Pneumonia

Apa Itu Penyakit Pneumonia dan Penyebabnya? Cek Selengkapnya!

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Pneumonia adalah penyakit yang dialami seseorang akibat infeksi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan memiliki cairan maupun dahak.

Gangguan ini dapat menyebabkan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.

Infeksi yang ditimbulkan pneumonia dapat terjadi, baik pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya. 

Pneumonia juga dapat menyerang orang dari segala usia. Namun, dua kelompok umur berisiko lebih tinggi terkena pneumonia dan mengalami pneumonia yang lebih serius.

Bayi dan anak-anak, berusia 2 tahun atau di bawahnya, berisiko lebih tinggi karena sistem kekebalannya masih berkembang. Risiko ini lebih tinggi untuk bayi prematur.

Orang dewasa yang lebih tua, berusia 65 tahun atau lebih,  juga berisiko lebih tinggi karena sistem kekebalan mereka umumnya melemah seiring bertambahnya usia. 

Bayi, anak-anak, dan lansia yang tidak mendapatkan vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah pneumonia memiliki risiko lebih tinggi.

Penyebab Penyebab Pneumonia

Penyebab utama dari pneumonia ini adalah infeksi virus, bakteri, dan jamur. Pneumonia biasanya dikenal sebagai paru-paru basah. 

Penyakit gangguan inflamasi ini bukan hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir.

Baik berasal dari virus dan bakteri, pneumonia adalah penyakit yang bisa menular. Seseorang dapat menyebarkan ke orang lain melalui menghirup tetesan udara dari bersin atau batuk.

Maka dari itu, pengidap gangguan ini perlu menghindari cairan keluar dari mulutnya dengan menggunakan masker.

1. Bakteri

Infeksi ini umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) dan, terutama pada anak-anak, Mycoplasma pneumoniae.

2. Virus

Virus yang menyebabkan pneumonia di masyarakat memang berbeda-beda bisa disebabkan oleh Virus influenza, Virus sinkronisasi pernapasan (RSV), dan SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19).

3. Jamur

Jamur seperti Pneumocystis jirovecii dapat menyebabkan pneumonia, terutama bagi orang yang sistem kekebalannya lemah. 

Beberapa jamur yang ditemukan di tanah di Amerika Serikat bagian barat daya dan di lembah Sungai Ohio dan Mississippi juga dapat menyebabkan pneumonia.

Gejala Pneumonia

Pada dasarnya, gejala awal pneumonia hampir serupa dengan masalah paru-paru lainnya. Antara lain batuk dengan disertai demam. Namun, pada pneumonia terjadi gangguan pertukaran oksigen sehingga akan ada gejala tambahan yaitu sesak, napas cepat, tarikan dinding dada, hidung kembang kempis, disertai anak yang rewel, lemas, menolak makan dan minum, bahkan hingga turun kesadaran. Kadar oksigen dalam darah akan berkurang.  Apabila ada gejala tersebut, segera bawa anak ke RS!

Pencegahan Pneumonia

Pneumonia juga dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan-tindakan perlindungan, seperti memastikan asupan gizi anak terpenuhi, mengurangi faktor risiko dari polusi udara (yang membuat paru-paru lebih rentan infeksi), dan menerapkan praktik hidup bersih.

Cuci Tangan

Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan terhadap bakteri. Di Indonesia, 64% populasi memiliki fasilitas pencucian tangan dasar di 2017.

Ventilasi Udara

Polusi udara di luar ruangan mengancam anak-anak, terutama dengan meningkatnya tingkat urbanisasi di negara-negara dengan angka pneumonia yang tinggi. Akan tetapi, polusi udara di dalam ruangan – yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan – menimbulkan risiko global yang lebih tinggi. Polusi udara di dalam ruangan berkontribusi terhadap kematian anak dari pneumonia yang berkaitan dengan polusi udara sebanyak 62%.

Hidari Asap Rokok

Merokok mencegah paru-paru si Kecil menyaring dengan benar dan mempertahankan tubuh si Kecil dari kuman. Sehingga pastikan anak terhindar dari paparan asap rokok.

Vaksinasi (PCV DLL)

Vaksin dapat membantu mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumococcus atau virus flu. Vaksin tidak dapat mencegah semua kasus pneumonia. Namun dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi, mereka yang divaksinasi dan masih terkena pneumonia cenderung mengalami:

  • Lebih sedikit komplikasi serius
  • Infeksi yang lebih ringan
  • Pneumonia yang tidak berlangsung lama

Pengobatan dan penanganan untuk pneumonia melibatkan upaya untuk mengatasi infeksi dan memberikan dukungan terapi. 

Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis. Selain itu, terapi suportif juga diberikan, yang mencakup:

  1. Memberikan obat penurun demam jika pasien mengalami demam tinggi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
  2. Menggunakan obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk dan membantu melunakkan dahak yang sulit dikeluarkan.
  3. Dalam beberapa kondisi, dokter akan menyarankan pasien untuk dirawat di rumah sakit, yaitu jika mereka:
    • Berusia di atas 65 tahun.
    • Mengalami gangguan kesadaran.
    • Memiliki fungsi ginjal yang tidak optimal.
    • Tekanan darah mereka sangat rendah (<90/<60 mmHg).
    • Mengalami napas yang sangat cepat (lebih dari 30 kali per menit).
    • Suhu tubuh mereka di bawah normal.
    • Denyut nadi mereka kurang dari 50 kali per menit atau lebih dari 100 kali per menit.

Untuk kasus pneumonia pada anak, Ayah Bunda juga bisa konsultasi pada dokter anak di aplikasi Tentang Anak. Semoga sehat selalu.

Foto: Freepik

Sumber:

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-itu-pneumonia

https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia/causes

https://www.nhs.uk/conditions/pneumonia/

https://www.cdc.gov/pneumonia/causes.html#:~:text=Common%20causes%20of%20bacterial%20pneumonia,from%20those%20in%20healthcare%20settings.

Artikel Terkait

Lihat Semua