
6 Rekomendasi Tontonan Anak Edukatif Gak Bikin Tantrum
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog
Sambut akhir pekan, biasanya Ayah Bunda dan si Kecil akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Tak jarang menonton bersama menjadi salah satu aktivitas pilihan saat quality time bersama. Namun, tahukah Ayah Bunda, tidak semua tontonan dapat diberikan pada si Kecil, terutama yang berusia di bawah 5 tahun.
Beberapa tontonan justru bisa menyebabkan overstimulasi, yaitu ketika otak anak menerima terlalu banyak rangsangan visual atau suara dalam satu waktu, sehingga anak menjadi lebih rewel, gelisah, atau sulit tidur.
Rekomendasi berikut telah dikurasi oleh Tim Edukasi Tentang Anak, ditinjau oleh psikolog anak Grace E. Sameve, M.Psi. Yuk, simak rekomendasinya berikut ini!
6 Tontonan Anak Edukatif
1. SANG

Tontonan lokal karya Tentang Anak ini dirancang dengan konsep slow stimulation, tempo cerita yang tenang, warna lembut, dan musik menenangkan agar anak bisa fokus dan memahami pesan emosional dengan nyaman.
SANG digarap di bawah arahan dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH sebagai Executive Producer, bersama tim kreatif muda Indonesia seperti Kennya Rinonce (Creative Director & Scriptwriter), Fachry Subingat (Storyboard Artist & Animator), dan Ismedy Prasetya (SPV Visual Assets). Setiap episode dikembangkan bersama Grace E. Sameve, M.A, M.Psi dan tim edukasi Tentang Anak agar selaras dengan prinsip tumbuh kembang anak usia dini.
Melalui karakter dan cerita sederhana, SANG mengajarkan nilai Berbagi, Tolong, Maaf, dan Terima Kasih, menjadikannya tontonan anak edukatif yang aman sekaligus menyenangkan.
📺 Tonton Episode 1 SANG: Berbagi di YouTube Tentang Anak atau dengarkan lagu edukatif berjudul B-A-I-K di Spotify
👉 Baca selengkapnya tentang SANG di siniÂ
2. Little Einstein
Tontonan anak ini menceritakan tentang pertemanan empat anak yang gemar belajar, berpetualang, menyukai musik, serta memiliki banyak ilmu pengetahuan.
3. Cory Carson
Keluarga mobil yang memiliki anak, tayangan tersebut menceritakan bagaimana anaknya mulai belajar sekolah, sikap baik, dan berinteraksi dalam sehari-hari.
4. If I Were An Animal
Tontonan yang menampilkan visual hewan, tapi tidak dengan menakutkan sehingga cocok untuk si Kecil.
5. Guess How Much I Love You
Tontonan ini sangat baik untuk anak di bawah 5 tahun karena menceritakan tentang binatang-binatang yang berteman, menunjukkan sikap baik, kemudian menampilkan visual yang lambat, tidak bising yang dapat menyebabkan overstimulasi.
6. Storybots
Sebuah tontonan yang dapat disaksikan untuk anak usia 4-5 tahun dengan cerita yang lebih kompleks, misalnya mengenai bagaimana alat musik dapat berfungsi sehingga mengeluarkan suara.
Kelima tontonan di atas direkomendasikan karena memiliki beragam edukasi mulai dari berhitung, mengenalkan jenis-jenis planet, dan bermain musik. Selain dari sisi edukasi, Ayah Bunda juga dapat mempertimbangkan kualitas video dan audio yang tidak menimbulkan overstimulasi pada anak.
Jika anak mengalami overstimulasi yaitu menerima terlalu banyak informasi dan pengalaman sensasi dalam satu waktu, ia akan merasa kewalahan dan lelah membuatnya cenderung gelisah, rewel, menolak beraktivitas, atau bahkan menjadi tantrum.
Kemudian apa yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk mencegah overstimulasi pada anak?
Tips mencegah overstimulasi pada anak
1. Kenali kemampuan dasar anak
Apa saja yang membuat ia tenang dan waspada?
Apakah ia mudah terganggu oleh suara disekitarnya?
Apakah ia kesulitan menangkap informasi dengan latar belakang yang terlalu ramai atau penuh tulisan dan gambar?
2. Jadwalkan aktivitas bermain outdoor dan non-screentime
Pastikan ia memiliki waktu untuk melakukan aktivitas yang menenangkan setiap hari dan tidak melibatkan gawai. Misalnya bermain sensori dengan pasir atau ajak ia bersepeda mengelilingi taman.
3. Batasi screentime dan sortir tontonan anak sesuai usia
Cek durasi screentime sesuai anjuran American Academy of Pediatrics (AAP) di halaman utama Tentang Anak dan hindari memberikan screentime menjelang waktu tidur membuat aktivitas otak menjadi meningkat dapat menimbulkan masalah tidur berisiko muncul.
Tontonan yang Sebaiknya Dihindari
Tayangan dengan tempo cepat, suara keras, atau warna menyala berlebihan.
Karakter yang sering berteriak atau bertindak kasar.
Konten dengan pesan tidak sesuai usia.
Tontonan seperti ini berisiko menyebabkan overstimulasi, membuat anak sulit fokus dan cepat tantrum.
Menemani anak menonton tidak hanya tentang memilih tayangan yang menarik, tetapi juga yang aman, terpercaya, dan selaras dengan tumbuh kembangnya. Dengan pendekatan slow stimulation, SANG dan rekomendasi tontonan lainnya membantu anak belajar fokus, berempati, dan tumbuh bahagia tanpa risiko overstimulasi.

Foto: Tentang Anak Photostock, iStock
Sumber referensi:
Mesty Ariotedjo. 2022. 5 Rekomendasi Tontonan Anak Usia Dini.Instagram.
https://beta.somerset.gov.uk/tables/sensory-processing-handbook-visual-hypersensitive/
Li, I., Shen, P. S., Wu, M. L., & Wang, W. (2020). The relationship between preschoolers’ sensory regulation and temperament: implications for parents and early childhood caregivers. Early Child Development and Care, 192(8), 1-11.

Artikel Terkait
Lihat SemuaWaspada Virus Menyebar Akibat Kumpul Keluarga di Momen Lebaran, Cegah dengan Ini
Masalah Kesehatan
Cara Membawa Anak dengan Aman & Nyaman saat Kumpul Keluarga
Gaya Hidup
ART Mudik? Wajib Coba 5 Hal untuk Ajarkan Anak Membantu Pekerjaan Rumah
Gaya Hidup
Bingung Stimulasi Anak saat Mudik? Cek 10 Ide Permainan Ini
Gaya Hidup
Ucapan Selamat Ulang Tahun yang Manis dan Romantis untuk Istri Tercinta
Gaya Hidup
- Lihat Semua