Anak Tantrum

Lakukan Ini saat Anak Tantrum, Jangan Sampai Salah Langkah

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog 

Saat anak tantrum biasanya Ayah Bunda akan merasa kebingungan bahkan sampai stres. Fase tantrum pada anak itu wajar terjadi, kok Ayah Bunda. Hal yang penting dilakukan orang tua adalah mendampingi anak ketika tantrum agar si Kecil bisa belajar mengelola emosinya jadi lebih baik.

Tantrum adalah kondisi emosi yang meledak biasanya ditandai dengan sikap si Kecil yang keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, mengamuk atau marah.

Beberapa hal yang bisa AyBun lakukan ketika anak berada di fase awal tantrum adalah:

  1. Ingatlah bahwa jika AyBun tenang, maka anak juga lebih mudah tenang.

Anak yang tantrum sebaiknya dihadapi dengan langkah awal Ayah Bunda yang tenang, hal tersebut akan berdampak positif pada psikologis anak. Bila tanda-tanda tantru sudah disadari Ayah Bunda, segera lakukan:

  • Berhenti sejenak, tutup mata, atur napas, ulangi hingga merasa lebih tenang 
  • Sadari, pahami, dan terima setiap emosi (bahagia, sedih, marah) sama baiknya dan manusiawi, maka rasakan dan terima apa adanya, tanpa perlu menghakimi diri

  • Berikan ‘ruang’ aman bagi anak, agar dia bisa mengelola emosinya dengan tenang. 

Misal: hadir di dekat anak dan beri ia waktu untuk menenangkan diri 

“Bunda tetap di sini ya temani Adik sampai merasa tenang”

  • Tanyakan alasan anak tantrum hanya saat ia sudah tenang

“Adik tadi marah karena apa?”

  • Bantu kaitkan emosi anak dengan sebab-akibat

“Jadi Adik marah soalnya Bunda tinggal buru-buru ya?”



Cara Menghadapi Anak Tantrum, Begini Peraturannya

Cara Ayah Bunda dalam menghadapi tantrum berhubungan dengan  langkah mendukung perkembangan otak dan kemampuan regulasi emosi anak. Pastikan Ayah Bunda tidak melakukan kesalahan ini ya.

Berikut beberapa cara menghadapi anak tantrum yang bisa Ayah Bunda lakukan beserta peraturannya di tabel bawah ini

Dos

Don'ts

Menyuruhnya diam karena berisik saat menangis 

Ingatkan diri bahwa emosi anak valid

Mengabaikan usaha anak untuk menyambungkan emosi dengan sebab akibat 


“Ya ampun, masa begitu aja nangis”

Menghargai pengalaman emosi anak


“Kakak sedih karena bonekanya rusak ya?”

Berpikir anak sengaja tantrum untuk cari perhatian

Sadari bahwa tantrum = peluang membangun hubungan & mengajarkan emosi

Berpikir kalau anak sengaja tantrum karena tahu saat-saat AyBun sedang sibuk


“Kenapa sih rewel mulu? Nggak lihat Ayah lagi kerja, pusing tahu!”


“Udahlah Dik, nggak usah lebay…”

AyBun sadar dengan perasaan cemasnya yang ternyata berdampak pada perilaku anak

Namun, jika Ayah Bunda tanpa sengaja terlanjur ikut ‘tantrum’ saat anak tantrum pastikan AyBun biasakan untuk meminta maaf. Hal ini bisa juga bisa meningkatkan pemahaman anak jika berbuat salah harus minta maaf, bertanggung jawab, dan berubah menjadi lebih baik

Menghadapi anak tantrum memang tidak mudah, semangat selalu ya AyBun. Untuk cari tau seputar anak tantrum AyBun bisa menggunakan fitur Tanya Ahli di Aplikasi tentang Anak!

Foto: Photo by pexels

Sumber:

Deichmann, F., & Ahnert, L. (2021). The terrible twos: How children cope with frustration and tantrums and the effect of maternal and paternal behaviors. Infancy, 26(3), 469-493.

Ely, R., & Gleason, J. B. (2006). I'm sorry I said that: Apologies in young children's discourse. Journal of Child Language, 33(3), 599-620.

Markham, L. (2017). How (and When) to Apologize to Your Child. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/peaceful-parents-happy-kids/201706/how-and-when-apologize-your-child.

https://sdmommyandme.com/milestone-blog/the-lower-brain/attachment/brain-drawling/

Ditinjau oleh:

Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog 

Lulus sebagai valedictorian dengan IPK tertinggi baik dari gelar sarjana maupun magister. Dia juga memegang gelar Master of Arts dalam Psikologi-Pengembangan dari Columbia University, New York.

Artikel Terkait

Lihat Semua