Alasan Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Jennie Dianita, Sp.A
Gumoh pada bayi merupakan hal yang umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan terutama di 3 bulan pertama. Namun, ketika gumoh terjadi terlalu sering atau terlalu banyak, bisa menjadi tanda masalah kesehatan.
Nah, pada artikel ini akan dibahas sejumlah alasan bayi sering gumoh dan cara mengatasinya. Diharapkan para AyBun dapat memahami kondisi gumoh dengan lebih baik dan mengetahui cara untuk mengatasi masalah ini dengan tepat!
Perbedaan Antara Gumoh dan Muntah
Banyak orang yang menganggap gumoh dan muntah merupakan hal yang sama. Padahal, keduanya berbeda.
Gumoh adalah kondisi ketika isi lambung keluar ke mulut secara pasif. Pada gumoh yang normal bayi tampak tenang, tidak ada tanda rewel akibat nyeri dan kenaikan berat badan setiap bulan.
Gumoh umumnya tidak perlu dikhawatirkan, tetapi perlu diwaspadai jika terjadi terlalu sering (>4 kali sehari) dan muncul dalam minggu pertama setelah lahir.
Sementara itu, muntah adalah kondisi di mana makanan yang belum dicerna keluar dari lambung bayi dengan paksa melalui mulutnya.
Muntah didahului sensasi mual dan disebabkan oleh masalah pada sistem pencernaan bayi, seperti infeksi atau penyumbatan usus. Pada kondisi yang serius, muntah dapat disertai gejala lain seperti diare hingga demam.
Gumoh yang Dianggap Normal dan Tidak Normal
Gumoh yang bersifat normal disebabkan oleh katup lambung (lower esophageal sphincter) yang belum matang, sehingga kemampuan untuk menahan cairan dalam lambung belum optimal.
Pada saat bayi terlalu kenyang, bayi juga dapat mengalami gumoh dalam jumlah yang besar.
Sementara itu, gumoh yang bersifat abnormal dapat disebabkan oleh penyakit pada saluran cerna, seperti penyakit refluks gastroesofagus hingga alergi susu sapi.
Beberapa penyebab gumoh yang sifatnya tidak normal yakni:
1. Alergi Susu Sapi
Susu sapi dapat menyebabkan gumoh pada bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi.
Sebab, susu sapi memicu reaksi alergi pada sistem pencernaan bayi yang pada gilirannya dapat membuat lambung kesulitan mencerna dan merangsangnya mengeluarkan isi lambung ke usus.
Kandungan dalam susu sapi terutama beta-lactoglobulin dan kasein adalah penyebab utama alergi susu sapi pada bayi.
2. Infeksi Saluran Pencernaan
Jika bayi tidak terbukti memiliki alergi, penyebab lain yang dapat mengakibatkan gumoh adalah terjadinya infeksi pada saluran pencernaan bayi.
Infeksi saluran pencernaan tidak saja dapat menyebabkan gumoh berlebih melainkan diare, demam, hingga muntah.
3. Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) terjadi karena peningkatan asam lambung berlebih pada kerongkongan sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan.
Umumnya bayi yang mengalami GERD menunjukkan gumoh berlebih, isi gumoh mengandung darah, penurunan berat badan, dan posisi tubuh melengkung ke belakang (sandifer) karena nyeri.
4. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis seperti penyakit celiac, intususepsi, atau kelainan pada organ pencernaan juga dapat menyebabkan gumoh pada bayi.
Dampak Sering Gumoh yang Perlu Diwaspadai
Jika bayi gumoh terlalu sering, maka dapat mengganggu kesehatan anak yang dapat berakibat, seperti:
1. Gangguan Pertumbuhan
Jika bayi sering gumoh dan kehilangan sejumlah besar makanan, maka ini dapat menyebabkan nutrisi tidak tercerna dengan cukup dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal.
2. Dehidrasi
Jika bayi gumoh terlalu sering, maka dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi.
3. Infeksi Saluran Pernapasan
Jika bayi memuntahkan isi lambung ke saluran napas, maka hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis atau pneumonia.
4. Gangguan Tidur
Gumoh yang sering dapat mengganggu tidur bayi dan menyebabkan kelelahan, iritabilitas, dan ketidaknyamanan.
Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi
Sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi frekuensi gumoh dan membuat bayi terasa lebih nyaman, yakni:
1. Lanjutkan ASI dan Perbaiki Posisi Menyusui
Pastikan bunda tetap melanjutkan ASI, pastikan tidak overfeeding dan posisikan bayi dengan kepala lebih tinggi.
Hal ini dapat membantu mencegah makanan kembali naik ke kerongkongan dan mulut bayi.
2. Sendawakan Setelah Menyusui
Segera posisikan bayi dalam posisi sendawa selama 30 menit agar isi lambung dapat segera dikosongkan. Berbagai posisi sendawa secara umum dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Tentang Anak
3. Baringkan di Alas Miring
Untuk menjaga isi lambung tidak naik, baringkan bayi dengan pinggang membentuk dengan sudut 60° pada alas.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengganjal bayi dengan bantal sampai pinggang, lalu diletakkan ganjalan di bawah bantal sehingga terbentuk sudut yang diharapkan.
4. Miring kanan-kiri
Gumoh pada bayi juga dapat dikurangi dengan memiringkan posisi tidur bayi ke kanan selama 1 jam, lalu dilanjutkan miring ke kiri selama 1 jam.
Hal ini hanya dilakukan bila gumoh berlebihan dan tidak membaik dengan cara lainnya.
5. Bawa ke Dokter Anak
Jika gumoh dicurigai bersifat tidak normal, segera hubungi dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
6. Perhatikan Pola Konsumsi AyBun
Cobalah perhatikan konsumsi terlebih jika Bunda menyusui. Saat anak gumoh tanpa henti coba untuk kurangi produk berbau susu (diary) atau makanan tertentu dari diet Anda.
Baca juga: Kebutuhan Tidur Ideal Sesuai Usia Anak
Penutup
Itulah penjelasan tentang gumoh. Gumoh pada bayi merupakan hal yang umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan terutama di 3 bulan pertama.
Namun, ketika gumoh terjadi terlalu sering atau terlalu banyak, bisa menjadi tanda masalah kesehatan.
Dengan mengetahui penyebab dan cara mengatasi gumoh, AyBun dapat membantu si kecil merasa lebih nyaman dan aman.
Jika AyBun masih memiliki pertanyaan atau merasa khawatir tentang gumoh yang dialami si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan DSA.
Klik di sini untuk fitur Tanya Ahli dan dapatkan jawaban langsung dari pakar kesehatan anak kami!
Sumber Foto: Potomac Pediatrics
Sumber Referensi:
- https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Infant-Reflux-and-Gastroesophageal-Reflux-Disease.aspxhttps://kidshealth.org/en/parents/reflux.html
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/spitting-up/art-20047025
Artikel Terkait
Lihat SemuaAnak Diare Boleh Minum Susu? Intip Jawabannya Di Sini
Kesehatan Anak5 Kebiasaan Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya
BayiMilestone Perkembangan Anak Menurut CDC & AAP Beserta Pembaruannya
BayiPopok Kain vs Popok Sekali Pakai, Mana yang Lebih Baik?
BayiCara Gendong Bayi yang Benar Sesuai Usia
Bayi- Lihat Semua