Mitos Seputar MPASI. Cek Faktanya Berdasarkan Penelitian
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Radhian Amandito, SpA
Memasuki usia 6 bulan menjadi momen penting untuk mengenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) ke Si Kecil. MPASI berperan cukup penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Namun, dengan banyaknya informasi yang beredar, sering kali muncul mitos yang membingungkan terutama untuk para AyBun baru.
10 Mitos seputar MPASI yang Perlu Diluruskan
Dalam artikel ini, Tentang Anak akan mengulas beberapa mitos seputar MPASI serta fakta yang didukung oleh penelitian. Sumber-sumber penelitian yang dijadikan acuan akan turut disertakan untuk memastikan keakuratan informasi. Mari simak selengkapnya di bawah ini:
Mitos 1: Bayi Harus Mulai MPASI Sejak Usia 4 Bulan
Fakta: Menurut penelitian oleh Dewey, K.G. (2020) yang diterbitkan dalam "The Journal of Nutrition" bayi sebaiknya mulai diberi MPASI pada usia minimal 6 bulan. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah cukup matang untuk mengolah makanan padat dengan lebih efisien. Namun, pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan dapat dipertimbangkan dalam kondisi tertentu, dengan syarat tidak ada kontraindikasi, dan berdasarkan rekomendasi dari dokter anak.
Mitos 2: MPASI Harus Dimulai dengan Sereal Beras
Fakta: Studi yang diterbitkan dalam jurnal "Pediatrics" oleh Baker, R.D. (2020) menunjukkan pentingnya memperkenalkan beragam jenis makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Variasi ini memberikan gizi yang lebih baik kepada bayi dibandingkan memulai dengan sereal beras.
Mitos 3: Susu Formula Setara dengan ASI atau ASIP
Fakta: Penelitian oleh Rollins, N.C. et al. (2020) yang dipublikasikan dalam "The Lancet" menegaskan bahwa ASI dan ASIP memiliki keunggulan dalam memberikan nutrisi yang lebih baik dan melindungi bayi dari penyakit.
Mitos 4: Menambahkan Gula atau Garam pada MPASI Menambah Rasa
Fakta: Penelitian oleh Ventura, A.K. et al. (2020) dalam "The American Journal of Clinical Nutrition" menegaskan bahwa makanan bayi tidak memerlukan tambahan gula atau garam. Pemberian makanan alami membantu mengembangkan preferensi rasa yang sehat sejak dini.
Mitos 5: Pemberian MPASI Tepat Waktu Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi
Fakta: Studi oleh Brown, A. et al. (2020) dalam "JAMA Pediatrics" menunjukkan bahwa waktu pemberian MPASI sebelum atau setelah usia 6 bulan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur bayi, yang lebih dipengaruhi oleh kebutuhan tidur individu dan rutinitas tidur yang baik.
Mitos 6: Memberikan Makanan Alergenik Meningkatkan Risiko Alergi
Fakta: Penelitian dalam "Pediatric Allergy and Immunology" oleh Perkin, M.R. et al. (2020) menunjukkan bahwa memperkenalkan makanan alergenik (seperti: gluten, ikan, telur) pada usia dini (6 bulan) dapat membantu mengurangi risiko alergi, dengan syarat diberikan secara bertahap dan terkontrol.
Mitos 7: Bayi Harus Menghabiskan Seluruh Porsi MPASI yang Diberikan
Fakta: Ini jelaPenelitian oleh Hurley, K.M. et al. (2020) dalam jurnal "Pediatrics" menunjukkan bahwa bayi memiliki kemampuan alami untuk mengatur asupan makanan mereka. Memberikan kebebasan kepada bayi untuk mengontrol porsinya sendiri membantu mereka mengembangkan kemampuan mengatur makanan sejak dini.
Mitos 8: MPASI Sebaiknya Diberikan Setiap Hari
Fakta: Studi oleh Forbes, L.E. et al. (2020) dalam "International Breastfeeding Journal" menyoroti bahwa MPASI sebaiknya diperkenalkan sebagai pelengkap ASI atau ASIP, bukan pengganti. Pengenalan MPASI secara bertahap membantu bayi dalam beradaptasi dengan perubahan pola makan mereka.
Mitos 9: Menghentikan ASI Setelah Memulai MPASI
Fakta: Penelitian oleh Pries, A.M. et al. (2020) yang diterbitkan dalam "Maternal & Child Nutrition" menekankan bahwa pemberian ASI atau ASIP tetap penting bahkan setelah memperkenalkan MPASI. Keduanya saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi.
Mitos 10: MPASI Harus Dimulai dengan Porsi yang Besar
Fakta: Menurut "Nutrition Bulletin" tahun 2020, MPASI sebaiknya dimulai dengan porsi kecil dan ditingkatkan secara perlahan. Hal ini membantu bayi mengatasi perubahan makanan dan mengurangi risiko tersedak, sambil memprioritaskan asupan kalori harian dari ASI atau susu formula.
Mitos 11: Memberikan Kopi Untuk Mencegah Kejang
Fakta: AAP merekomendasikan tidak memberikan kopi berkafein kepada anak di bawah usia 12 tahun. Anak yang memiliki risiko kejang sebaiknya dibawa ke dokter untuk mendapatkan resep obat anti-kejang, bukan diberi minum kopi sebagai pengobatan.
Mitos 12: Memberikan Madu Pada MPASI sebagai Gula Alami
Fakta: Menurut WHO sebagai panduan global, memberikan madu kepada bayi yang berusia di bawah satu tahun dapat meningkatkan risiko terkena botulisme, dapat merusak gigi, dan meningkatkan risiko obesitas. Disarankan untuk menunda pemberian madu sampai bayi mencapai usia satu tahun atau lebih.
Baca juga: Amankah MPASI dengan BLW? Kenali Anjuran MPASI Anak dari IDAI
Penutup
Penting bagi para AyBun untuk memahami perbedaan antara mitos dan fakta terkait MPASI. Dengan dasar penelitian & jurnal ilmiah, artikel ini memberikan panduan yang akurat untuk membantu dalam memberikan makanan yang sesuai dan bermakna bagi perkembangan bayi.
Dapatkan akses lebih banyak ide resep sesuai kebutuhan kalori dan gizi untuk Si Kecil di fiturresep. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Sumber Foto: Freepik
Sumber Referensi
- https://academic.oup.com/jn/article/150/4/768/5688504
- https://pediatrics.aappublications.org/content/145/1/e20193436
- https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)31923-9/fulltext
- https://academic.oup.com/ajcn/article/111/6/1291/5824067
- https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/article-abstract/2769727
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/pai.13330
- https://pediatrics.aappublications.org/content/146/1/e20192306
- https://internationalbreastfeedingjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13006-020-00280-7
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/mcn.13030
- Carletti C, Pani P, Monasta L, Knowles A, Cattaneo A. Introduction of Complementary Foods in a Cohort of Infants in Northeast Italy: Do Parents Comply with WHO Recommendations? Nutrients. 2017 Jan 4;9(1):34. doi: 10.3390/nu9010034. PMID: 28054972; PMCID: PMC5295078.
- https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/66389/WHO_NHD_00.1.pdf
Artikel Terkait
Lihat SemuaAnak Diare Boleh Minum Susu? Intip Jawabannya Di Sini
Kesehatan AnakPahami Gejala & Penyebab Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan Cara Mengatasinya
Kesehatan AnakRentang Kemampuan Fokus Anak Sesuai Usianya
Kesehatan AnakSetelah MPASI Tidak Boleh Minum ASI, Benarkah? Ini Kata Dokter Anak!
Kesehatan AnakLakukan Pertolongan Pertama pada Bayi Tersedak!
Kesehatan Anak- Lihat Semua