ruam-popok-pada-bayi

Ruam Popok pada Bayi, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Sharfina Fulki, Sp.A

Salah satu masalah kesehatan kulit yang sering dialami bayi yang masih menggunakan popok adalah ruam popok. Kondisi ini terjadi karena kontak yang terlalu lama antara kulit dengan bagian basah popok. Ruam popok pada bayi membuat iritasi kulit yang meradang di bagian tubuh yang terkena bagian basah popok, seperti pantat, paha, dan kelamin.

Biasanya, ruam popok membuat bayi gelisah dan sulit tidur. Jika Bunda menemukan ruam popok pada bayi, jangan panik, ya! Berikut ini penanganan ruam popok yang bisa Bunda lakukan di rumah!

Ruam Popok dan Ciri-cirinya

Ruam popok pada bayi adalah masalah kulit yang terlihat seperti bercak-bercak kulit kemerahan dan bengkak pada bagian yang tertutup popok. Ruam popok pada bayi dapat menimbulkan rasa panas dan tidak nyaman pada bagian iritasi yang terkena popok.

Ruam popok pada bayi biasanya disebabkan oleh popok yang basah atau terlalu ketat. Kulit bayi dapat mengalami ruam popok jika terlalu lama memakai popok yang sudah basah oleh air kencing atau kotorannya. Penyebab ruam popok lainnya adalah iritasi produk bayi, kulit sensitif, alergi, hingga konsumsi antibiotik yang membunuh bakteri baik di kulit bayi.

Ciri-ciri utama ruam popok pada bayi yang bisa Bunda temukan adalah kulit memerah, lecet, dan bengkak di area yang tertutup popok, seperti pantat, paha, dan kelamin. Bunda dapat merasakan bagian yang iritasi akan terasa hangat saat disentuh. Bayi juga nampak lebih gelisah, rewel, dan menangis, terutama saat berganti popok.

Dampak Ruam Popok pada Bayi

Pada dasarnya, ruam popok pada bayi adalah masalah kulit yang bisa ditangani di rumah. Dengan memastikan popok bayi selalu kering, Bunda mungkin tidak perlu pergi ke dokter untuk mengatasi ruam popok bayi. Namun, bayi pastinya akan merasa risih dan tidak nyaman karena kulit iritasi yang terus bergesekan dengan popok.

Jika ruam popok tidak ditangani dengan baik, ruam popok berpotensi menimbulkan demam pada bayi. Tidak hanya itu, ruam popok akan lebih berbahaya jika terlihat mengeluarkan darah atau cairan nanah. Segera konsultasikan ke dokter jika kondisi ini terjadi atau jika ruam popok tidak kunjung mereda setelah lebih dari 3 hari.

Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi

Bagi Bunda yang menemukan ruam popok pada si kecil, jangan khawatir! Bunda dapat mengatasi ruam popok sendiri  di rumah. Dengan langkah-langkah yang tepat, Bunda dapat meredakan ruam popok pada bayi dengan mudah. Untuk menyembuhkan ruam popok bayi, Bunda dapat mengikuti tips ABCDE di bawah ini.

1. Melakukan Air Out 

Cara pertama mengatasi ruam popok pada bayi adalah dengan melakukan air out atau mengeringkan di udara terbuka. Dalam hal ini, Bunda perlu mengeringkan kulit yang iritasi akibat ruam popok. Jangan lupa untuk mengelap perlahan bagian yang iritasi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, kemudian keringkan dengan kain lembut lainnya.

Selain mengeringkan kulit iritasi bayi di udara terbuka, Bunda juga bisa membiarkan bayi untuk tidak memakai popok atau olesan apapun dulu. Lakukan sekitar 3 kali sehari selama 10 menit, seperti misalnya saat bayi tidur siang. Selama masa penyembuhan, hindari popok yang terlalu ketat. Gunakan popok yang berukuran lebih besar hingga ruam popok menghilang.

Karena ruam popok disebabkan oleh gesekan antara kulit bayi dan bagian popok yang basah, cara ini berguna untuk membuat kulit yang iritasi bernapas. Kulit yang kering dapat mengurangi infeksi kulit akibat ruam popok.

2. Berikan Krim Khusus

Cara kedua untuk mengatasi ruam popok bayi adalah dengan memberikan barrier atau perlindungan pada kulit yang iritasi. Langkah ini dilakukan dengan mengoleskan krim yang mengandung zinc oxide pada kulit iritasi. Produk dengan bahan zinc oxide mampu meredakan dan melindungi kulit bayi yang iritasi. 

Bunda dapat mengoleskan krim secara tipis dan merata pada bagian kulit yang iritasi. Tunggu krim hingga mengering sebelum memakaikan popok pada bayi. Bunda dapat membeli krim pereda ruam popok di apotik tanpa resep dokter.

3. Bersihkan Kulit Bayi

Salah satu langkah terpenting dalam merawat ruam popok adalah membersihkan kulit bayi yang iritasi. Bayi pastinya akan merasa tidak nyaman karena iritasi ini. Pastikan Bunda membersihkan area yang tertutup popok dan yang terkena iritasi secara merata dan bersih. Bunda dapat mengganti popok minimal 3 jam sekali saat bayi terbangun.

Cara mengganti popok yang tepat untuk meredakan ruam popok adalah sebagai berikut:

  • Buka popok kotor dan gunakan untuk mengusap area pantat lalu bergeser ke bawah pantat bayi
  • Bersihkan anus dan kemaluan bayi dengan lap bersih atau tisu basah yang tidak mengandung pewangi atau alkohol
  • Keringkan pantat dengan kain kering yang lembut sebelum dipakaikan popok. Pastikan popok baru tidak terlalu ketat atau longgar

4. Gunakan Popok Sekali Pakai

Kini, ada pilihan popok kain yang dianggap lebih aman untuk kulit bayi karena terbebas dari bahan kimia. Tapi, saat menyembuhkan ruam popok pada bayi, Bunda dianjurkan untuk menggunakan disposable diaper atau popok sekali pakai. Hal ini disebabkan oleh popok kain yang membutuhkan banyak waktu untuk dibersihkan dan dikeringkan. Popok kain juga dapat memperparah ruam popok jika tidak dibersihkan dengan baik.

Selain mengetahui cara mengetahui ruam popok pada bayi, Bunda juga harus mengetahui cara mencegah agar ruam popok tidak muncul lagi. Beberapa cara mencegah ruam popok pada bayi adalah sebagai berikut:

  • Mengganti popok setiap selesai buang air kecil atau besar, atau setiap 2–3 jam sekali
  • Menjaga area yang tertutup popok selalu kering
  • Memakai krim pelembap secara rutin

Itu dia penjelasan seputar ruam popok bayi beserta cara mengatasinya. Setelah Bunda melakukan penanganan mandiri seperti di atas, ruam popok dapat sembuh dalam beberapa hari. 

Penyembuhan ruam popok akan membutuhkan kesabaran dalam menjaga kulit bayi tetap kering selama memakai popok. Jika ruam popok bayi tidak kunjung membaik atau semakin parah, Bunda harus segera berkonsultasi ke dokter.

Ditinjau oleh:

dr. Sharfina Fulki, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua