Bayi Obesitas

Waspada Bayi Obesitas Pengaruhi Perkembangan dan Kecerdasan, Cegah dengan Ini

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak

Fenomena bayi obesitas Muhammad Kenzi Alfaro di Bekasi memiliki berat 27 kilogram, pasalnya ia baru berusia 16 bulan. Kenzi dengan bobotnya yang setara anak usia 6-8 tahun mengalami berbagai kesulitan, misalnya ia hanya bisa duduk dan bebaring hingga kesulitan berjalan.

Ciri-ciri yang nampak pada anak obesitas yaitu pipi tembem, dagu rangkap, perut buncit, leher pendek, paha saling menempel, pada anak laki-laki penis tampak kecil. Tahukah Ayah Bunda obesitas berdampak pada kesehatan anak mulai dari risiko sakit jantung, diabetes melitus, sampai stroke. Bukan hanya itu obesitas juga berdampak pada masalah emosional dan sosial, lho! Lalu, bagaimana cara mencegah terjadinya obesitas sejak dini?

Cegah Bayi Obesitas Sejak Dini

Obesitas yaitu terjadinya ketidakseimbangan antara energi yang disimpan dengan energi yang dikeluarkan. Seperti anak yang mengonsumsi makanan kemasan bisa memicu kenaikan berat badan akibat dari banyaknya kandungan gula, garam, dan lemak jenuh. Sehingga Ayah Bunda dapat menerapkan 7 hal ini pada anak untuk mencegah obesitas sejak dini, yuk simak di bawah ini!

1. Teruskan Memberikan ASI

Bayi yang masih mengonsumsi air susu ibu atau ASI sebaiknya dioptimalkan pemberiannya ASI selama 2 tahun karena baik untuk pertumbuhan si Kecil.

2. Pilih Makanan dengan 3S Serendah Mungkin

Si Kecil yang sudah memasuki masa MPASI atau usia makan, hindari makanan-makanan yang mengandung 3S (sugar, salt, saturated fat) atau jika terpaksa konsumsi dalam porsi sedikit mungkin. Namun, utamanya Ayah Bunda sediakan makanan yang mengandung gizi seimbang seperti protein, zat besi, kalsium, dan karbohidrat. Utamakan sayur, daging segar, dan buah-buahan. 

3. Hindari Makan dengan Screentime

Luangkan waktu untuk bonding saat makan bersama anak, orang yang mengonsumsi makanan saat menonton tv justru lebih banyak berisiko obesitas.

4. Batasi Konsumsi Kemasan

Jika anak sudah berusia 2 tahun bukan berarti ia bisa mengonsumsi berbagai camilan ya Ayah Bunda, tetap harus diperhatikan kandungan gizinya. Kemudian jangan berikan makanan kemasan menjadi hadiah anak ketika berhasil mencapai sesuatu. Anak harus makan dengan sadar atas rasa lapar bukan karena hadiah, terlebih makanan kemasan yang sebagai hadiah.

5. Terapkan Sleep Hygiene

Anak yang tidak tidur cukup dan berkualitas berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Sehingga disarankan Ayah Bunda menerapkan rutinitas malam hari supaya anak memiliki kualitas tidur baik dan berpengaruh pada tumbuh kembangnya yang optimal. 

Tentukan jam anak tidur dan bangun secara konsisten, baringkan bayi di tempat tidur segera saat ia tampak mengantuk. Kemudian pastikan kamar tidurnya tenang dan memiliki cahaya yang redup.

6. Tidak Melewatkan Sarapan

Menurut studi orang-orang yang melewatkan saraoan akan lebih tinggi terkena risiko obesitas dibandingkan orang yang sarapan.

7. Ajak Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik memang tidak selalu olah raga, Ayah Bunda bisa mengajak anak melakukan kegiatan bergerak aktif seperti:

  • Mendengarkan lagu sambil berjoget
  • Jalan-jalan keliling rumah
  • Bersepeda
  • Melakukan pekerjaan rumah seperti mengepel, menyapu, menyiram tanaman

Banyak yang tanya cara mengetahui obesitas pada anak, caranya melihat di kurva pertumbuhan sesuai usia, Ayah Bunda bisa menggunakan aplikasi Tentang Anak dan memasukkan data tumbuh secara detail untuk memantau pertumbuhannya. Yuk, unduh dan gunakan aplikasinya sekarang!

Foto: Tentang Anak Photostock

Sumber:

Neri D, dkk. Ultraprocessed food consumption and dietary nutrient profiles associated with obesity: A multicountry study of children and adolescents. Obes Rev. 2022;23:e13387.

De Oliveira dkk. Impacts of consumption of ultra-processed foods on the maternal-child health: a systematic review. Front Nutr. 2022;9:821657. 

Crimarco A, Landry MJ, Gardner CD. Ultra-processed foods, weight gain, and co-morbidity risk. Curr Obes Rep. 2022;11:80-92.

Camargos, A. C. R., et al. (2016). Overweight and obese infants present lower cognitive and motor development scores than normal-weight peers. Research in developmental disabilities, 59, 410–416. https://doi.org/10.1016/j.ridd.2016.10.001

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/sekilas-tentang-obesitas-pada-buah-hati 

https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/obesity/Pages/obesity-prevention-aap-policy-explained.aspx

Artikel Terkait

Lihat Semua