda juga perlu memastikan bahwa komposisi MPASI yang lainnya juga sesuai dengan persentase yang dianjurkan:

  • Karbohidrat 35-55%
  • Lemak 35-60%
  • Protein 15-20%

Terlalu banyak protein dapat mengurangi asupan lemak dan karbohidrat yang juga dibutuhkan si Kecil. Sehingga, menu lengkap dengan komposisi yang seimbang adalah pemberian MPASI yang tepat untuk pertumbuhan buah hati.

Baca juga: Benarkah anak tidak boleh diberikan ASI setelah MPASI?

Penutup

Ayah dan Bunda diperbolehkan memberikan double prohe MPASI asal disesuaikan dengan total kebutuhan harian si Kecil.

Agar lebih yakin, Ayah dan Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak masing-masing ya!

Selain itu, Aybun juga bisa bertanya gratis pada DSA di fitur Tanya Ahli aplikasi Tentang Anak.

Sementara itu, pemberian protein yang berlebih dapat berdampak serius dan akan menyebabkan obesitas atau gangguan fungsi ginjal.

Ayah dan Bunda perlu berkonsultasi ke DSA jika:

  • Sudah memberikan menu lengkap dan menerapkan feeding rules dengan konsisten tetapi BB anak tidak naik.
  • Anak menolak semua jenis makanan dari kelompok makanan tertentu.
Sumber:

Sumber Foto Pexels, Canva

  • Headey, D., Hirvonen, K., & Hoddinott, J. (2018). Animal Sourced Foods and Child Stunting. American journal of agricultural economics, 100(5), 1302–1319. https://doi.org/10.1093/ajae/aay053
  • Lutter, C. K., Iannotti, L. L., & Stewart, C. P. (2018). The potential of a simple egg to improve maternal and child nutrition. Maternal & child nutrition, 14 Suppl 3(Suppl 3), e12678. https://doi.org/10.1111/mcn.12678
  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
  • https://fdc.nal.usda.gov/
  • http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Artikel Terkait

Lihat Semua