Ibu-menyusui-puasa

Ibu Menyusui Ingin Puasa? Ini Caranya Agar ASI Tetap Banyak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Menjelang bulan Ramadhan, biasanya Bunda yang baru saja melahirkan atau sedang berada dalam masa menyusui akan bertanya-tanya tentang bagaimana jika Ibu menyusui puasa.

Ini karena biasanya Busui yang berpuasa khawatir jika ASI yang menjadi satu-satunya asupan bagi si Kecil akan menurun dari segi kuantitas dan kualitasnya. 

Jadi, sebenarnya Ibu menyusui boleh puasa apa tidak? 

Yuk, simak pembahasan lebih lanjut dalam artikel ini untuk mengetahui lebih jauh tentang puasa selama masa menyusui dan apa yang perlu diperhatikan!

Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa?

Secara umum, Ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa, khususnya di bulan Ramadhan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Ibu menyusui ketika berpuasa. 

Dalam hal ini, Bunda harus membatalkan puasa jika merasa kurang sehat atau jika anaknya mengalami masalah kesehatan. Kemudian, Bunda harus membayar fidyah atau qadha (menyempurnakan puasa yang tidak dilakukan di kemudian hari). 

Namun, jika Bunda merasa sehat dan si Kecil tidak mengalami masalah kesehatan, maka Bunda diperbolehkan untuk berpuasa selama Ramadhan.

Kapan Ibu Menyusui Harus Berhenti Puasa?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika Bunda merasa kurang sehat atau si Kecil mengalami masalah kesehatan, sebaiknya Bunda membatalkan puasa dan berbicara dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan si Kecil aman.

Adapun beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seorang Ibu menyusui harus berhenti puasa adalah:

  • Sakit: Jika Ibu menyusui merasa sakit, lelah, atau tidak sehat saat berpuasa, sebaiknya ia berhenti puasa dan berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisinya aman.
  • Produksi ASI yang menurun: Apabila produksi ASI Ibu menyusui menurun drastis atau berlangsung lama, itu dapat menjadi tanda bahwa Ibu harus berhenti puasa.
  • Kondisi si Kecil yang kurang baik: Jika si Kecil mengalami masalah kesehatan atau pertumbuhan yang tidak normal, Ibu harus berhenti puasa dan berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi si Kecil aman.
  • Kebutuhan hidrasi yang tidak tercukupi: Apabila Busui merasa sangat haus atau keringat berlebihan selama berpuasa, itu dapat menunjukkan bahwa tubuh Ibu tidak menerima cukup cairan dan hidrasi, sehingga harus berhenti puasa.

Selain itu, tanda bahaya berpuasa pada Bunda dan si Kecil juga dapat dilihat setelah 2-3 hari berpuasa. Apabila Bunda dan si Kecil mengalami:

  • lemas
  • Warna urin kuning pekat
  • Sakit kepala
  • Bayi rewel saat menyusu
  • Berat badan (BB) bayi turun

Sebaiknya Bunda segera berhenti berpuasa dan berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi kesehatannya Bunda dan si Kecil aman.

Agar ASI Tetap Banyak saat Puasa

Sebenarnya tetap berpuasa atau tidak memang kembali pada Bunda, tetapi Bunda tetap bisa memenuhi nutrisi si Kecil dan sebelum Bunda ikut berpuasa, pastikan bayi dalam kondisi sehat ya. Jika bayi sakit atau ada masalah gizi maka sebaiknya ditunda puasa.

Lalu, apa yang harus dilakukan Bunda agar ASI tetap banyak saat puasa? 

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu ibu menyusui untuk menjaga produksi ASI tetap stabil saat berpuasa:

1. Pertimbangkan puasa saat anak mulai MPASI

Sebaiknya Bunda mempertimbangkan untuk berpuasa saat si Kecil sudah mulai makan pokok dan tidak lagi hanya tergantung pada ASI. Ini karena ASI masih menjadi sumber nutrisi utama bagi si Kecil yang masih belum memasuki masa MPASI. 

Selain itu, produksi ASI juga akan terpengaruh apabila Bunda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan ASI selama berpuasa.

2. Jangan melewati jam makan sahur dan minum cukup air 

Bunda harus memastikan untuk tidak melewati jam makan sahur dan minum minimal 2 liter air dalam sehari untuk menjaga produksi ASI tetap stabil. Air sangat penting untuk membantu proses produksi ASI dan memelihara kesehatan tubuh secara umum.

3. Penuhi asupan dengan gizi seimbang dan lengkap

Tips berikutnya adalah Bunda harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi bergizi seimbang dan lengkap selama berpuasa, termasuk protein yang cukup. 

Protein merupakan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan ASI yang dihasilkan. 

Di sisi lain, protein juga membantu dalam perkembangan otak si Kecil. Oleh sebab itu, pastikan Bunda mengonsumsi 2-3 porsi protein dalam sehari ya!

4. Utamakan camilan sehat jika masih lapar

Jika masih lapar setelah berbuka, ada baiknya Bunda mengonsumsi camilan yang sehat seperti buah, kacang-kacangan, kurma, sayur rebus, yoghurt, jika masih merasa lapar setelah berbuka. 

Ini akan membantu Bunda untuk menjaga produksi ASI tetap stabil dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. 

Usahakan untuk menghindari makanan yang tinggi kalori, lemak dan gula yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, karena dapat membuat tubuh merasa lelah dan kurang sehat.

5. Berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya

Jika Bunda mengalami masalah dengan produksi ASI selama berpuasa, sebaiknya Bunda segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan si Kecil tetap aman.

Itu dia pembahasan tentang apa boleh ibu menyusui puasa. Sebagai ibu menyusui, berpuasa selama Ramadan dapat menjadi pilihan yang menantang. 

Namun, dengan memperhatikan beberapa hal penting seperti konsumsi cairan yang cukup dan asupan nutrisi yang bergizi selama berpuasa, serta berbicara dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Busui dan si Kecil aman, maka Bunda dapat berpuasa dengan aman. 

Selain itu, Bunda juga perlu memantau kondisi kesehatan dan produksi ASI selama masa puasa. Jangan lupa untuk mengutamakan kesehatan Bunda dan si Kecil sebagai prioritas utama dalam memutuskan untuk berpuasa atau tidak.

Sumber:

Foto: www.pexels.com

Ditinjau oleh:

dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua