bayi gumoh

Ini Alasan Kenapa Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Jennie Dianita, Sp.A

Bayi yang sering gumoh bisa menjadi momok bagi para orang tua, terutama bagi bunda yang baru memiliki bayi. Gumoh pada bayi merupakan hal yang umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ketika gumoh terjadi terlalu sering atau terlalu banyak, bisa menjadi tanda masalah kesehatan.

Nah, artikel kali ini membahas sejumlah alasan bayi sering gumoh dan cara mengatasinya. Semoga para orang tua dapat memahami kondisi gumoh pada bayi dengan lebih baik dan mengetahui cara untuk mengatasi masalah ini dengan tepat! 

Apa Perbedaan Gumoh dengan Muntah?

Banyak orang yang menganggap gumoh dan muntah merupakan hal yang sama. Padahal, keduanya berbeda. Gumoh adalah kondisi ketika isi lambung keluar ke mulut secara pasif. Pada gumoh yang normal bayi tampak tenang, tidak ada tanda rewel akibat nyeri dan kenaikan berat badan setiap bulan adekuat. Gumoh umumnya tidak perlu dikhawatirkan, tetapi perlu diwaspadai jika terjadi terlalu sering (>4 kali sehari) dan muncul dalam minggu pertama setelah lahir.

Sementara itu, muntah adalah kondisi di mana makanan yang belum dicerna keluar dari lambung bayi dengan paksa melalui mulutnya. Muntah didahului sensasi mual dan disebabkan oleh masalah pada sistem pencernaan bayi, seperti infeksi atau penyumbatan usus. Pada kondisi yang serius, muntah dapat disertai gejala lain seperti diare hingga demam.

Kapan Gumoh Dianggap Abnormal?

Gumoh yang bersifat normal disebabkan oleh katup lambung (lower esophageal sphincter) yang belum matang sehingga kemampuan untuk menahan cairan/ susu agar tetap berada dalam lambung juga belum optimal. Pada saat bayi terlalu kenyang, bayi juga dapat mengalami gumoh dalam jumlah yang besar. 

Sementara itu, gumoh yang bersifat abnormal dapat disebabkan oleh penyakit pada saluran cerna, seperti penyakit refluks gastroesofagus hingga alergi susu sapi. 

1. Alergi Susu Sapi

Susu sapi dapat menyebabkan gumoh pada bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi. Sebab, susu sapi memicu reaksi alergi pada sistem pencernaan bayi, yang pada gilirannya dapat membuat lambung kesulitan mencerna makanan dan merangsangnya mengeluarkan isi lambung ke usus. Kandungan dalam susu sapi terutama beta-lactoglobulin dan kasein adalah penyebab utama alergi susu sapi pada bayi.

2. Infeksi Saluran Pencernaan

Jika bayi tidak terbukti memiliki alergi, penyebab lain yang dapat mengakibatkan gumoh adalah terjadinya infeksi pada saluran pencernaan bayi. Infeksi saluran pencernaan tidak saja dapat menyebabkan gumoh berlebih melainkan diare, demam, hingga muntah.

3. Penyakit Refluks Gastroesofagus 

Penyakit refluks gastroesofagus (gastroesophageal reflux disease/ GERD) terjadi karena peningkatan asam lambung berlebih pada kerongkongan sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan. Umumnya bayi yang mengalami GERD menunjukkan gumoh berlebih, isi gumoh mengandung darah, peningkatan berat badan yang tidak adekuat dan posisi tubuh melengkung ke belakang (Sandifer) karena nyeri. 

4. Kondisi medis lainnya 

Beberapa kondisi medis seperti penyakit celiac, intususepsi, atau kelainan pada organ pencernaan juga dapat menyebabkan gumoh pada bayi.

Akibat Gumoh yang Berbahaya

Jika bayi gumoh terlalu sering, maka dapat terjadi beberapa akibat, seperti:

1. Gangguan Pertumbuhan

Jika bayi sering gumoh dan kehilangan sejumlah besar makanan, maka ini dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan normal.

2. Dehidrasi

Jika bayi gumoh terlalu sering, maka dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi.

3. Infeksi Saluran Pernapasan

Jika bayi memuntahkan isi lambung ke saluran napas, maka hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis atau pneumonia.

4. Gangguan Tidur

Gumoh yang sering dapat mengganggu tidur bayi dan menyebabkan kelelahan, iritabilitas, dan ketidaknyamanan.

Cara Mengatasi Gumoh pada Bayi

Jika bayi gumoh terus menerus, berikut sejumlah cara yang dapat dilakukan:

1. Lanjutkan ASI dan perbaiki Posisi Menyusui

Pastikan bunda tetap melanjutkan ASI eksklusif tanpa pembatasan diet dan posisikan bayi dengan kepala lebih tinggi. Hal ini dapat membantu mencegah makanan kembali naik ke kerongkongan dan mulut bayi.

2. Sendawakan setelah menyusu

Segera posisikan bayi dalam posisi sendawa selama 30 menit agar isi lambung dapat segera dikosongkan. Berbagai posisi sendawa secara umum dapat dilihat pada gambar berikut

3. Baringkan di alas miring

Untuk menjaga isi lambung tidak naik, baringkan bayi dengan pinggang membentuk dengan sudut 60° pada alas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengganjal bayi dengan bantal sampai pinggang, lalu diletakkan ganjalan di bawah bantal sehingga terbentuk sudut yang diharapkan.

4. Miring kanan-kiri

Gumoh pada bayi juga dapat dikurangi dengan memiringkan posisi tidur bayi ke kanan selama 1 jam, lalu dilanjutkan miring ke kiri selama 1 jam. Hal ini hanya dilakukan bila gumoh berlebihan dan tidak membaik dengan cara lainnya.

5. Bawa ke Dokter Anak

Jika gumoh dicurigai bersifat abnormal, segera hubungi dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Foto: Photo by Pexels

Sumber:

https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Infant-Reflux-and-Gastroesophageal-Reflux-Disease.aspx

https://kidshealth.org/en/parents/reflux.html

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/spitting-up/art-20047025

Artikel Terkait

Lihat Semua