minum-susu-saat-diare

Minum Susu saat Diare, Boleh atau Dilarang?

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Jennie Dianita, Sp.A

Diare merupakan penyakit yang dialami seseorang ketika frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya dengan keadaan tinja yang lebih cair. Kondisi diare biasanya berlangsung kurang dari seminggu. 

Dilansir World Health Organization, diare pada anak termasuk dalam salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang.

Dalam kondisi ini, AyBun perlu mengontrol asupan makanan dan minuman saat diare perlu diperhatikan agar tidak memperparah kondisi tubuh saat diare. Lalu apakah boleh minum susu saat diare? Simak penjelasannya di bawah ini.

Penyebab Diare Akut pada Anak

Diare pada anak terjadi karena beberapa penyebab, AyBun. Mulai dari infeksi, intoleransi, hingga penggunaan antibiotik pada anak dan beberapa penyebab lainnya.

1. Bakteri

Bakteri merupakan salah satu penyebab diare pada anak dengan kondisi sakit perut hebat, buang air besar dalam frekuensi yang sering, hingga demam tinggi. Ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare:

  • Escherichia coli, makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri ini akan menyebabkan diare, biasanya bakteri ini terdapat di mentimun, keju, bayam, produk susu, hingga daging sapi.
  • Shigella spp, bakteri ini dapat menyebabkan kram perut, diare cair, dan demam jika tak sengaja masuk ke dalam mulut. Shigella spp biasanya hadir di lingkungan yang memiliki sanitasi buruk dan di tempat umum. Usahakan anak tidak sembarangan untuk memegang benda yang kotor.
  • Salmonella spp, terdapat di saluran usus hewan yang ditularkan ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Bakteri ini juga sering muncul pada makanan yang tidak dimasak secara sempurna.
  • Vibrio cholerae, jika terinfeksi bakteri ini, feses akan berbentuk sangat cair hingga 1L per jam, tidak berwarna, dan berlendir. Bakteri ini biasanya terdapat dalam makanan laut, sayur, buah, dan biji-bijian. Usahakan untuk memakan hidangan yang fresh dan bersih, ya!

2. Virus

Pada usia 3-24 bulan, rotavirus menjadi salah satu penyebab diare pada anak. Infeksi virus ini dapat menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak terutama di tempat yang memiliki sanitasi yang buruk.

Rotavirus merupakan salah satu virus penyebab diare yang penularannya melalui fecal-oral, yakni feses penderita yang tidak sengaja masuk ke mulut orang yang sehat. Virus ini dapat mengontaminasi air, makanan, dan minuman anak. 

Agar si kecil tak terkena rotavirus, usahakan untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan mencuci tangan, ya!

3. Parasit

Parasit seperti giardia lamblia dan entamoeba histolytica dapat menjadi penyebab diare pada anak. 

giardia lamblia kerap kali hadir melalui makanan yang terkontaminasi secara fekal-oral, sedangkan entamoeba histolytica hadir saat infeksi parasit tersebut terkena kontak makanan atau air secara langsung.

Bagaimana Cara Mengatasi Diare pada Anak

Diare akut terjadi saat frekuensi BAB lebih sering (>3 kali/hari) dan konsistensi tinja lebih cair dari biasanya yang berlangsung <14 hari yang diakibatkan Infeksi virus dan paling sering ditemui pada anak balita. Lalu bagaimana cara menanganinya?

Langkah awal menangani diare akut pada anak:

  1. Berikan cairan oralit guna mencegah/mengatasi dehidrasi,
  2. Berikan tablet zinc 10 hari berturut-turut,
  3. Lanjutkan pemberian makanan kaya nutrisi, termasuk susu selama diare tetap dilanjutkan.

Anak diare tetap boleh minum susu dengan takaran biasa dan tidak perlu diencerkan. Studi menunjukkan susu yang diencerkan tidak membuat frekuensi diare berkurang bahkan berisiko menyebabkan anak kekurangan nutrisi. Beberapa kasus diare akut dapat disebabkan oleh intoleransi laktosa, dengan tanda:

  • Diare cair dan berbau asam
  • Sering buang angin, kembung, nyeri perut
  • Sekitar anus kemerahan

Bila terjadi hal-hal di atas perlu konsultasi ke dokter untuk pertimbangan penggantian susu dan segera bawa anak ke fasilitas kesehatan jika:

  • Usia <6 bulan
  • Diare lebih dari 3 hari
  • Tinja berdarah
  • Ada tanda dehidrasi seperti pucat, mata cekung, rewel, lemas, tangan dan kaki dingin 
  • Penurunan kesadaran

Apakah Anak Boleh Minum Susu saat Diare?

Memberikan makanan dan minuman yang tepat sangat penting selama diare berlangsung. Pada jurnal Pediatrics yang diterbitkan pada tahun 1996, para peneliti menemukan bahwa memberikan susu dalam jumlah yang sedang tidak memberikan dampak buruk pada anak yang mengalami diare.

Dilansir IDAI, mempuasakan anak yang sedang menderita diare hanya akan memperpanjang durasi diare. Pemberian air susu ibu dapat diberikan secara rutin.

Namun, pada bayi yang telah meminum susu formula, AyBun bisa memberikan susu tanpa laktosa jika anak mengalami diare karena intoleransi laktosa berat dan diarenya bertambah saat diberikan susu tersebut.

Intoleransi laktosa ini biasanya terjadi dalam satu minggu dan akan normal ketika epitel mukosa usus mengalami regenerasi. Setelah itu, AyBun bisa memberikan susu yang biasa dikonsumsi oleh bayi.

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai minum susu saat diare pada anak. Pemberian ASI dapat diberikan secara rutin, tetapi jika terjadi intoleransi laktosa, AyBun dapat memberikan susu bebas laktosa hingga diare sembuh.

Usahakan untuk menjaga kebersihan lingkungan agar anak tidak terpapar virus, bakteri, hingga parasit penyebab diare.

Foto: Pexels.com

Sumber: 

MacGillivray S, Fahey T, McGuire W. Lactose avoidance for young children with acute diarrhoea (review). Cochrane Database Syst Rev. 2013;2013:CD005433.

https://www.uptodate.com/contents/acute-diarrhea-in-children-beyond-the-basics

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak

Sumber:

Sumber: 

MacGillivray S, Fahey T, McGuire W. Lactose avoidance for young children with acute diarrhoea (review). Cochrane Database Syst Rev. 2013;2013:CD005433.

https://www.uptodate.com/contents/acute-diarrhea-in-children-beyond-the-basics

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
Foto: Pexels.com

Ditinjau oleh:

dr. Jennie Dianita, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua