Cara Mengatasi Bayi Susah BAB
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Yuni Astria, Sp.A
Buang Air Besar menjadi salah satu Ayah Bunda kondisi kesehatan bayi. Frekuensi BAB dan bentuknya sering dijadikan petunjuk kesehatan dikala bayi dalam kondisi tidak sehat, karena begitu pentingnya BAB maka sudah sewajarnya jika teratur dilakukan. Meski begitu, tidak semua bayi lancar buang air besar dan jika bayi Ayah Bunda kesulitan maka diperlukan tindakan untuk mengatasinya.
Artikel ini akan membantu Ayah Bunda mengetahui penyebab mengapa bayi kesulitan BAB, berapa idealnya dilakukan hingga cara mengatasi bayi yang sulit untuk BAB. Jangan anggap sepele bayi yang sulit BAB karena jika dibiarkan akan membuatnya rewel hingga menimbulkan masalah kesehatan. Simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Penyebab Bayi Susah BAB
Meski belum mengonsumsi ragam makanan atau masih bergantung dengan Air Susu Ibu (ASI) atau susu, namun sulit buang air besar kerap terjadi pada bayi. Masalah yang sering terjadi adalah frekuensi BAB yang minim hingga sulitnya mengeluarkan kotoran dan membuatnya menangis atau wajahnya memerah.
Kenapa hal tersebut terjadi? Berikut sejumlah faktor yang membuat bayi sulit BAB yang bisa Ayah Bunda evaluasi secara mandiri sebelum memutuskan untuk mendapatkan saran atau pengobatan dari dokter atau tenaga kesehatan.
1. Kurang Cairan
Bayi yang kurang minum ASI atau susu di usia kurang dari enam bulan, dapat mengalami kesulitan buang air besar. Sedangkan bayi yang sudah mendapatkan Makanan Pendamping ASI atau MPASI penting memastikan terhidrasi dari air putih.
2. Makanan Berserat
Bagi bayi yang sudah makan, jarang mendapatkan makanan berserat akan membuatnya mengganggu kesehatan pencernaannya. Kurang serat pada bayi berakibat tidak hanya frekuensi BAB yang kurang tapi juga perut kembung dan sakit perut.
3. Sistem Pencernaan Belum Sempurna
Sejalan dengan bertambahnya usia, tubuh dan sistem pencernaannya juga mulai berkembang dan aktif. Sehingga wajar jika bayi yang usianya masih sangat dini belum terlalu aktif saat menggerakkan fesesnya. Mereka masih dalam proses belajar untuk BAB.
4. Perubahan Pola Makan
Bayi yang beralih dari bergantung pada susu dan memasuki masa mulai makan, maka tubuhnya akan bereaksi. Salah satunya adalah kesulitan buang air besar, hal ini terjadi karena bayi sedang mengalami perubahan pola makan. Pada kasus tertentu, mengganti susu formula juga bisa berdampak sementara pada sulitnya bayi BAB.
5. Kondisi Medis
Beberapa kondisi medis tertentu seperti: gangguan pada saluran pencernaan atau penyakit tertentu, juga menyebabkan bayi susah buang air besar. Hal ini dapat diketahui, jika Ayah Bunda memeriksanya ke dokter dengan serangkaian tes untuk membuktikan masalah yang dihadapi.
Ciri-Ciri Sembelit pada Anak
Gejala yang Ayah Bunda perlu perhatikan yaitu anak BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, adanya riwayat BAB keras berulang kali, riwayat alami sakit saat mengedan, bentuk tinja yang besar, dan anak alami cepirit minimal 1 kali seminggu.
Frekuensi Bayi BAB
Lalu berapa kali idealnya bayi BAB? Jumlah frekuensi buang air besar bayi bervariasi karena bergantung pada faktor usia dan pola makan. Bayi yang baru lahir biasanya buang air besar setiap kali menyusui atau setiap beberapa kali sehari. Kemudian di usia sekitar satu bulan, bayi biasanya buang air besar sekitar 4-6 kali dalam sehari.
Pola BAB kembali berubah pada usia 6 bulan, bayi mungkin hanya buang air besar sekali dalam sehari atau setiap dua hari. Hal tersebut tergantung pada pola makan dan kondisi kesehatan bayi.
Selain memperhatikan frekuensi BAB bayi yang paling penting adalah fesesnya lunak serta mudah dikeluarkan. Jika bayi tidak buang air besar dalam beberapa hari atau fesesnya terlalu keras dan sulit dikeluarkan, bila ini terjadi segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat..
Cara Mengatasi Bayi Susah BAB
Sebelum berkonsultasi dengan dokter atau tenaga ahli kesehatan, Ayah Bunda bisa membantu mengatasi bayi yang kesulitan BAB namun jika terjadi perubahan atau hal buruk terjadi maka segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan. Berikut cara mengatasi bayi susah BAB yang bisa Ayah Bunda lakukan:
1. Minum Sesuai Kebutuhan Cairan Harian
Bagi bayi yang belum di fase mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI, Ayah Bunda bisa memberikan ASI dan susu formula dengan porsi lebih banyak. Keduanya mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Konsumsi ASI atau susu lebih banyak dapat membantu melancarkan pencernaan bayi dan mempercepat proses buang air besar.
2. Memberikan Makanan yang Mengandung Serat
Sebaliknya jika bayi sudah mendapatkan MPASI, tambahkan makanan yang mengandung serat yang cukup. Serat dapat membantu melunakkan feses dan mempercepat proses buang air besar. Meski begitu, Ayah Bunda harus memperhatikan porsinya jangan sampai terlalu banyak mengkonsumsinya karena bisa menyebabkan perut kembung pada bayi.
3. Latih Anak Toilet Training
Pastikan bayi dilatih untuk membuang BAB dan BAK mandiri, walaupun perlahan AyBun bisa mulai dari hal yang sederhana, misalnya ketika anak mengedan AyBun selalu sounding bahwa si Kecil sedang BAB.
4. Pengobatan
Jika cara-cara di atas tidak membantu, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan suppositoria. Suppositoria adalah obat yang dimasukkan ke dalam anus bayi dan dapat membantu melunakkan feses dan mempercepat proses buang air besar. Meski begitu, Ayah Bunda harus berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan persetujuannya untuk menggunakan obat tersebut.
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.nationwidechildrens.org/conditions/constipation-infant#:~:text=Sometimes%20giving%20your%20baby%20a,can%20try%20a%20glycerin%20suppository.
https://kidshealth.org/en/parents/constipated.html
Artikel Terkait
Lihat SemuaCara Menangani Campak pada Bayi
Masalah KesehatanApakah Speech Delay Bisa Sembuh Sendiri?
Masalah KesehatanTak Perlu Cemas, Intip Cara Atasi Batuk Pilek pada Bayi dan Anak
Masalah KesehatanRuam Popok pada Bayi, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya
Masalah KesehatanGejala, Penyebab dan Cara Mengobati Tipes pada Anak
Masalah Kesehatan- Lihat Semua