efek-samping-aspirin-pada-anak

Efek Samping Aspirin pada Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Jennie Dianita, Sp.A

Aspirin merupakan obat yang dapat mengatasi radang, demam, nyeri, dan masalah pembekuan darah pada orang dewasa. Namun obat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak kecil.

Alasannya karena penggunaan aspirin pada anak dapat menimbulkan Sindrom Reye yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada otak dan hati. Maka dari itu, penggunaan aspirin untuk anak sangat dilarang kecuali atas saran dokter. 

Ada banyak kandungan obat lain yang aman untuk meredakan demam pada anak. Seperti, acetaminophen, ibuprofen ataupun paracetamol. AyBun ingin tahu efek samping dari aspirin untuk anak selengkapnya? Yuk, cari tahu di bawah ini!

Apa itu Aspirin?

Aspirin memiliki nama Acetylsalicylic Acid atau asam asetisalisasilat adalah senyawa non steroid yang digunakan sebagai pereda nyeri, demam dan peradangan. Untuk menggunakan obat dengan kandungan ini perlu anjuran dari dokter. 

Aspirin juga dapat mengatasi penyakit Kawasaki, rematik, hingga pencegahan penyakit jantung. Aspirin dapat mencegah terbentuknya gumpalan darah atau antiplatelet. Meskipun dapat mengobati berbagai penyakit, aspirin tidak diajurkan untuk digunakan oleh anak.

Dampak Aspirin Pada Anak

American Academy of Pedriatrics (AAP) melarang penggunaan aspirin untuk anak <19 tahun. Mereka menemukan adanya hubungan antara aspirin dan sindrom Reye terhadap penggunaan aspirin pada anak.

Sindrom Reye sendiri adalah sindrom yang jarang, namun begitu mematikan. Sindrom Reye mampu mengakibatkan koma yang berujung kematian bagi penderitanya. Meskipun begitu, penderita sindrom ini bisa sembuh dengan penangan di rumah sakit. 

Maka, AyBun harus mendeteksi dengan cepat apabila terjadi sindrom Reye pada anak. Apa saja gejala Sindrom Reye? Berikut adalah gejalanya:

  • Mudah emosi dan labil
  • Muntah terus menerus
  • Sakit kepala
  • Kebingungan, disorientasi dan halusinasi
  • Kelelahan
  • Pupil mata melebar dan lamban
  • Influenza
  • Cacar air

Selain itu, pemberian aspirin yang berkepanjangan dapat menyebabkan luka pada lambung hingga pendarahan saluran cerna. Adapun keluhannya seperti:

  • BAB berdarah
  • Nyeri ulu hati
  • Dada terasa terbakar

Alternatif Obat Demam untuk Anak Selain Aspirin 

Meskipun penggunaan aspirin untuk anak dilarang, masih banyak pengobatan supaya demam anak mereda. Berikut adalah anjuran pengobatan demam anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):

  1. Obat penurun demam anak 

Penggunaan obat penurun panas sangat efektif untuk membuat anak lebih nyaman dan menurunkan suhu tubuh anak. Obat penurun panas yang disarankan adalah Parasetamol dan ibuprofen. 

Dosis parasetamol untuk anak adalah 10–15mg per kilogram berat anak. Parasetamol tidak boleh diberikan lebih dari 4 kali dalam sehari dan jarak pemberian obatnya adalah 4 – 6 jam. Penggunaan kombinasi dua jenis obat antipiretik parasetamol dan ibuprofen tidak dianjurkan.

  1. Pengobatan herbal

Apabila anak sulit untuk minum obat medis, AyBun dapat membuat obat penurun panas alami. Seperti lemon dan madu, jahe hangat, air kelapa, buah dan sayur, hingga mandi dengan air hangat. 

  1. Kompres air hangat

Kompres air hangat adalah metode yang mudah dilakukan di rumah. AyBun hanya perlu kain bersih dan air hangat lalu balut secara lembut di lipatan tubuh anak seperti, ketiak dan paha. Di bagian tersebut ada pembuluh darah besar. 

Lakukan kompres air hangat selama 15–20 menit di bagian lipatan. Dengan kompres air hangat, pori-pori kulit akan terbuka, sehingga panas bisa keluar lewat bagian tersebut.

Itulah informasi lengkap tentang efek samping aspirin pada anak. Penggunaan aspirin untuk anak tidak disarankan, kecuali atas rekomendasi dari dokter. 

Maka dari itu AyBun perlu berhati-hati dalam memilih obat untuk anak. Jangan sampai AyBun memilih obat demam dengan kandungan aspirin, pilihlah kandungan obat demam anak yang aman seperti yang telah disarankan di atas!

Sumber:

Sumber Referensi: 

Beutler AI, Chesnut GT, Mattingly JC, Jamieson B. Aspirin use in children for fever or viral syndromes. Am Fam Physician. 2009;80:1472-4.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526101

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak
Foto: Pexels.com

Ditinjau oleh:

dr. Jennie Dianita, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua