Perfeksionis

Dampak Buruk Orang Tua Perfeksionis Terhadap Kesehatan Mental Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace E. Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Sebuah studi yang melibatkan 20.000 anak dari Amerika, Kanada, dan Inggris menemukan bahwa persepsi anak muda terhadap kritik dan ekspektasi orang tua meningkat 32% dalam 32 tahun terakhir, seiring dengan bertambahnya perfeksionisme di kalangan orang tua. 

Penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme pada orang tua dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.

Perfeksionisme Merusak Kesehatan Mental Anak

Thomas Curran, PhD, profesor psikologi di London School of Economics, menyatakan bahwa perfeksionisme dalam pengasuhan dapat memicu berbagai gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, bahkan gangguan makan. 

Ikatan emosional antara orang tua dan anak juga berisiko menurun, yang membuat hubungan semakin renggang.

Perfeksionisme tidak hanya mempengaruhi anak, tetapi juga dapat menyebabkan kelelahan atau burnout pada orang tua. 

Studi tahun 2022 mengungkap bahwa orang tua yang terlalu kritis terhadap diri sendiri lebih rentan mengalami burnout, yang dapat merusak hubungan dengan anak dan meningkatkan risiko masalah psikologis.

Baca juga: Mengenal Hurried Child atau Dampak Ketika Anak Diburu-Buru Bisa 'Ini Itu'

Burnout pada Orang Tua Perfeksionis

Burnout terjadi ketika orang tua merasa sangat kelelahan dalam peran pengasuhan. Mereka mungkin mulai merasa jenuh, bahkan berfantasi untuk melepaskan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. 

Menurut Abramson (2021), orang tua yang mengalami burnout bisa mengalami kejenuhan emosional, menyakiti diri sendiri, hingga memperlakukan anak dengan cara yang berbahaya.

Gejala burnout pada orang tua perfeksionis meliputi:

  1. Rasa lelah berlebihan hanya dengan memikirkan tanggung jawab sebagai orang tua
  2. Keinginan untuk menarik diri dari peran orang tua
  3. Pemutusan hubungan emosional dengan anak-anak
  4. Rasa bersalah karena merasa tidak mampu menjadi orang tua yang baik

Dampak Perfeksionisme pada Anak

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua perfeksionis berisiko mengalami masalah psikologis serius, seperti rendahnya harga diri dan ekspektasi yang tidak realistis. 

Sebuah penelitian dari Journal of Personality menunjukkan bahwa 60% anak yang sering mendapatkan intervensi berlebihan dari orang tuanya menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri, yang berpotensi memicu depresi, kecemasan, bahkan hingga bunuh diri.

Sebaliknya, orang tua yang terbuka terhadap ketidaksempurnaan justru membantu anak-anak mereka menjadi lebih tangguh. 

Mereka belajar bahwa kesalahan adalah bagian alami dari hidup, yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan mental mereka.

Kesimpulan

Perfeksionisme dalam pengasuhan bisa berdampak buruk tidak hanya bagi anak, tetapi juga bagi kesehatan mental orang tua.

Menjadi orang tua yang sempurna bukanlah tujuan yang ideal. Justru dengan menerima ketidaksempurnaan, baik anak maupun orang tua dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan bahagia.

Daripada mengejar kesempurnaan, AyBun bisa membantu anak menghadapi tekanan dengan cara yang sehat, seperti:

  1. Menghargai anak atas jati diri mereka, bukan hanya prestasi
  2. Memberi ruang untuk kesalahan dan pembelajaran
  3. Fokus pada usaha dan disiplin, bukan kesempurnaan

Yuk, mulai menjadi orang tua yang bijak dan terbuka!

Sumber:

Sumber Foto: Freepik

Referensi:

Artikel Terkait

Lihat Semua