tahapan-tekstur-makanan-bayi-6-hingga-12 bulan

Tahapan Tekstur Makanan Bayi 6 hingga 12 Bulan

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Setelah selama enam bulan mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) atau susu, tibalah waktunya si kecil mulai mengenal makanan. Pengalaman pertama memperkenalkan makanan bagi bayi membuat Anda bersemangat untuk memberikan makanan terbaik untuknya. Namun sebelumnya, Ayah Bunda perlu membekali diri dengan wawasan bagaimana tahapan pertama memberikan makanan. 

Berkonsultasi dengan dokter adalah langkah pertama sesaat sebelum memberikan makanan untuk si kecil, dan sangat baik jika Ayah Bunda memulainya dengan membaca artikel ini untuk mengetahui tahapan tekstur makanan bayi usia enam sampai 12 bulan. Supaya saat berdiskusi dengan dokter, Ayah Bunda lebih banyak lagi mendapatkan informasinya. 

Artikel ini akan membantu Anda mengetahui bagaimana seharusnya tahapan tekstur makanan bayi 6-12 bulan yang ideal, hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberikan makan pada bayi, hingga tips supaya anak tertarik dan tak menolak untuk makan. 

Panduan Tekstur Makanan untuk Bayi

Saat memasuki usia enam bulan, bayi umumnya sudah memiliki kontrol yang kuat terhadap kepala serta lehernya menandakan bahwa bayi sudah siap untuk makan. Pada awal mulai memberikan makanan pendamping asi atau MPASI, berikan makanan yang lunak dengan cara menghaluskannya terlebih dahulu. 

Hal ini sebagai awal untuk memperkenalkan tekstur makanan kepada bayi, setelahnya Ayah Bunda bisa secara perlahan menaikkan grade atau tingkatan tekstur makanan. Kapan dan tekstur makanan seperti apa yang diberikan pada bayi berusia 6-12 bulan? Berikut rincian dan penjelasannya. 

1. Tahap Awal Usia 6-8 Bulan 

Pada tahap ini, bayi Ayah Bunda sebaiknya mendapatkan makanan yang telah dihaluskan sehingga bayi mudah untuk menelannya. Makanan yang diberikan idealnya satu jenis makanan yang dihaluskan sampai seperti bentuk selai. 

Cara mengetes kehalusannya adalah dengan meneteskannya di atas sendok, jika mudah menetes atau jatuh maka dapat diberikan. Mudahnya untuk membayangkan bentuknya adalah seperti bubur yang sangat halus. 

Mulailah memberikan dengan sendok kecil dan pastikan bayi sudah menelan atau melumatnya sampai habis, baru Ayah Bunda kembali memberikannya. Makanan yang dapat diberikan dengan cara dihaluskan pada usia 6-8 bulan adalah: mangga, alpukat, wortel, labu hingga bubur yang dihaluskan kembali. 

2. Tahap Menengah Usia 8-12 Bulan 

Setelah berhasil memberikan makanan dengan tekstur paling halus, tingkatkan teksturnya dengan memberikan tidak lagi sehalus di awal. Hal ini karena bayi Anda sudah masuk dalam tahap mengunyah atau menggigit. 

Transisi akan berhasil jika Ayah Bunda tidak langsung menaikkan tekstur makanan dan tetap memberikan makanan yang lembut. Hanya saja sesekali atau diselingi memberikan yang halus, jika bayi Ayah Bunda menolak ketika mendapatkan makanan yang tidak halus lagi. 

Pada tahap menengah ini, Ayah Bunda bisa memberikan dua jenis makanan yang diolah menjadi satu sehingga menghasilkan makanan dengan tekstur yang lebih tebal. Makanan yang dapat diberikan pada usia 8-12 bulan adalah campuran antara bayam dengan ayam, campuran apel, kacang hijau dan brokoli hingga campuran blueberry, mangga dan alpukat. 

3. Tahap Akhir Usia 10-12 Bulan

Lanjutkan ke tahapan tekstur makanan yang lebih padat, setelah Anda yakin bayi usia 10-12 bulan telah berhasil mengunyah dan menelan dengan baik. Ayah Bunda sudah dapat memberikan nasi, potongan daging kecil, sayur yang telah diiris tipis. Meski begitu, pastikan makanan tersebut sudah dapat dihancurkan oleh gigi si kecil yang mulai tumbuh. 

Tahap ini menjadi waktu yang ideal untuk bayi Ayah Bunda memulai finger food yang lembut dan aman. Hal ini penting untuk membuat bayi Anda lebih percaya diri dalam mengunyah serta melatih kemandiriannya untuk makan. 

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memberikan Bayi Makan

Meski bayi telah mendapatkan Makanan Pendamping ASI atau MPASI, namun minum ASI atau susu tetap perlu diberikan. Supaya bayi Ayah Bunda tidak mengalami rasa kenyang berlebihan dan mengakibatkan muntah, jadwal makan perlu dibuat untuk memberikan jarak waktu minum susu dengan makan. Berikut panduan memberikan makan pada bayi berusia 6 bulan hingga 12 bulan. 

1. Jeda Waktu dengan Pemberian Susu 

Waktu yang tepat memberikan makan bayi adalah ketika bayi merasa lapar dan siap untuk makan, pastikan jarak antara pemberian susu dengan makan sekitar 2-3 jam sepanjang hari dan malam. Penting untuk menjadwalkan waktu makan bayi pada saat yang sama setiap hari, agar bayi terbiasa dengan waktu makannya. 

2. Lingkungan yang Tenang  

Ciptakan kondisi atau suasana makan yang tenang dan santai. Usahakan sejauh mungkin terhindar dari gangguan seperti: tontonan televisi atau dari smartphone atau memberikan makan sambil berbicara dengan orang dewasa. Supaya bayi dapat fokus pada makanannya dan tidak merasa terganggu. 

3. Berikan dalam Porsi Kecil 

Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia tidak merasa lapar atau menolak makanan yang diberikan. Cobalah untuk memberi makan bayi dalam porsi kecil namun sering, sehingga ia dapat mengatur asupan makanannya sendiri. 

4. Pastikan Makanan Hangat 

Berikan makanan yang masih dalam kondisi hangat, tapi Ayah Bunda perlu memeriksa suhu makanan yang diberikan. Makanan yang terlalu panas dapat membakar mulut bayi, sedangkan makanan yang terlalu dingin dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan sulit ditelan.

Tips Supaya Bayi Tertarik untuk Makan 

Ayah Bunda perlu menyadari bahwa setiap bayi memiliki kebutuhan makanan yang berbeda-beda, sehingga jangan terlalu khawatir jika bayi tidak makan dalam porsi yang banyak atau jika ia menolak makanan tertentu. Hal yang perlu Ayah Bunda lakukan adalah mengamati setiap reaksi bayi saat makan lalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika khawatir dengan pola makan bayi Ayah Bunda.

Selain itu, Ayah Bunda dapat mengusahakan sejumlah hal berikut ini untuk membuat si kecil tertarik untuk makan. 

1. Sajikan Makanan yang Menarik 

Meski membutuhkan usaha tapi dengan memberikan makanan yang beragam dan menarik seperti buah-buahan yang dipotong kecil-kecil atau sayuran yang dihaluskan dengan tampilan warna warni atau karakter tertentu, anak akan tertarik untuk mencicipinya. 

2. Sajikan di Atas Piringnya 

Ajak bayi Ayah Bunda untuk berpartisipasi dalam kegiatan makan dengan memberikan potongan makanan kecil-kecil untuk ia pegang. Letakkan di atas piring khusus untuknya bermain-main dengan makanan tersebut. 

3. Ciptakan Suasana Hatinya Gembira 

Mulai dengan memberikan makanan dalam suasana yang menyenangkan dan positif. Ayah Bunda dapat memulainya dengan bernyanyi atau bercanda dengan bayi sebelum waktu makan. Lalu saat makan, pertahankan suasana tersebut dengan mengajaknya berbicara dengan wajah gembira atau tersenyum untuknya. 

4. Tentukan Batas Waktu Makan 

Saat memberikan makan, jangan terburu-buru dan biarkan bayi menikmati waktunya. Meski begitu Ayah Bunda tetap harus menentukan batas waktu makan untuk mencegah makan menjadi terlalu dingin dan anak bosan dengan kegiatan makan tersebut. Batas waktu makan idealnya sekitar 30 menit, agar anak memahami sejak dini proses makan serta mencegah anak stres karena harus makan. 

5. Konsultasi dengan Dokter 

Saat kegiatan makan bayi terus menolak makan dan mengalami penurunan berat badan atau gejala tidak sehat lainnya, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran dan bantuan yang tepat.

Semoga artikel ini bisa membantu memberikan wawasan baru bagi Ayah Bunda yang sedang mempersiapkan MPASI atau sedang memberikan MPASI. 

Foto: Freepik

Sumber: 

https://readysetfood.com/blogs/community/7-stage-3-recipes-for-baby

https://www.verywellfamily.com/baby-food-stages-and-steps-2634465

Artikel Terkait

Lihat Semua