Sembelit pada anak

Cara Mengatasi Sembelit pada Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Sembelit pada orang dewasa mungkin mudah diketahui penyebabnya. Tetapi, bagaimana dengan sembelit pada anak?

Sembelit pada anak bisa dikenali dari beberapa tanda seperti buang air besar yang tidak teratur, merasa kesakitan saat buang air besar, atau feses yang keras dan kering.

Biasanya, sembelit pada anak tidak berlangsung lama. Namun, terkadang sembelit bisa menjadi tanda bahwa kondisi kesehatannya sedang terganggu.

Ada beberapa alasan mengapa anak bisa terkena sembelit. AyBun juga dapat mengetahui cara mengatasi sembelit pada anak melalui artikel ini!

Penyebab Sembelit

Menurut Hopkins Medicine, sembelit atau constipation adalah kondisi ketika seorang anak memiliki feses sangat keras, dan buang air besar lebih sedikit daripada biasanya. Hal ini terjadi karena masalah gastrointestinal yang umum.

Sembelit pada anak bisa dibedakan menjadi 2 kategori utama, yakni:

  1. Organic constipation memiliki penyebab yang jelas dan teridentifikasi, seperti masalah pada usus atau sumsum tulang belakang.
  2. Functional constipation tidak memiliki penyebab organik yang spesifik.Kebanyakan kasus sembelit pada anak termasuk dalam kategori ini. Functional constipation seringkali disebabkan oleh kebiasaan menahan BAB.

Beberapa penyebab paling umum dari sembelit:

1. Sistem Saraf yang Belum Berkembang

Pada bayi, sembelit bisa terjadi karena sistem saraf mereka yang masih berkembang atau karena koordinasi buang air besar yang belum sempurna, yang dikenal dengan istilah "infant dyschezia".

Untuk beberapa bayi yang sehat dan sedang menyusui, tidak buang air besar selama beberapa hari bisa jadi hal yang normal dan tidak berbahaya. Ini sering kali tidak menandakan masalah kesehatan yang serius.

2. Perubahan Pola Makan atau Setelah Sakit

Pada anak-anak, sembelit sering disebabkan oleh perubahan dalam pola makan atau kebiasaan sehari-hari, seperti saat memulai toilet training atau setelah ia sakit. 

3. Perubahan dalam Rutinitas Sehari-Hari

Perubahan dalam rutinitas sehari-hari anak, seperti berpindah tempat tinggal atau perubahan jadwal, juga dapat mempengaruhi kebiasaan buang air besar mereka.

4. Menahan Buang Air Besar

Kadang-kadang, anak-anak menahan buang air besar karena mereka merasa enggan menggunakan toilet yang tidak mereka kenal, terutama pada usia sekolah.

Jika sembelit berlangsung lama, feses yang tertahan dapat menumpuk dan meregangkan usus besar. 

Usus besar yang terlalu meregang tidak berfungsi dengan baik dan semakin banyak feses yang tertahan akan memperburuk sembelit.

5. Konsumsi Susu Berlebihan

Konsumsi kandungan susu berlebihan seperti keju, minuman susu, atau ASI dapat mengakibatkan sembelit. 

Sembelit bisa juga karena Si Kecil alergi terhadap kandungan susu. Minuman susu memang memiliki banyak khasiat, tetapi apabila susu memiliki efek samping, lebih baik AyBun lakukan pemeriksaan apakah Si Kecil lactose intolerance atau tidak. 

Jika terbukti secara medis bahwa ia lactose intolerance, AyBun mulai memikirkan alternatif susu lain.

6. Tidak Cukup Makanan Berserat Tinggi

Kurangnya makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan. Makanan berserat akan membantu melancarkan buang air besar untuk mengatasi sembelit pada anak.

AyBun dapat memberi makanan berserat tinggi seperti: apel, kiwi, ubi jalar, roti gandum, pepaya, hingga berbagai jenis sayuran hijau. 

Makanan-makanan tersebut selain memiliki kandungan serat yang tinggi, juga vitamin yang melimpah.

7. Tidak Minum Cukup Cairan

Anak sembelit bisa terjadi karena kekurangan cairan dalam tubuh sehingga usus tidak memperoleh air yang cukup dari tubuh untuk membuat feses lebih lunak. Tidak mendapat cukup air akan membuat feses keras dan sembelit pun tidak bisa dihindarkan.

8. Penggunaan Obat-Obatan Tertentu

Beberapa obat, termasuk beberapa jenis antidepresan, dapat menyebabkan sembelit sebagai efek samping. Jika anak mengonsumsi obat-obatan ini, penting untuk memantau dampaknya pada kesehatan pencernaan mereka.

9. Kondisi Medis yang Mempengaruhi Anus atau Rektum

Adanya kondisi medis yang mempengaruhi anus atau rektum, seperti fisura ani atau hemoroid, dapat menyulitkan buang air besar dan menyebabkan sembelit.

10. Gangguan Neurologis

Gangguan neurologis pada anak, seperti cerebral palsy, dapat mempengaruhi fungsi otot dan saraf yang diperlukan untuk proses buang air besar, meningkatkan risiko sembelit.

11. Merasa tertekan atau stress

Stress emosional, seperti perubahan besar dalam kehidupan Si Kecil atau saat ia merasakan ketegangan di rumah, dapat mempengaruhi kebiasaan buang air besar anak dan menyebabkan sembelit.

Cara Mengatasi Sembelit Pada Anak

Pengobatan sembelit pada anak bervariasi tergantung pada usia dan penyebabnya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mengkonsumsi Cukup Serat

Meningkatkan asupan serat dari buah, sayuran, dan makanan berserat lainnya dapat membantu melancarkan pencernaan.

Pastikan anak minum cukup air untuk membantu melunakkan feses dalam tubuh mereka.

2. Penggunaan Obat

Gunakan obat pencahar untuk membantu melunakkan feses dan tidak menyebabkan ketergantungan. Bisa digunakan dalam jangka panjang tanpa efek samping.

Terkadang AyBun juga bisa menggunakan laksatif untuk membantu mengatasi sembelit, terutama jika pelunak feses tidak cukup efektif.

3. Pembersihan Usus Besar

Anak dengan retensi feses yang parah mungkin memerlukan pembersihan usus besar awal menggunakan obat pencahar, supositoria, atau enema untuk mengosongkan feses yang menumpuk.

Cara Mencegah Sembelit

Untuk membantu mencegah sembelit pada anak-anak, pertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Makanan yang kaya serat membantu membentuk feses yang lunak dan besar. Sajikan lebih banyak makanan tinggi serat, seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan.

Jika anak tidak terbiasa dengan makanan tinggi serat, tambahkan serat sedikit demi sedikit untuk menghindari kembung.

Asupan serat yang direkomendasikan yakni sekitar 20 gram serat sehari untuk anak-anak usia lebih muda, 29 gram untuk remaja perempuan, dan 38 gram untuk remaja laki-laki.

2. Dorong Anak Minum Banyak

Air mineral adalah pilihan terbaik untuk mencegah sembelit. Pastikan anak minum cukup cairan setiap hari.

3. Lakukan Aktiftas Fisik

Aktifitas fisik secara teratur membantu merangsang fungsi usus yang normal. Anak-anak yang jarang bergerak atau kurang aktif secara fisik lebih rentan mengalami sembelit (tinja keras dan sulit dikeluarkan).

4. Buat Rutinitas ke Toilet (Jadwal Toilet Training)

Luangkan waktu secara teratur setelah makan untuk anak menggunakan toilet. Jika perlu, sediakan tempat kaki agar anak nyaman duduk di toilet dan dapat melakukan buang air besar dengan mudah.

5. Ingatkan Anak untuk Menanggapi Kebutuhan dalam Diri Mereka

Beberapa anak mungkin terlalu fokus bermain dan mengabaikan dorongan untuk buang air besar. Jika Anak terlalu sering menunda BAB, beritahu mereka bahwa hal ini dapat menyebabkan sembelit.

6. Tinjau Obat-obatan

Jika AyBun curiga Si Kecil sembelit akibat mengkonsumsi obat, coba diskusikan dengan dokter untuk memberikan opsi lain yang mungkin lebih sesuai.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, AyBun dapat membantu mencegah dan mengatasi sembelit pada anak, serta mendukung kesehatan pencernaan mereka.

Baca juga: Warna Feses atau BAB Anak yang Berbahaya dan Cara Mengatasinya

Penutup

Untuk memantau frekuensi BAB anak secara lebih efektif, AyBun dapat menggunakan fitur diaper tracker yang ada di Aplikasi Tentang Anak.

Dengan fitur ini, AyBun bisa melacak frekuensi dan mengetahui arti dari warna feses anak, sehingga membantu AyBun memahami pola sembelit dan intervensi yang diperlukan lebih cepat. 

Dengan pemantauan yang cermat, AyBun dapat lebih mudah mengidentifikasi dan menangani masalah sembelit pada anak.

Semoga informasi di atas bermanfaat!

Sumber:

Sumber Foto: Freepik

Sumber Referensi:

Artikel Terkait

Lihat Semua